Ada yang bilang
Di umur segini mesti udah begini begitu begini
Biar mumpuni udah bisa lulus sekolah nyari bini
Kerja kantoran punya gaji buat ngasih makan anak istri
Lalu ada yang bilang
Di umur segitu bukan jadi tolak ukur buat berbuat ini itu
Lu lu gue gue kita jalan sesuai tempo yang kita tuju
Urusan udah apa - mau gimana, biar Tuhan yang penentu
Orang berlomba-lomba
Aku pada ritmeku, bukan mengalah, tapi juga bukan serakah
Orang-orang menyaksikan, sesekali menertawakan
Padahal toh benar salahnya Aku juga yang paling duluan merasakan
Kalau ada yang baik-baik semuanya juga titipan
Yang salah biar aku yang jadikan pelajaran
Bungkam
Biarkan mereka tetap menonton pertandingan
Satu pandangan sorot tajam pada angan pengharapan
Aku jalan sendiri dengan pintaku berangan-angan
Segalanya punyaku
Pribadiku tanggungjawabku
Biar kudaki tanjakan dan jurang curam perlahan-lahan
Sesekali aku sendiri menginjak gas tanpa sabuk pengaman
Pada waktuku sendiri, aku mengantarkan keyakinan pada tujuan
some may comment, some may give compliment,
ReplyDeletesome may pretend, some may resent,
and some may give you the hard time to comprehend.
it is yours duty to stay the same,
know where you stand
and focus on your aim and plan
such a poetry you make, it's divine.