Internship in Eisai Indonesia, DAMN! How Lucky I am!

For me, Internship Program in PT Eisai Indonesia by The DEC Project Managers Meeting and BELKAGA Event is a really one of my greatest experience ever. The way we meet, discuss, and initiate many ideas for better Indonesian Future in social health. By this experience I learn how to maintain a big project into local level, directly visit to the company and finalized the ideas by share and discussion with the company leader form Japan and in Indonesia, and also the project managers around the world. Thank you AIESEC! for having me in this project.

DIMAS DIAJENG JOGJA 2019

Paguyuban Dimas Diajeng Jogja adalah rumah untuk mengembangkan potensi diri, tempat di mana kami saling menerima perbedaan, mendukung satu sama lain dan mendedikasikan diri sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata kota Jogja.

Gadjah Mada Menyapa: Serunya Berkeliling Sulawesi Selatan dan Menebar Semangat Kebaikan

Menjadi satu di antara segelintir anak daerah yang bisa mengenyam pendidikan di kampus besar Gadjah Mada membawa tanggungjawab tersendiri untuk berkeinginan berbagi dan menginspirasi mereka adik-adik kami yang lainnya untuk bisa bermimpi dan bercita-cita setinggi-tingginya. Ini pengalaman kami berkeliling Sulawesi Selatan bersama Himpunan Mahasiswa Gadjah Mada Sul-Sel dalam rangkaian Gadjah Mada Menyapa.

Gadjah Mada Muda: Petualanganku sebagai Mahasiswa UGM Berawal di Sini

Menjadi mahasiswa adalah sebuah anugerah karena saya sadar tidak semua dari anak daerah seperti saya bisa mencicipi bangku kuliah, apalagi di salah satu kampus ternama seperti Universitas Gadjah Mada. Dengan momen berharga ini, saya bertekad untuk tidak menyia-nyiakan semua kesempatan yang ada untuk dapat belajar dan membangun potensi yang lebih baik lagi serta menebarkan kebaikan bagi mereka yang membutuhkan melalui dedikasi dan semangat untuk mengabdikan diri. Inilah awal kisahku, Gadjah Mada Muda 2014

MUN: Pengalaman Merepresentasikan Negara di Simulasi Forum PBB

Simulasi Sidang PBB atau Model of United Nations adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat dalam mengasah keterampilan dan kapasitas dalam bernogosiasi, berdiskusi dan beradu argumen untuk lebih peka dan peduli pada isu-isu internasional. Simak bagaimana saya mengikuti Padjadjaran Model United Nations, dan dapatkan tips-trik bagi kamu yang mau mengenal dunia MUN di sini.

October 22, 2016

September 26, 2016

Menjelang UN General Assembly session- 71st; OBAMA, PUTIN, DAN PERSPEKTIF TERHADAP POLITIK GLOBAL

Bulan September bagi mahasiswa HI harusnya menjadi salah satu momen penting dan tidak boleh dilewatkan. Ada apa gerangan Check this out!

United Nations General Assembly (UNGA), atau Sidang Umum PBB adalah sebuah konferensi pertemuan para pemimpin negara dunia di bawah kerja sama PBB, untuk membahas berbagai isu dan draf resolusi penyelesaian berbagai permasalahan dunia. UNGA tahun 2016 ini terhuitung sebagai sesi ke-71 dan sebentar lagi akan diadakan. Direncanakan acara ini akan dihelat pada tanggal 13 Oktober 2016 di UN Headquarters, New York, Amerika Serikat.

Barrack Obama dalam sambutannya di pembukaan Sidang Umum PBB tahun lalu. (sumber: https://medium.com/@WhiteHouse/president-obama-addresses-the-71st-united-nations-general-assembly-e08ac0a7b5c2)

Dalam sejarah panjang politik dunia berjalan dalam peradaban manusia, tidak dapat dipungkiri bahwa perspektif atau cara pandang manusia sangat besaar dalam emmengaruhi sikapnya dalam berinteraksi dengan pihak atau sistem negara lainnya. Hal ini berkaitan erat dengan melihat bagaimana pandangan terhadap politik dunia, atau World View sangat berpengaruh terhadap tindakan suatu negara dalam berinteraksi dan berhubungan dengan negara lainnya. menjelang dihelatnya kembali Sidang Umum PBB yang tahun ini memasuki sesi ke-71, berikut sedikit gambaran kebali melihat bagaimana situasi politik dunia yang dapat diamatai dari penyampaian pidato yang disampaikan oleh pemimpin-pemimpin negara yang hadir dan lebih spesifik lagi yakni pidato dari dua pemimpin negara besar yang saling berseberangan dalam ideologi politiknya, Barrack Husein Obama dan Vladimir Putin. 
Barrack Obama dan Vladimir Putin adalah pemimpin dari dua negara adidaya yang saling berseberangan, Amerika Serikat dan Rusia. Kedua negara ini memiliki pandangan yang sangat berbeda dalam melihat hubungan internasional yang terjadi dalam politik global dan hal ini dapat dilihat lebih dekat dalam perilaku, pemikiran hingga pernyataan yang ditunjukkan kepada publik. Perbedaan ideologi dan persepsi terhadap politik global dari keduanya secara jelas terlihat sangat bertolak belakang, salah satunya dapat dilihat melalui pidato keduanya dalam Sidang Majelis Umum PBB 28 September 2015 yang dilaporkan oleh Erik Vouten.
Dari laporan sekaligus review yang disusun oleh Voeten yang berjudul Putin and Obama  Clash Over International Relations Theory, momentum sidang majelis Umum PBB tersebut digunakan kedua tokoh, baik Putin maupun Obama untuk berpidato dan menyampaikan gagasannya terkaitan peta politik dunia dalam perspektif negara masing-masing. Menariknya, ulasan Voeten dalam tulisan ini sangat mengundang prhatian lebih jauh karena mencoba menganalisis lebih jauh bagaimana pandangan politik kedua pemimpin negara ini mewakili perspektif dan ideologi politik yang dianut oleh masing-masing negaranya.
            Pandangan atau worldview yang lebih bersifat liberal ditunjukkan oleh presiden Obama, dilihat dari bagaimana visi Amerika Serikat yang digambarkan yakni untuk menyebarkan nilai-nilai dasar atau basic virtues liberalisme melalui politik luar negeri. Pidato Obama menyatakan bahwa negara sudah seharusnya mengaahrgai PBB dengan tanggungjawab dan loyalitasnya mampu diandalkan menjadi pusat dari tatanan liberal, terlebih dengan potensi semakin diperkuatnya penghormatan pada hukum internasional, HAM, serta demokrasi melalui legitimasi terhadap PBB yang dibangun oleh seluruh negara di dunia. Dalam pidato tersebut presiden Obama juga mengulas bagaimana PBB sebagai sebuah organiasasi internasional telah abnyak terlibat dalam berbagai upaya penyeelsaian konflik dan permasalahan-permasalahan internasional dan mendorong interaksi kerj sama antar negara dan pengembangan bidang ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dunia dan mengurangi persentase masyarakat miskin dan pengangguran secara global.
Jika dianalisis lebih jauh, penyataan-pernyataaan yang disampaikan Obama dapat dilihat sebagai sebuah bentuk optimisme yang kuat dalam meyakini peranan PBB sebagai organisasi internasional cukup besar dalam penyelesaian konflik internasional. Hal ini sangat dengan bagiamana perspektif liberal sebagai wordview terhadap politik global yang membangun asumsi bahwa negara sejatinya memiliki potensi untuk membangun perdamaian universal dengan cara-cara kerja sama, mengutamakan hubungan baik dan diplomasi, penghormatan terhadap hukum-hukum internasional yang disepakati bersama, dan juga mengutamakan Hak Asasi Manusia dan kebebasan manusia sebagai bagian dari kemerdekaan yang dimilikinya. Sebagaimana yang diketahui bersama, kebutuhan masyarakat global yang terus berkembang secara dinamis mendorong interaksi antar negara kian intens dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan yang muncul. Dalam mengatasi permasalahan yang muncul, negara-negara kemudian mulai membentuk suatu tatanan atau organisasi internasional seperti Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) dan saat ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) yang merupakan wujud kesepakatan untuk membentuk rezim yang mampu menekan kecenderungan dominasi dari negara besar dan sekaligus menghidari tertindasnya negara-negara lainnya.  
Selain membangun optimisme yang kuat terhadap orde internasional yang damai dan menghargai kebebasan, berdirinya presiden Obama dalam menyampaikan pidato tentang nilai-nilai kerja sama, integritas negara dan penghargaan terhadap PBB yang merepresentasikan Amerika Serikat ini juga dapat dilihat sebagai ajang mempertegas kembali tujuan atau cita-cita Amerika untuk menyebarkan nilai-nilai liberal yang dibawanya sejak akhir Perang Dunia II. PBB dijadikan sebagai alat yang tepat untuk mengimplementasikan nilai-nilai kerja sama, kebebasan, penghargaan terhadap Ham, dan konsep-konsep pemikiran dasar liberal lainnya yang dipercaya oleh Amerika.
Meskipun semangat untuk menciptakan perdamaian itu cukup besar, terlepas dari berbagai intervensi dan keterlibatan yang dilakukan oleh organisasi internasional PBB dalam menyelesaikan berbagai konflik internasional, tidak dapat dipungkiri hingga saat ini banyak pihak yang masih meragukan kefektifan dari eksistensi organisasi internasional mengingat perang dan konflik-konflik internasional hingga saat ini masih saja terjadi.  Presiden Putin menyatakan secara jelas dalam pernyataannya bagiamana sikap Amerika Serikat melalui berbagai intervensi yang dilakukannya adalah bentuk dari arogansi. Menurutnya, fungsi dari PBB dalam urusan hubungan internasional saat ini bukan untuk mencampuri konflik-konflik domestik yang terjadi karena hal tersebut jelas telah jauh merendahkan kedaulatan negara lain.  Serangan militer dan perang sipil misalnya yang saat ini masih terjadi di Sudan Sulatan dan Suriah yang banyak menyita perhatian PBB baik secara moril maupun materil demi terselesaikannya permasalahan ini dengan segera. Belum lagi konflik yang tercipta di Ukraina atau potensi konflik yang muncul dari ketegangan dalam isu perebutan kekuasaan Laut China Selatan, dan yang tak kalah kompleksnya yaitu ancaman terorisme yang sedang dihadapai oleh hampir seluruh negara-negara di dunia saat ini. Permasalahan-permasalahan ini jika dilihat tentunya kian menunjukkan bagaimana intervensi Amerika Serikat yang dalam tujuan menjaga perdamaian dunia dan menyelesaikan konflik yang terjadi justru memicu konflik berembang menjadi lebih besar dan bahkan memantik kian memanasnya hubungan antar negara.

Oleh sebab itu pokok utama perspektif sebagaimana yang dapat ditangkap dari pidato presiden Putin adalah pemahaman terhadap politik dunia yang lebih menggunakan kaca mata realis bahwa sudah seharusnya tanggungjawab PBB diarahkan lebih besar terhadap penyelesaian masalah-masalah yang lebih krusial dan universal yang dihadapi oleh semua negara seperti perang dan isu terorisme dengan memprioritaskan kedaulatan masing-masing negara sebagai prioritas utama di atas segalanya. PBB tidak dibentuk untuk menyamakan posisi dan kekuatan seluruh negara yang memutuskan menjadi anggota PBB, namun menurut Putin forum ini harusnya dimanfaatkan bagi negara-negara untuk membangun aliansi dan melawan ancaman musuh bersama yang dihadapi dan menjunjung tinggi kedaulatan yang dimiliki setiap negara.
Kurang lebih kedua negara baik Amerika Serikat maupun Rusia memiliki ideologi dan perspektif yang berbeda dalam melihat politik global. Hal ini tentunya menarik dalam memunculkan bebagai dinamika dalam hubungan internasional dan berbagai interaksi yang terjadi. Di tahun ini perhelatan Sidang umum PBB akan kembali digelar. Maka mari kita nantikan bagaimana jalannya sidang PBB berlangsung, dan tentunya mari kita simak dan analisis berbagai konten materi pidato yang akan dibawakan oleh masing-masing pemimpin negara. Tidak hanya Obama dan Putin, besok kita nampaknya juga harus melihat bagaimana presiden Jokowi berdiri di hadapan sidang, dan kira-kira materi apa yang akan disampaikannya di hadapan seluruh pemimpin negara dunia.  

Internship in Eisai Indonesia, DAMN! How Lucky I am!


For me, Internship Program in PT Eisai Indonesia is one of the most valuable experience ever. Thank you AIESEC for this opportunity.


Hola! My name is Farid Ali Syahbana, I am part of AIESEC Indonesia from Local Chapter Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.




During my participation in AIESEC, I was actively join in many project and program that initiated to elaborate our skill and potential as young generation. Our big vision that to fulfill humankind potential and more contribution for better future. 

One of very memorable experience for me during join AIESEC is the Eisai Project, a short internship program held in collaboration with PT Eisai Indonesia that invited 3 chosen medical students to come to PT Eisai Indonesia, to learn, discuss and participate more as member of company. 

With 3 medical students of Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, they are; Toni Febriyanto,  Sania Rifa Zaharadina, and Maria Seraphine, I was invited as chosen participant to join the program called Eisai Project. This is a Short Internship Program held by AISEC youth organization in partnership with PT. Eisai Indonesia to join and becoming corporate member of PT Eisai Indonesia during five days. The internship program intensively dedicated to introduce PT Eisai Indonesia among medical students and their roles in Lymphatic Filariasis desease in indonesia. The main agenda of the short internship is to give professional experience to the chose participants about healthy life and disease medication and prevention, with core activities that are Eisai Diethylcarbamazine (DEC) Project Managers Meeting, Factory Visit and BELKAGA (Bulan Eliminasi Kaki Gajah) Event. 

So many interesting things during the 5 days of the short internship program by story below. Let's check this Out!


As a Coordinator staff of Internship Human Resources in Department of Outgoing Global Internship Program AIESEC UGM, it was an honor to deliver our services to become a hub for young talent to reach their future dreams by professional experience. Eisai Project is one of our collaboration program to give opportunity for 3 chosen medical students to join the short internship program and directly in touch with specific issue of Lymphatic Filariasis disease in Indonesia. 

For me, this program is a really interesting yet a challenging one. As a Social and Political Science student, who majoring International Relations, my academical background is not covering such the medical science to discuss about certain disease in front of people. Even more when its about discuss the Lymphatic Filariasis and DEC medicines, which is the main topic in this program. 

But its not a big deal, when I know that PT Eisai as our partner in this program have prepared a great event named Eisai Project Managers Meeting that invited all the project managers from all around the world to discuss, share and learn. What a great opportunity for me to enlarge my network and got a such very special experience from this program. 

It was an honor for me as an AIESEC member to join with the project managers. Not only because they was very kind with us, when even they know we are just a student, they also can be a very good mentor, that give us so many insights and knowledge during our participation along the agenda for five days.  

That’s why we're becoming close each other and  bring the joyful for every single moment during the days of this our short internship program. 

September 29th: Introduction in PT Eisai Indonesia Central Office


Our first day: around nine o'clock in the morning, I and three of UGM medical students; Sania, Sera and Toni just arrived in Jakarta and directly attend the preparation of this managers meeting on September 29th. Sania, Sera and Toni were passed our selection process during last month to eligible to become participant for this program. 

As the first day, we got company orientation session to know more about Eisai company profile, the philosophy of the company delivered by president director of PTEI, Mrs. Diena Tjiptadi and Project committe Ms Risa Kamata.  

What I found a really interesting from Eisai company was about the background of its philosophy it self. Eisai was an unique pharmaceutical company compared to other companies because of its philosophy that was human health care or HHC. The meaning was “We give our first thoughts to patients and their families, and to increasing the benefits health care provides.” I think it is more than a dedication by the human value; they put the patients and their families as the top priority rather than the business activities.

Further more, the introduction meeting in this first day also conducted us to got got the explanation about how Eisai’s support for LF elimination program by their projects general introduction, watched video about Eisai participant in DEC project, drug regulatory and code of conduct in Indonesia. Further more, they also well spoken to tell us about Japan social and culture, the country where the Eisai company originated, as well both of our mentors of the day; Ms. Risa Kamata, and Mr. Kentaro Nagane.

September 30th: Knowing LF Disease and Project Managers Meeting
Proceed to the second day on September 30th, the meeting of DEC Project Manager officially started and in this meeting I face so many new faces which came from different country. They were came to representing their Eisai Company in their country and also presenting how their DEC project run before, and how the progress. The meeting started at 9 am. It held in a middle sized room with many new faces I’ve seen presenting their own country. They were friendly and with an open hearted approached the students first. We feel like an important guest there.


They gave us their business card before introduced themselves to us. And then we separated into 2 big groups with each are consist of 8 persons to got the orientation first. After that, we had an ice breaking before start the formal meeting, Mrs. Risa who bring the game coming into the panel was called it “Traffic Jam” game. 

This game taught me quite lot of things. First,  I learned about team work. Because we are divided into two big group so everyone had to discuss and work together to get the solution of the problems. Second, I learned about respecting others. Everyone had their opinion, so we couldn’t be selfish. We had to hear other opinion and discuss it together to achieve our goal. Third, enjoying the process and never hear what people said. Because the opposite team were very rarely sounding too loud and cheers shown like won the game, that’s make my group become stressed more. 

But really happy and proud that we can handle the problems calmly by together, we solved the problems, and we show the final answer of solution with really smooth just only by one trial. Of course it is an awesome since the opposite team cann’t finish the challenge until three times trial. After had fun with the game, the next agenda was presentation about hhc and SECI model.

I just realized that it turns out the previous game which we played before became a model of how SECI method is executed. From the presentation, another thing that made me interested was about the value of Eisai Company. “Eisai’s objectives values was not only to get profit, sales, costs but more likely to get patient’s satisfaction because when patients satisfied, then the profit will follow automatically” that’s how Mr. Takayama San explain to us about how Eisai philosophy run until now a days.

After that, the agenda move to presentation from manager of DEC project in each country. I was looking forward to see each manager’s presentation. The presentation was about how the projects of DEC medicine has been run until this year, how the activities done in each country, and how long result of their project, challenges that they had while doing DEC project as well as the participant could give comment or ask question about the presentation. It’s really nice to see this global partnership and knowing that every country work together to eliminate lymphatic filariasis by 2020 as our common target. 

In addition: We also had some fun at night when we gathered and ate our dinner together with some old Japanese music and good food. yummy :)

October 1st: Socialization with LF patients in Bogor Factory, and Join BELKAGA event


The next day, we went to Bogor factory by bus. On the way to Bogor factory we sat by our group in the bus to discuss three questions given which asking about the summarize of what the meeting material in the 2nd day talking about.


The discussion talking about what is HHC philosophy, why do we need to socialize with patients, and why is the target patient. How lucky that I have the great team members, Mr. Fabian Gusovsky and Mrs. Valerie Ann L. Valeza. 

We discussed the answers very nice and approximately after one hour we arrived at Bogor factory. From green environment of Eisai Bogor factory, I could see that this factory had a good quality management for its surrounding environment. The factory was very comply and commit to keep the place safety and healthy for every single person of their guests. High quality standard of health and cleanliness is a must and even become their top priority in this company. This shown from whole days during our activities there, cleanliness of transportation, temperature check, and so on to ensure all of us in a good and health enough to enter the factory. In the factory hall, we met with two of the LF patients, and they share to us about their stories and personal life related to the disease. 

We had a dialogue with the Lymphatic Filariasis (LF) patients, they shared their feelings and thought, their hope and maybe what the needs that we and company can provide. The discussion running smoothly, where we could ask freely about their life, how come the got the disease, and try to express our willingness to help them. Sharing session with the LF patients is one of enjoyable moment for me, when I can hear their struggles, how hard the survived, and how inspiring their willingness to recover from the disease. 



During the discussion, we have two translators to help us to communicate inter-language; English, Bahasa Indonesia, and the local language (Sundanese). The discussion was very insightful, that we can know deeper about the Lymphatic Filariasis disease, the patients background, their process to heal until their inspiring story to got recovery soon.

After hear and learn directly with the LF patients, we are moving to the center of the city to join one of the biggest event in the year, Bulan Eliminasi Kaki Gajah (BELKAGA) - Lymphatic Filariasis Elimination Month, that is a very first experience to join such this event. Before joining this program I didn’t even know that there was the event called Belkaga in Indonesia. Maybe because Yogyakarta was non endemic district of LF in Indonesia, and also minimum awareness of the issues that still exist in the middle of our society even until nowadays.

This event is an official event dedicated to commemorate the urgency of LF treatment and elimination. In order to achieve WHO Global Goal to eliminate LF as a global public-health problem by 2020, Ministry of Health of Indonesia in partnership with Eisai held this Mass Drug Administration event. In this Belkaga event, people got free medication to consume pills that consist of Albendazole and DEC (Diethylcarbamazine Citrate), the most effective medication to consume to avoid the contamination of LF viruses in human body. To eliminate LF disease, the medication needs to maintain people to consume the pills minimum once in  a year in minimum 5 years to kill the viruses. 

Belkaga event that centered in Bogor was very crowded and high enthusiast form citizen around. The participants in this event started from elementary students to adult. 

At the end of the day, we close the activites by having dinner together. In the middle of Dinner, one of our team initiate to have such a special tradition from Japan: we close the dinner with Japanese way and yelling Yoo’o! while clap our hands once.  So enjoyable dinner, and I feel so recharge after a long tiring day.

October 2ndFinal Workshop with WHO, MoH, and RTI to solve the LF Disease






In this our 2nd meeting (as the last day of our Project Meeting) in the Pullman Hotel, Central Jakarta, we discussed everything about how to get our target that eliminate the LF disease by 2020.

To support our knowledge about the dinamic of LF disease, we were met with some speciall guests. They are the representative from WHO, NGO, and Ministry of Health that really concern about LF in Indonesia. We made a map showing the feeling of the patient we met yesterday and then put idea on how to made a change for them. Like how to increase the awareness of their surrounding, how to decrease the morbidity, and how to make them feel accepted by their society again. There were many process of action plan map before we could reach the conclusion about what the action we need to take. 

We discussed with WHO, NGO and Ministry of Health about our idea, they added and also gave many new knowledge to us about LF. How lucky I am that I have Mr. Fabian and Mrs. Li Ann as a really fabulous team members. Both of them are really smart and kind, they can share their idea to me and they give me a chance to also contribute my idea and even a golden chance to show our idea as together in front of the panel of meeting. 

That’s why I feel so excited. Our idea became the most outstanding idea and became the best among others. I learned a lot of things at this great meeting than I can understood about LF disease, how to face it, what we can do, how the patients feel, and also how the doctor and scientist workhard to solve it.



October 3rd: AIESEC Internship Action Plan and Wrap Up


At the last day, we invited to the Sentral Senayan II, National Head Quarter of PT Eisai Indonesia.  At the Fifth day, we met Mrs. Risa San, Mr.Takayama San, Mr. Kentaro San, Mrs. Grace, and Mrs. Jenny for our last day. We discuss for evaluation of our  participation during the project activities, how it feels, whats our opinion and elaborate our ideas to join and support the project of eliminating the LF disease by 2020. It was so interesting because we got a special chance to share and discuss our highlighted moment during this event and which part does memorable to share. 

They listen to our opinion, asking the follow up questions, and even they appreciated the ideas coming by wrote it all in a proper book notes. We discussed about our next agenda, our idea, what we can do next for further contribution on our big agenda of LF elimination by 2020. I feel so honor they served us very professional. After the last meeting, we got lunch together, then got our back flight schedule at 1 p.m.

Those are our fantastic experience during the five days during our participation in Short Internship Program with PT. Eisai Indonesia. 

Over all, I really appreciate PT Eisai Indonesia that have been invited us and give us the opportunity to join in this program. I was very impressed with how the company has been treat us very well and professional yet still very fun and enjoyable. It’s also an honor for me to know more such a great company, PT. Eisai Indonesia, join the big agenda of  Project Managers meeting, and participate in the whole discussion along the program. 

We wish we got such a memorable experience from this, and of course execute our project plan for real contribution form us to succed the agenda to eliminate the LF disease for Indonesia, Indonesia free from LF by 2020, we can do it!

Eksistensi Paham Islam Nusantara dan Pengaruhnya terhadap Keutuhan NKRI


Image result for islam nusantaraIndonesia, sebagaimana yang telah dikenal sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu merupakan sebuah entitas kebangsaan yang sangat multikultural dengan jumlah etnis dan kebudayaan yang banyak dan beragam. Tidak hanya dengan jumlah masyarakat yang besar, Indonesia secara historis juga dikenal sejak dulu sebagai satu bangsa yang cukup kuat dengan wilayah teritorinya yang luas. Oleh sebab itu maka tak heran jika sejarah mencatat begitu banyak negara-negara koloni yang saling berebut untuk menguasai wilayah ini. Lebih jauh lagi menelisik sejarah Indonesia, maka diketahui bahwa Indonesia beberapa abad yang lalu merupakan satu kesatuan bangsa yang jauh lebih kuat yang lebih dikenal dengan sebutan Nusantara. Meliputi wilayah-wilayah Asia bagian tenggara termasuk Filipina, semenanjung Asia Tenggara sampai daratan Malaysia dan termasuk kepulauan Indonesia saat ini merupakan wilayah otoritas sebuah kebangsaan yang kuat yang dikenal ssebagai entitas Nusantara. Dengan mengangkat keistimewaan pluralitas sebagai hal yang sangat unik dan istimewa, entitas kebangsaan ini kemudian terus mengalami dinamika revolusi namun sangat kuat untuk berpegang teguh dalam menjunjung perbedaan dalam satu kesatuan. Oleh sebab itulah maka hingga saat ini entitas Nusantara atau yang kini dikenal dengan nama Indonesia masih berpegang teguh pada semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya nilai berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini pada dasarnya memiliki makna dan tujuan untuk berusaha mengakarkan rasa solidaritas dan rasa persatuan yang cenderung “imajiner” sebagai bagian dari kesatuan Indonesia.
Menjadi menarik dalam membahas lebih lanjut bagaimana kondisi keberagaman komposisi masyarakat Indonesia menghadapi tantangan dinamika sosial dan evolusi dari berbagai bentuk ancaman seperti gerakan-gerakan separatis, diskriminasi kaum minoritas, perbedaan derajat dalam pergaulan dan lingkungan sosial, dan masalah-masalah sosial lainnya yang menyangkut perbedaan latar belakang personal. Agama, sebagai salah satu perbedaan yang sangat sensitif tidak jarang menjadi pemicu dan penyebab utama munculnya pergolakan permasalahan-permasalahan tersebut menjadi lebih besar. Agama mayoritas yangmengalami pergeseran dan pergantian dari hindu ke budha dan kemudian ke Islam menjadi faktor penting alasan mengapa indikator agama menjadi sebuah sentimen dalam pergaulan masyarakat di Indonesia. Hal itu pula yang juga kemudian diduga menjadi main trigger dari munculnya berbagai gerakan-gerakan separatis dan tindakan diskriminasi blatarbelakang keagamaan. Hal ini tentunya merupakan sesuatu yang rasional mengingat faktor agama berbicara mengenai kepercayaan dan cenderung menjadi prinsip dan ideologi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Itulah mengapa sedikit saja sentimen yang menyaangkut keagamaan ini terangkat di lingkungan sosial maka sangat rentan memicu terjadinya gesekan sosial dan konflik yang lebih besar dan berkepanjangan.
Dalam upaya menjaga kesatuan wilayah dan rasa solidaritas kebangsaan Indonesia maka sudah seharusnya berbagai tantangan ini dipikirkan oleh banyak pihak dan segera diberikan solusi yang efektif guna mencegah terjadinya perpecahan dan konflik yang berkepanjangan. Salah satunya adalah dengan kemudian menanamkan rasa solidaritas itu sendiri kepada tiap individu masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Penanaman nilai-nilai kesatuan ini bahkan ditanamkan ke masyarakat sosial sejak usia belia/kanak-kanak, remaja hingga orang tua. Hal ini guna mengakarkan rasa solidaritas dan nilai-nilai persatuan dalam satu identitas kebangsaan Indonesia, termasuk menjadikan perbedaan yang ada (termasuk perbedaan agama) sebagai sebuah keunikan; keistimewaan dan bukan menjadi penghalang terhadap terwujudnya perdamaian dan ketentraman di lingkungan masyarakat. Masyarakat Indonesia yang dihadapkan dengan keadaan yang plural diharapkan dapat saling menghargaai dan menghormati perbedaan satu sama lain demi terwujudnya perdamaian dan perasaan saling menghormati satu sama lain. 
Dari gagasan inilah kemudian berangkat sebuah pemikiran tentang Islam Nusantara, sebuah sudut pandang yang diklaim sebagai pembawa perdamaian bagi bangsa Indonesia utamanya pagi pemeluk agama Islam, agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dengan nilai utamanya adalah mengangkat kesatuan dan persatuan masyarakat Indonesia melalui rasa menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan, termasuk perbedaan agama demi terwujudnya masyarakat yang harmonis dan saling menghormati antar umat beragama. Pada dasarnya konsepsi Islam Nusantara hingga saat ini menjadi sebuah perdebatan serius yang menghadapkan dua perspektif besar; Islam universal dengan Islam yang lebih konvensional dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran Islam yang hakiki.
Pandangan Islam Nusantara berusaha menanamkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat dimplementasikan ke tengah-tengah masyarakat tradisional Indonesia sehingga dalam praktiknya kemudian terjadi peleburan budaya Islam dengan kebudayaan-kebudayaan lokal. Oleh sebab itu pandangan Islam Nusantara memercayai bahwa kedamaian dan ketentraman masyarakat akan lebih mudah dicapai dengan ditumbuhkannya rasa solidaritas masyarakat Indonesia tanpa menjadikan perbedaan agama dan perbedaan-perbedaan lainnya sebagai pemicu permasalahan.
Orang-orang yang mengangkat ide Islam Nusantara ini memegang erat pada kepercayaan bahwa peerbedaan dan perselisihan di kalangan masyarakat Indonesia adalah suatu hal yang krusial. Olehnya itu, solusi terhadap ancaman perpecahan dan gangguan ketentraman masyarakat menjadi seuatu yang mendesak untuk diperhatikan secara serius. Ciri khas islam nusantara adalah pandangan agama Islam yang melebur dengan kebudayaan dan perspektif lokal sehingga masyarakat mampu memadukan kebudayaan lokalnya dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuannya tentu sebuah hal yang mulia, bagaimana nilai-nilai keislaman mampu diimplementasikan dengan lebih fleksibel terhadap kelompok masyarakat tradisional.
Hal yang menjadikan Islam Nusantara ini kontroversial di tengah masyarakat adalah karena pendapat kelompok sebagian orang yang menilai bahwa konsepsi Islam Nusantara jelas tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang semestinya dimana Islam yang dileburkan dengan kebudayaan lokal tradisional itu artinya sama halnya mencampur-adukkan antara kebenaran dan kebathilan. Hal ini sebagaimana yang tercantum di dalam QS al-Baqarah [2]: 42 "Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui beliau berkata, “Allah melarang orang Yahudi mencampuradukkan perkara yang batil dengan yang hak, melarang menyembunyikan yang hak dan menampakkan kebatilan. Allah melarang mereka dua perkara ini. Sebaliknya, Allah memerintah mereka agar menampakkan kebenaran, karena mereka mengetahui yang benar.” Tentu sebuah hal yang perlu dipertanyakan lebih lanjut mengenai bagaimana standarisasi kebathilan (sesuatu yang salah/melenceng dari jalan lurus) itu sendiri ditetapkan oleh kelompok penganut Islam garis keras yang menentang Islam Nusantara yang menjadikannya alasan yang konkret menentang konsepsi Islam Nusantara.
Bahkan di beberapa media, kelompok penentang Islam Nusantara garis keras menyatakan  bahwa Islam Nusantara yang kaya dengan warisan Islam (Islamic legacy) justru akan berpotensi besar menjadi harapan renaisans peradaban Islam global yang akan berakulturasi dengan Tatanan Dunia Baru Ciptaan Dajjal (The New World Order).[2] Merupakan pemikiran yang dangkal dalam melihat Islam Nusantara sebagai suatu aancaman terhadap Islam dan mengaitkannya pada tatanan dunia baru ciptaan Dajjal dan konstruksi negatif sejenis lainnya sebab Islam Nusantara pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan implementasi nilai-nilai Islam ke dalam masyarakat tradisional dan bukan berarti mencampur-adukkan kedua peradaban yang berbeda.
Selama implementasi konsepsi Islam Nusantara diimplementasikan dengan sesuai syariat yang berlaku maka tentunya pemikiran ini bukanlah sesuatu yang keliru sepenuhnya. Terlebih lagi dalam upaya menjaga keutuhan NKRI dari ancaman gerakan separatis dan kelompok-kelompok separatis maka ide atau pemahaman ini menjadi sebuah hal positif yang akan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan rasa menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lain dan tentunya secara langsung maupun tidak langsung dapat menjaga solidaritas keutuhan masyarakat karena mampu mengimplementasikan ajaran agama Islam yang dibaawa serta tetap menghormati kebudayaan lokal yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu maka tentunya hal ini akan berimplikasi positif terhadap solidaritas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri secara universal. Oleh sebab itu hal ini tidak ada salahnya untuk dipertahankan bahkan dikembangkan lebih luas lagi selama hal ini tidak terbukti bertentangan dengan nilai dan ajaran agama Islam itu sendiri.






[1] Opini Jemaat Islam Nusantara(daring), Pengertian Islam Nusantara, September 2015, http://jemaat-islamnusantara.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-islam-nusantara.html diakses 3 Oktober 2015

Pemuda dan Narkoba di Tengah Globalisasi


Di era globalisasi yang serba mendunia, interaksi kehidupan masyarakat menjadi tidak terbatas sehingga arus informasi sangat pesat mengalir dari satu daerah ke daerah lainnya, dari satu negara ke negara lain dan bahkan dari satu benua ke benua yang lain. Dalam derasnya arus informasi dan biasnya batas-batas wilayah negara menyebabkan pola hidup kelompok-kelompok masyarakat menjadi tidak terkontrol dan saling memengaruhi pola hidup kelompok masyarakat lainnya menjadi lebih general sebagai suatu pola hidup masyarakat global. Pola hidup masyarakat kemudian menjadi sangat mudah saling mempengaruhi satu sama lain menciptakan asimilasi budaya sebagai wujud budaya masyarakat global.
Image result for narkobaHal ini jika dipandang dari kacamata positif, maka tentu akan mendatangkan dampak yang sangat baik dimana perilaku-perilaku positif suatu kelompok masyarakat tertentu dapat ditularkan dan menjadi perilaku masyarakat dalam lingkup global. Salah satu contoh yang dapat dibayangkan bersama yakni ketika budaya tepat waktu yang sangat dijunjung di negara-negara Eropa dan Amerika misalnya kemudian mengalami penyebaran sehingga menyentuh kelompok-kelompok masyarakat lainnya di berbagai penjuru dunia dan dalam berbagai lapisan masyarakat sehingga mendatangkan dampak yang positif bagi kedisiplinan masyarakat secara global.
Namun lain lagi halnya ketika dampak yang relatif bermanfaat dari Globalisasi tersebut kemudian justru lebih condong untuk berjalan di sisi yang negatif. Pola hidup masyarakat metropolitan yang penuh dengan gemerlap dunia malam hingga yang berkaitan dengan penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang lainnya kemudian berkembang sangat pesat, menjamur kemana-mana dan berkembang sangat subur utamanya di negara-negara berkembang yang menjadi korban berkembangnya pola hidup negatif masyarakat metropolitan tersebut.
Kemudian bukan suatu hal  yang mengagetkan ketika penyalahgunaan narkoba di dunia semakin hari semakin meningkat tajam. Di Indonesia sendiri, pengguna narkoba hingga Juni 2014 menembus angka 4,2 juta orang berdasarkan laporan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), bapak Anang Iskandar yang dilansir di halaman situs berita Viva News pada tanggal 26 Juni 2014. Data lain dari situs Organisasi Hidayatullah (salah satu organisasi islam di Indonesia) sendiri menunjukkan bahwa empat tahun terakhir telah terungkap sebanyak 108.701 kasus kejahatan narkoba yang ditangani. Dalam kasus itu jumlah tersangkanya mencapai 134.117 orang. Bisa dibayangkan dimana data ini hanyalah hitungan berdasarkan data yang ditemukan oleh BNN saja dimana di luar sana mungkin masih ada kasus yang lebih dari ini.
Lucunya, peredaran narkotika ilegal di masyarakat saat ini telah menjadi rahasia umum di lingkungan masyarakat. Bahkan bukan hal yang mengagetkan lagi bahwa telah ada beberapa kasus penyalahgunaan NAPZA hingga saat ini justru banyak dilakukan oleh pihak-pihak seperti Polisi atau Penjaga Lapas yang semestinya memiliki peranan dalam pemberantasan barang haram tersebut.
Yang paling memprihatinkan dari penyalahgunaan narkoba di indonesia saat ini adalah bannyaknya jumlah remaja dan anak-anak usia belajar yang ikut terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Situs berita news.okezone.com menerangkan bahwa angka pelajar yang menjadi tersangka narkotika di Indonesia yang resmi terdata mencapai 695 orang pelajar. Angka ini tentu masih sebagian dari peredaran obat-obat terlarang di lingkungan pelajar di luar sana yang mungkin bahkan mencapi dua kali lipat dan bahkan berkali-kali lipat dari angka tersebut.
Di Indonesia sendiri, permasalahan NAPZA saat ini sudah dianggap sebagai masalah yang sangat serius karena telah dinilai membawa implikasi negatif pada berbagai aspek kehidupan di masyarakat, utamanya bagi kalangan generasi muda itu sendiri.  Penyalahgunaan NAPZA ini dinilai telah membawa dampak negatif yang sangat besar bukan hanya bagi pelaku penyalahgunaannya saja, melainkan lebih dari itu juga ikut menyebarkan peredaran narkotika yang lebih luas yang dapat merusak mental generasi muda dengan lingkup skala yang lebih besar. Tidak mengenal latar belakang ekonomi dan strata sosial, penyebaran narkoba di kalangan remaja kian marak dan berkembang, hingga sulit dikendalikan. Keseriusan pemerintah Indonesia dalam menghadapi persoalan narkoba ini bahkan dilakukan dengan jalan memberlakukan hukuman mati bagi para pengedar narkoba. Bukan permasalahan yang sederhana, sebab di balik implementasi kebijakan hukum tersebut, Indonesia mendapatkan respon yang keras dari berbagai pihak Internasional yang menentang implementasi hukuman mati tersebut dijalankan. Hal ini membuktikan betapa seriusnya permasalahan narkoba dilihat sebagai bentuk ancaman oleh pihak pemerintah dan terlebih lagi menyadari bahwa penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di Indonesia belum menemui solusi yang jitu dalam menangkal dan mengurangi akses peredaran narkotika di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan data korban akibat permasalahan penyalahgunaan  NAPZA di Indonesia diperkirakan rata-rata telah mencapai 33 orang meninggal dunia dan kerugian materiil mencapai Rp 63,1 triliun untuk setiap harinya.[1] Parahnya adalah dari proyeksi perkiraan total pengguna narkoba di Indonesia tahun 2014 yang mencapai lebih dari 4,2 juta orang, sebanyak 22% darinya berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa.[2] Tentu suatu keprihatinan besar mengetahui betapa mirisnya kondisi sebagian pemuda-pemudi Indonesia tersebut, di mana mereka yang diandalkan sebagai generasi muda penerus bangsa justru terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba dan telah mengancam masa depan dirinya sendiri, lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, hingga masa depan bangsa Indonesia secara universal.
Melihat kondisi ini tentunya kita khususnya sebagai generasi muda Indonesia  tidak boleh tinggal diam dan melepas diri dari tanggungjawab perjuangan melawan peredaran NAPZA yang lebih besar. Jika persoalan ini dibiarkan begitu saja maka dapat dipastikan bahwa generasi muda Indonesia akan lebih banyak lagi terjerumus ke dalam kesalahan yang sama dan pada akhirnya melemahkan kualitas generasi masa depan Indoensia. Tentu tindakan penyelamatan terhadap persoalan narkoba ini sangat dibutuhkan segera demi menghindarkan generasi muda Indonesia dari ancaman bahaya narkoba.  Tindakan penyelamatan ini dapat berupa aksi penanggulangan bagi mereka yang telah menjadi korban serta aksi preventif sebagai pencegahan terhadap penyebarluasan peredaran NAPZA di lingkungan masyarakat.
Sebagai bentuk penanggulangan narkoba, sebagai masyarakat biasa kita dapat memulai dengan membantu proses rehabilitasi keluarga, teman, atau orang-orang di sekitar kita yang telah terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. Orang tua, teman sebaya, dan lingkungan sekitarnya adalah pihak-pihak yang penting untuk berpartisipasi dalam mendorong proses rehabilitasi tersebut berjalan lancar. Selain itu, penanganan permasalahan NAPZA juga dapat dilakukan dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan untuk menghentikan peredaran NAPZA di kalngan remaja. Partisipasi keluarga dan utamanya orang tua dalam mengawasi pergaulan dan lingkungan sosial anak-anaknya adalah hal yang sangat penting dalam menghindari terjerumusnya anak-anak mereka ke dalam dunia narkoba. Sebagai pemuda itu sendiri, kita sudah seharusnya mampu untuk senantiasa menyadarkan diri kita sendiri untuk menjauhi dunia narkoba serta mengisi waktu luang dengan hal-hal positif seperti belajar, berolahraga, bermain musik dan kegiatan-kegiatan lainnya yang mendatangkan manfaat dan menghindarkan diri dari jeratan/ancaman bahaya narkoba. Dengan begini, tanggungjawab menanggulangi persoalan NAPZA di Indonesia tidak lagi sebatas tanggungjawab pemerintah, lembaga Badan Narkotika Nasional, atau pihak-pihak tertentu saja melainkansebagai kewajiban kita bersama ikut berkontribusi bersama-sama mewujudkan generasi muda Indonesia bebas dari narkoba.




[1] Syamsul Anwar Khoemaeni,’BNN Protes Sekjen PBB Terkait Hukuman Mati,Okezone.com News (daring), 26 April 2015, http://news.okezone.com/read/2015/04/26/337/1140346/bnn-protes-sekjen-pbb-terkait-hukuman-mati diakses 11 Oktober 2015
[2] Tryas. ‘22 Persen Pengguna Narkoba Kalangan Pelajar’,Megapolitan Harianterbit.com (daring), 13 September 2014, http://megapolitan.harianterbit.com/megapol/2014/09/13/8219/29/18/22-Persen-Pengguna-Narkoba-Kalangan-Pelajar diakses 11 Oktober 2015

August 20, 2016

Ga Harus Jalan-Jalan, Ini 6 Liburan Asik nan Produktif ala Farid

Udah pada masuk sekolah atau kuliah lagi nih ya? Apa ada yang masih menikmati liburannya yang belum kelar? Tekadang memang liburan yang lama kita nanti-nanti bikin kita malah jadi bingung pas waktu liburannya udah tiba. Bingung mau ngapain, atau mau kemana, dengan siapa, dan banyak hal yang membingungkan bagaimana menghabiskan waktu liburan dengan asik dan mengesankan..

Foto saat liburan bermain snorkeling di Pantai Iboih, Sabang, Aceh

Setelah melalui dunia perkuliahan yang sangat menantang di semester genap yang lalu, pada akhirnya tibalah masa liburan yang cukup ditunggu-tunggu untuk kembali menjadi waktu jeda dari padatnya kegiatan dunia perkuliahan dan memberikan penyegaran pikiran dari berbagai hal problematika kampus hingga kegiatan eksternal organisasi luar kampus yang cukup menyibukkan. Pada periode liburan akhir semester genap 2016 kali ini sebagaimana yang saya agendakan sebelumnya, ada beberapa kegiatan sosial yang telah saya rencanakan sebelumnya untuk saya lakukan sebagai bentuk kegiatan hiburan sekaligus berusaha dapat bermanfaat bagi orang lain. 
Selain sekadar jalan-jalan biasa, berikut ini beberapa kegiatan yang bisa jadi referensi buat kalian mengisi kekosongan libur akhir semester.

1.  Aksi Sosial Bebagi Makanan di Jalan
Sebenarnya ini adalah salah satu kegiatan sosial yang saya lakukan di masa liburan karena kebetulan menjadi sebuah proker di organisasi saya yakni HIMAGAM SULSEL dan merupakan salah satu proker yang dijalankan di bulan suci Ramadhan. Acara HIMAGAMA BERBAGI NASI ini adalah kegiatan sosial kemasyarakatan yang digagas oleh teman-teman anggota Himpunan Mahasiswa Gadjah Mada  Sulawesi Selatan untuk setidaknya ikut memberikan kontribusi kepada masyarakat sekitar kami khususnya bagi mereka yang kurang mampu. 

Acara ini dikemas dalam bentuk pembagian nasi bungkus di waktu sahur ketika jalan-jalan utama maupun gang-gang kecil di sekitaran Kota Jogjakarta diwarnai tukang becak, petugas kebersihan, pengemis dan pemulung yang sedang lewat atau bekerja di waktu tengah malam atau sedang tidur di emperan toko. Niat kami adalah semoga nasi yang kami berikan dapat menjadi santapan sahur bagi mereka yang berniat untuk melaksanakan ibadah puasa maupun menjadi santap malam bagi mereka ynag belum memakan sesuap nasi seharian. Persiapan bahkan kami lakukan sejak sore hari sebelumnya dimana kami berkumpul bersama dan melakukan masak bersama untuk santapan buka puasa bagi kami maupun santapan nasi bungkus sahur yang kami bagikan di jalan.
Suasana persiapan masak untuk makanan bka puasa dan sahur bersama

Suasana persiapan masak untuk makanan buka puasa dan sahur bersama
Nasi kotak yang siap didistribusikan

Distribusi makanan saat mulai dilakukan

2.      Berbagi dan Berinteraksi dengan Mengunjungi Adik Asuh  
Kegiatan ADUHAI (Adik Asuh HI) oleh Korps Mahasiswa Hubungan Internasional (KOMAHI) UGM ini merupakan salah satu kegiatan social work yang dicanangkan oleh teman-teman departeman Sosial Kemasyarakatan KOMAHI UGM.
Departemen ini bekerja sama dengan seluruh mahasiswa HI yang ingin bergabung untuk bersama-sama membantu beberapa anak yang berprestasi namun tidak mampu dalam segi finansial untuk diberikan bantuan baik berupa kebutuhan sehari-hari, keperluan perlengkapan sekolah, alat tulis, hingga bantuan pendampingan belajar bersama. Dalam kegiatan ini, saya berkesempatan untuk mendampingi adik asuh yang bernama Denny

Di sela-sela agenda kegiatan liburan yang cukup padat, saya menyempatkan untuk mendatangi Denny secara langsung bersama beberapa teman untuk kemudian menyalurkan bantuan yang kami siapkan sebelumnya, belajar bersama tentang matri persiapan ujian, dan juga tak lupa saya menyempatkan untuk berdialog bersama dengan orang tuanya.
Foto bersama teman-temana Volunteer ADUHAI, Denny dan Ibu serta adik-adiknya

Suasana menngunjungi rumah Denny didaerah Kricak Kidul, Jalan Magelang

3.      Bersosialisasi dengan Ikut Mempersiapkan Buka Puasa Bersama di Masjid 
Saya yang juga tergabung dalam kepanitiaan Ramadhan di Masjid At-Taubah bersama beebrapa teman-teman yang juga ikut serta menjadi bagian dalam kepanitiaan bulan suci ramadhan di masjid tersebut. Sepanjang bulan suci Ramadhan, kegiatan kami ikut diwarnai dengan aktifitas di masjid untuk menyelenggarakan buka puasa bersama bersama warga masyarakat khususnya jamaah masjid At-Taubah itu sendiri serta masyarakat dan mahasiswa lainnya yang tinggal di sekitar lingkungan masjid dan juga mengundang beberapa organisasi kemahasiswaan di hari-hari tertentu untuk ikut bergabung untuk bersama-sama meramaikan acara buka puasa tersebut. 

Kegiatan ini brlangsung sejak tanggal 1 Ramadhan hingga minggu ketiga. Persiapan dilaksanakan kurang lebih satu minggu sebelumnya dengan membersihkan perlengkapan masjid dan juga perlengkapan makanan yang akan digunakan. Selanjutnya penggalangan danapun juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan untuk memberi makan buka puasa bagi jamaah masjid yang hadir. Kegiatan ini dilakukan setiap hari dan beberapa kali saya menjadi penanggungjawab makanan, dan juga penanggungjawab perlengkapan untuk bekerja sama maupu secara bergantian melaksanakan piket dengan teman-teman lainnya.

Suasana mempersiapkan hidangan buka puasa di masjid At-Taubah LPI
Dokumentasi buka puasa bersama yang sehari-hari dilakukan di LPI selama bulan Ramadhan

4.      Mengembangkan diri dan Ilmu Pengetahuan melalui Kajian Keagamaan dan Diskusi
Tidak hanya melakukan kegiatan sosial, liburan semester kemarin yang juga bertepatan dengan bulan suci Ramadhan membuat nuansa religius yang kental di kota Yogyakarta memberikan kesempatan yang begitu besar untuk meningkatkan pengetahuan keagamaan dengan mengikuti berbagai kegiatan diskusi maupun kajian-kajian islami. Bersama dengan teman-teman Lembaga Pendidikan Insani - Yogyakarta saya ikut serta untuk menimba ilmu bersama. Pada kegiatan kajian dwi-pekanan ini kebetulan sedang diisi oleh salah satu guru besar dari Universitas Gadjah Mada yakni beliau Prof. Drs. Subandi MA, Ph.D yang sudah cukup terkenal sebagai salah satu pakar di bidang filsafat ilmu dan psikologi keislaman. Dalam kegiatan ini ada begitu banyak hal baru yang dapat saya peroleh dan bahkan sebuah pengalaman yang begitu berharga untuk dapat menimba ilmu secara langsung oleh Prof. Subandi.
Dari kegiatan ini saya mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam tentang bagaimana peran agama dalam kehidupan dunia serta lebih memotivasi lagi agar memperkuat nilai-nilai dan pengetahuan keagamaan di samping pengetahuan keduniaan yang saya miliki. Ajang ini juga sekaligus menjadi kesempatan yang sangat berharga untuk ikut serta berdiskusi bersama dengan teman-teman peserta kajian lainnya untuk memperdalam pengetahuan, berbagi informasi bahkan hingga saling memberikan motivasi satu sama lain.
Dokumentasi kegiatan kajian Prof Subando di LPI

5.     Gaul Bareng Bule lewat Aksi Sosial  Projectchild-Dutch Student Visistation in Kali Code Yogyakarta
Selain aktif di kegiatan keagamaan untuk membangun fondasi pengetahuan keagamaan saya, di masa liburan ini pun saya sempat mendaftarkan diri sebagai volunteer untuk project dari NGO Project Child yang menyelenggarakan kegiatan sosial di wilayah Kali Code, Yogyakarta.

Dalam kegiatan tersebut saya bersama peserta volunteer lainnya bertugas untuk mendampingi para siswa-siswi asal Belanda yang mengikuti kegiatan Students Visitation ke Indonesia dan sedang berkunjung ke Yogyakarta. Dalam kegiatan itu kami berinteraksi langsung ke masyarakat dan tugas kami selain ikut berkontribusi dalam program kerja yang disusun sebelumnya, juga dituntut agar mampu menjembatani komunikasi antara para peserta siswa asing dengan masyarakat lokal yanga da di wilayah Kali Code tersebut. 

Adapun dalam program kerja yang kami susun, kegiatan yang kami lakukan antara lain melakukan kegiatan bersih-bersih Kali Code bersama warga masyarakat sekitar, kegiatan bersih-bersih sekolah dan pembenahan perpustakaan, hingga menyelenggarakan farewell party dengan sebuah acara kecil-kecilan bersama antara masyarakat setempat dengan para siswa asing yang datang berkunjung dan menginap di rumah-rumah warga tersebut.





6.      Join Beranikan Diri untuk Aksi Donor Darah
Terakhir, satu kegiatan sederhana yang sempat saya lakukan adalah menjadi peserta pendonor darah secara rutin.  Awalnya kegaiatn donor darah ini lumayan menakutkan tapi lama-kelamaan juga akhirnya membuat saya ketagihan. Saya kemudian mendatangi kantor PMI Kota DIY di Jalan Tegal Gendu, sekitaran Kota Gede Yogakarta. 

Dalam acara ini saya bersama beberapa teman saya ikut menyumbangkan darah yang kemudian dikumpulkan ke pihak Palang Merah dan akan didonasikan kepada mereka yang membutuhkan. Keikutsertaan saya ini juga dilatarbelakangi karena begitu banyaknya informasi yang beredar di sosial media bahwa tingkat kebutuhan akan bantuan darah dalam rumah sakit-rumah sakit yang ada di Jogjakarta masih begitu tinggi sementara sememntara jumlah pendonor tidak begitu signifikan sehingga kerap kali membuat apra keluarga pasien kewalahan untuk mencari pendonor. Olehnya itu dengan partisipasi saya dalam kegiatan ini saya harapkan dapat sedikit membantu kebutuhan akan darah bagi mereka yang membutuhkan dan ikut serta dalam mengkampanyekan kegiatan donor darah bersama dengan teman-teman saya baik teman kuliah hingga teman-teman yang ada dalam satu kegiatan kepanitiaan dan organisasi.



Nah, itu dia sedikit aktivitas random yang bisa jadi inspirasi buat kalian dalam mengisi hari-hari selama liburan. Hmm, selain ide ini kira-kira ada usul kegiatan apa lagi menurut kalian yang asik buat liburan? Coba bantu di kolom komentar yaa✌🏻😁