Internship in Eisai Indonesia, DAMN! How Lucky I am!

For me, Internship Program in PT Eisai Indonesia by The DEC Project Managers Meeting and BELKAGA Event is a really one of my greatest experience ever. The way we meet, discuss, and initiate many ideas for better Indonesian Future in social health. By this experience I learn how to maintain a big project into local level, directly visit to the company and finalized the ideas by share and discussion with the company leader form Japan and in Indonesia, and also the project managers around the world. Thank you AIESEC! for having me in this project.

DIMAS DIAJENG JOGJA 2019

Paguyuban Dimas Diajeng Jogja adalah rumah untuk mengembangkan potensi diri, tempat di mana kami saling menerima perbedaan, mendukung satu sama lain dan mendedikasikan diri sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata kota Jogja.

Gadjah Mada Menyapa: Serunya Berkeliling Sulawesi Selatan dan Menebar Semangat Kebaikan

Menjadi satu di antara segelintir anak daerah yang bisa mengenyam pendidikan di kampus besar Gadjah Mada membawa tanggungjawab tersendiri untuk berkeinginan berbagi dan menginspirasi mereka adik-adik kami yang lainnya untuk bisa bermimpi dan bercita-cita setinggi-tingginya. Ini pengalaman kami berkeliling Sulawesi Selatan bersama Himpunan Mahasiswa Gadjah Mada Sul-Sel dalam rangkaian Gadjah Mada Menyapa.

Gadjah Mada Muda: Petualanganku sebagai Mahasiswa UGM Berawal di Sini

Menjadi mahasiswa adalah sebuah anugerah karena saya sadar tidak semua dari anak daerah seperti saya bisa mencicipi bangku kuliah, apalagi di salah satu kampus ternama seperti Universitas Gadjah Mada. Dengan momen berharga ini, saya bertekad untuk tidak menyia-nyiakan semua kesempatan yang ada untuk dapat belajar dan membangun potensi yang lebih baik lagi serta menebarkan kebaikan bagi mereka yang membutuhkan melalui dedikasi dan semangat untuk mengabdikan diri. Inilah awal kisahku, Gadjah Mada Muda 2014

MUN: Pengalaman Merepresentasikan Negara di Simulasi Forum PBB

Simulasi Sidang PBB atau Model of United Nations adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat dalam mengasah keterampilan dan kapasitas dalam bernogosiasi, berdiskusi dan beradu argumen untuk lebih peka dan peduli pada isu-isu internasional. Simak bagaimana saya mengikuti Padjadjaran Model United Nations, dan dapatkan tips-trik bagi kamu yang mau mengenal dunia MUN di sini.

July 26, 2020

Puisi: Biar Aku





Hangat kembali mendekap
Pecahkan sunyi
Tidak sama sekali aku menolak

Biar Aku
Pada akhirnya mengalir semesta berkehendak
Tak setitik pun aku kini memaksa atau menolak

Biar Aku
Cukup tak mengapa aku di sini yang bertahan
Jangan risaukan aku yang masih berharap

July 18, 2020

Sambut New Normal di Ranca Upas Camping Ground (part 2)


Hola! 

Kita lanjutkan cerita penjelajahan new normal dengan menikmati alam Jawa Barat di Ranca Upas yang sudah separuh perjalanan di post sebelumnya yaaaa!.☺️

Jadi setelah semalaman gue dan temen-temen menikmati dinginnya dataran tinggi Ciwidey Jawa Barat di Ranca Upas, kita akhirnya bobo ganteng kira-kira jam setengah dua belas malam. Sebenarnya tepatnya jam berapa mereka baru pada tidur semua gue ga tahu pasti sih, karena jujur yang tidur paling awal adalah gue sendiri kayanya wkwk. 

Yang gue tahu, setelah kita pada rame mainan UNO dan akhirnya pada kelar karena udah pusing semua, akhirnya sempat pada keluar bentar buat mendinginkan kepala dan mencari angin segar di luar tenda. Tapi gue rasapun keluar ini ga lama karena bisa kalian bayangin manusia mana yang mencari angin berlama-lama di tengah kondisi dingin dan angin malam yang super menusuk sampai ke tulang-tulang kaya gitu. Yang ada bisa membeku gaes, bukan masuk angin lagi tapi literally membeku saking dinginnya (sumpah dah aing ga ngadi-ngadi ini, dinginnya ga santai✌🏻✌🏻🥶). 

 Selain alasan kecapean, lelah karena main UNOnya pake aturan yang nguras sel saraf di kepala juga mungkin ditambah udah jadi driver sepanjang hari menuju Ranca Upas ini jadi badan udah minta rehat. Dan juga plusss perut yang udah kenyang mantap setelah diisi penuh dengan daging BBQan aah betapa nikmat bikin kepala dan mata makin ga kompromi dan makin oleng kapten. Ga berapa lama gue selonjoran sendiri dalam tenda eh akhirnya jadi yang paling cepet tidur. Ga sadar tetiba “lesss” aja di dalam tenda sleeping bag yang membungkus buat menghangatkan badan di tengah dinginnya suasana malam.

Sebenarnya terlepas pula dari alasan-alasan kecapean itu, hal utama yang patut take note adalah karena pada dasarnya simply gue emang tipikal yang paling gampang tidur, hehe✌🏻✌🏻🥱. Di waktu normal paling lama cuman butuh 15 menit atau bahkan bisa cuman dua tiga menit pejamin mata dan tiba-tiba nyess aja masuk ke alam mimpi tanpa banyak basa-basi. Temen-temen kuliah atau temen-temen main yang sering bareng kayanya udah pada tau deh soal sifat koala (lebih tepatnya kebo) gue ini yang bisa langsung tidur kalo emang udah saatnya ”turning off”. Bisa dengan mudahnya meninggalkan segala perkara duniawi seketika pas udah ngantuk.😂😅✌🏻

Menyambut Sunrise Ranca Upas 
Sekitar jam setengah lima pagi, alaram hape gue udah bernyanyi-nyanyi merdu buat membangunkan tidur lelap yang lumayan panjang. Tapi ternyata karena suasana masih pada lelap semua tidurnya dan ditambah cuacanya yang adem enak banget, jadi sangat mendukung buat kembali tidur dan ngelanjutkan mimpi indah. Alarm berakhir cuman dimatiin doang dan tenda kembali hening cipta. 

Selang sejam, kira-kira udah masuk jam enam pagi, suasana di luar tenda udah mulai ribut-ribut karena para penghuni tenda-tenda yang lain sepertinya udah mulai pada bangun. Sayup-sayup kedengeran dah pada ngomongin embun sama foto-foto sunrise gitu di sekitaran tenda. Ada juga sesekali suara langkah kaki deket banget sama tenda yang deket kepala gue, yang kayanya lagi nyari-nyari spot foto bagus gitu. Ini kondisi gue udah setengah sadar, bangun dan sambil duduk masih memejamkan mata. Posisi bisa dibilang tidur segan, bangun pun tak mau (wkwkwk another term of “hidup segan mati pun tak mau”). 

Tiba-tiba si Erdin dari tenda sebelah dah buka resleting tenda kami buat ngebangunin. 

Ngelihat gue yang bisa dianggap terlihat sudah bangun, Erdin langsung ngomong "Rid ayo keluar, di luar pemandangannya bagus banget". 

Wkwk ga tau aja ini dia lagi ngomong sama orang yang sebenarnya juga masih setengah tidur dan setengah ga sadar. Tapi yaudah gue tetep denger dan juga jadi berusaha pulih buat bangun dan beranjak dari tenda. Sementara nih samping gue, Si Dhea masih enak banget tidurnya kaya gabisa diganggu sama sekali. Kayanya kecapean nih komandan regu yang udah bertanggungjawab bangunin tenda dan bakarin BBQ semalaman wkwk. Karena gabisa dibangunin yaudah gue sama Erdin geser dan menuju keluar tenda buat lihat situasi di luar kaya gimana. 

Romansa suasana pagi di Perkemahan Ranca Upas 

Gila.. suasananya cool banget parah. Suasananya berkabut gitu setengah terang karena baru pelan-pelan sinar mataharinya naik. Kabut dari embunnya tuh beneran sampe di tanah loh ngalirnya udah berasa lagi kaya berdiri di atas awan gitu. Terus yang paling enak di mata itu siluet pohon-pohon yang di terpa sinar matahari terbit yang masih malu-malu kucing warnanya jingga-oren-oren pastel gitu. Uappik tenak rek rekk, sendu nan syahdu, geulis pisshaan euy. 

Penuh kabut di pagi buta 


Baru selang beberapa saat, si Fajar sama Uji, dua personil kita ini ikutan bangun dan nimbrung menikmati suasana khidmatnya sunrise di Ranca Upas ini. Di sekeliling kita udah pada rame akang-teteh yang sibuk naikin kamera dan saling foto-foto mengabadikan momen ini. Bahkan ada beberapa yang emang niat banget, mulai dari teteh-teteh yang dandanannya shining shimering splendid, sampe akang-akang yang buka baju entah alasan apa di tengah dinginnya pagi buta ini dianya foto sambil half naked gitu. Demi konten instagram sih sepertinya ya wkwk.

Ya udah deh selama masih pada batas normal dan tidak melampaui kaidah-kaidah asusila dan menciderai keamanan, keselamatan dan kenyamanan orang lain di sekitarnya termasuk gue, yaudah masing-masing menikmati melakukan apa yang disenangi (hasek anjay ini gaya bahasa gue kenapa sangat sastrawi mengarah lebay berlebihan sekali ya mohon maap..). Si Fajar juga ga mau kalah, ikutan ngatur kamera HP disenderin di botol apa di atas tupperware keripik buat bikin posisi yang pas ngambilin video time lapse di depan tenda. 

Ini posisi kita nikmatin keindahan sunrise pagi hari yang cukup cerah ini, posisi Dhea masih di tenda belum buka mata luar biasa sekali nikmatnya tidurnya doi padahal pintu tenda dah kebuka dan yakin angin dingin sekaligus suara-suara keributan yang makin rame dari luar ini makin gede dan kerasa sampe ke dalam tenda. Dhea ini baru bangun pas posisi matahari udah mulai naik signifikan dan mulai kerasa ngehangatin badan. 

Karena di tengah cuaca dingin pagi buta ini, perut juga ikutan butuh asupan buat ngeganjal sarapan. Sisa-sisa suki dan sosi bebakaran dari semalam jadi target selanjutnya buat kembali naikin api bebakaran dan sarapan bareng-bareng. Kocak juga sih ya ini, karena posisi kita ga ada yang nyiapin panci buat masak aer panas dan minimal bawa indomie buat anget-anget. Untungnya ada bapak-bapak yang lewat bawain dagangan lemper sama risol yang jadi pelengkap sosis dan suki bakar yang kita naikin lagi di pembakaran sisa semalam. Hidup di alam kaya gini jadinya ya kembali menikmati aja seadanya apa yang ada di depan mata, dan ga banyak nuntut ini itu kaya biasa. 

Sehabis sarapan alakadarnya, akhirnya kita berinisiatif buat keliling bareng-bareng buat explore suasana sekitaran wilayah camping ground Ranca Upas yang udah kita tinggali sehari-semalam ini. Abis makan, kita bergerak beres-beres dan ngebersihin semua sampah yang ada di sekitar tenda terus abis itu kita mengarah ngeliat-liat kondisi sekitar. Di bagian depan wilayah perkemahan kan ada penangkaran rusa sama danau-danau gitu yang akhirnya bebas diakses sama para pengunjung yang datang.

Keliling Bukit Ciwidey Bareng-Bareng

Suasana lorong tanaman rambat di sekitaran area perkemahan

Selain pemandangan sunrise yang luar biasa syahdunya, kita juga akhirnya nyempetin buat jalan-jalan kecil menuju hutan. Sempat sedih karena karena pada ga mau masuk di penangkaran Rusa. Ya alasannya di pos masuknya udah padat banget sama pengunjung dan kewalahan buat ngejaga jarak kalau posisi udak kaya gitu. Yaudah deh akhirnya kita cuman berjumpa dengan rusa lewat samping pagar.

Kita kemudian keliling-keliling nyusurin bagian-bagian hutan camping gground, jalan-jalan kecil dan area-area lain yang belum banyak terjamah sama pengunjung buat ikutan naruh tenda dan menikmati suasana camping yang jauh lebih khidmat lagi karena sepi dan di tengah-tengah area hutan. Sempet kita ngelewatin terowongan tumbuhan gitu yang kayanya itu buatan pengelola Ranca Upas deh, lumayan bagus buat hiburan foto-foto. 


Potret salah seekor rusa yang ngeliatin kita di seberang pagar kawat. Kayanya si Rusa nanyain ”ngapain lo pada di luar gitu ga kaya yang laen?” Padahal ga tau aja di pos pintu masuk ke penangkaran rusa ini ruaammee banget desak-desakan ngantri buat masuk😫



Suasana area perkemahan bagian belakang penangkaran rusa

Tenda-tenda yang meramaikan area perkemahan Ranca Upas

Selain itu, yaudah kita nikmatin aja udara segar Ranca Upas di pagi hari dan bersyukur banget sekali lagi, karena cuacanya cerah banget dan kondusif banget buat diisi dengan jalan-jalan. Ada juga satu areal dekat pitu masuk dan danau yang tembus ke bagian pintu depan wilayah perkemahan ini diisi dengan tenda-tenda bagus dari Kementerian Sosial dan jejeran toilet yang lebih bersih dan lebih dikelola dengan baik dibandingkan toilet lainnya yang ada di area perkemahan. 

Di situlah ritual pagi buang hajat ananak ini akhirnya dimulai dan sedikit rada rusuh buat rebutan make kamar mandinya. Maklum, dah kebayang si Fajar bahkan udah nahan-nahan mules pas awal-awal kita keliling.

Gue cuman cekrak-cekrek doang sembari nunggu mereka pada gantian masuk toilet.

Foto bareng Uji, personil camping yang paling bisa mencairkan segala suasana. 😆

Yoming, si pimpinan regu yang jadi ujung tombak buat bangun tenda dan ngeramu saos bebakaran sepanjang malam. Telah sangat berjasa membuat BBQ-an berjalan khidmat dan ni’mat 😌😌 


Terakhir aktivitas penutup kita buat pagi hari di Ranca Upas ini adalah menuju parkiran mobil buat ambil handuk, baju ganti dan kelengkapan buat mandi. Di dekat parkiran ini ada berjejer warung-warung gitu (sayangnya ga sempet fotoin). Di situ kita beli air karena udah kehabisan aer minum dan udah haus tak tertahankan. 

Setelah sedikit menuntaskan dahaga karena kekurangan minum yang abis sejak semalam, akhirnya kita bisa minum lagi dan biar fokess (fokus). 

Buat manfaatin toilet umum untuk mandi, lumayan take times juga soalnya kamar mandi yang ada juga terbatas. Kita akhirnya saling nunggu di depan kamar mandi ada kali ya sampai setengah jam sampai bener-bener udah pada kelar mandinya semua.

Sisa-sisa Waktu di Bandung
Kita kelar mandi dan bongkar tenda kira-kira jam 11 siang. Sehabis ngamanin semua barang-barang dan ga lupa beberes sampah yang ada di sekitar tenda, kita akhirnya menuju mobil dan akhirnya pulang dari area perkemahan. 

Gila ya cepet banget perasaan nyiapin acara kemah ini udah lama banget tapi ternyata acaranya berasa cepet bangett. Kaya masih pengen nambah 2-3 hari lagi buat bisa kemah dan main bareng-bareng😫 zzzz. 

Kita akhirnya nyampe Bandung lagi sekitar jam setengah 2 siang, setelah perjalanan balik berpapasan dengan kemacetan, khususnya yang justru mengarah ke Ciwideynya. untungnya kita-kita malah udah arah balik.

Jalanan macet ke arah Ciwidey gaes


Setelah tiba di Bandung lagi, kita langsung ke tempat makan Ayam Goreng di Nasi SPG yang terkenal juara di Bandung. Dadanya montoq dan gede-gede cuy.. Ini dada ayam ya gaes bukan mba-mba SPG kaya nama warungnya🙏🏻😄 Ini rekomendasi banget sih kalo maen ke Bandung buat kulineran wajibb. Sambelnya juga pedes mantep dan yang bikin juara adalah serundeng (kelapa parut digoreng), ah sadappp.


Lepas makan, kita beranjak buat solat dhuhur, udah mendekati waktu-waktu perbatasan menuju ashar. Abis itu kita lanjut buat nongkrong ngopi-ngopi santai di 372 Cafe. Tempatnya di sekitaran daerah Setia Budi. Buat menutup hari dan menghabiskan sisa-sisa waktu di Bandung, tempat ini cukup asik dan rekomended. Minumannya juga enak-enak, yang paling rekomended di sini adalah Ice Coffee Latte-nya. Overall bagus baik beverage maupun servicenya. Pelayannya pada ramah banget (tapi kecuali akang parkir di depan, entah ada masalah apa kok bawaannya sinis banget.)

Buat masuk kita tetep diperiksa suhu badan dulu dan wajib pakai masker. Kita ngambil tempat yang bagian dalam, semi indoor gitu yang jendelanya bisa diputer-puter buka tutup. 

Nah kita ngabisin waktu sore menuju malam di tongkrongan kopi ini sambil mainan kartu UNO lagi. Wkwkwk emang nagih juga sih ternyata, meski bikin puyeng tapi tetep aja pengen main lagi. Aturan kocak yang masih ga bisa kelupa itu salah satunya adalah joget tiktok buat declare “UNO” (kartu di tangan tersisa satu). Bahahha kebayang ga tuh asiknya tiap sisa satu harus joget ala tiktok dulu. Padahal abis UNO, kartunya nambah lagi, terus kalo sisa satu, joget lagi😂😂😂😂😂

Ngopi bareng di Cafe 372 Setia Budi

Keliatan dari potret ini, peemainan ini suka mengundang kebahagiaan di atas penderitaan orang lain.wkwk

Temen-temen Rancaupas Squad ini emang juara sih asiknya ga abis-abis rasanya. Seneng banget udah bisa ditemenin selama di Bandung dan akhirnya bisa realisasiin kemah bareng juga. 

Sekitar tiga jam di kopi 372, akhirnya kebersamaan kita selesai sudah dan akhirnya pada nganterin gue dulu buat ke shuttle yang bakal bawa gue balik ke Jakarta. 

Berkesan banget maen ke Bandung kali ini. Bandung emang ga pernah bikin bosan buat didatengin. Meski sekarang lagi tinggi-tingginya kasus Covid di sana, kita doain semoga semuanya segera pulih dan normal kembali yaa aamiin.

Terima kasih buat perjalanan singkat yang menyenangkan kali ini buat Uji, Dhea, Fajar, Erdin, sobat-sobat Rancaupas Squad yang sudah menemani. Semoga umur panjang kita bisa jumpa kembali yaaa..

See you till the next trip juga good people!☺️

July 14, 2020

Sambut New Normal di Ranca Upas Camping Ground



Hola! 

So sorry to take little bit time to make this story guys! 

Ternyata abis liburan asik, tuntutan kerjaan jadi makin bertubi-tubi dan akhirnya baru kesampean nih ceritainnya.

Jadi weekend kemaren alhamdulilah niiih akhirnya bisa kembali ngelanjutin tradisi #OneWeekOneTrip yang sudah lama tertahankan akibat Korona yang memenjarakan kita semua.

Karena pelonggaran PSBB dan kebijakan buat pemberlakuan New Normal, kesempatan ini akhirnya tanpa basa-basi gue dan temen-temen maksimalin dengan ngerencanain short escape buat rekreasi, chill dikit lah. Dan destinasi One Week One Trip kita kali ini, jatuh pada.... (drum rol plis ...)

 RANCA UPAS Camping Ground!
(Seperti judulnya sih ya 😅)

Yap, jadi kali ini kita ke Ranca Upas, itu tepatnya di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Tapi sebelum ke sana, gue dan temen-temen ngerencanain buat meeting point di Kota Bandung dulu buat persiapan.



Ranca Upas Camping Ground, Ciwidey, Kab. Bandung

Akhirnya bisa kesampean juga jalan-jalan setelah sekian purnama ga bisa banyak gerak karena Korona. Dan meskipun udah bisa jalan liburan tipis-tipis, tentunya dengan ketat menaati semua protokol kesehatan buat penanganan Covid ya teman-teman. 

Jadi pokoknya ful perjalanan selama liburan singkat ini dibersamai masker kain, hand sanitizer, tisu kering dan tisu basah yang 24 jam setia menemani. Biar liburannya asik, perjalananpun aman dari virus-virus bgst

Berangkat dari Cikini
Jadi awal mula liburan ini, gue dan temen-temen udah ngatur buat meeting point di Bandung. Itung-itung reuni karena jujur emang udah lama banget nih ga ketemu, jangankan sama temen-temen di Bandung, ketemu sama manusia lain pun emang udah sejarang itu karna efek parno Korona dan akhirnya lebih banyak Stay at Home😩 (cry). 

Hari Jumat udah ngatur jadwal buat pesen shuttle buat berangkat Jakarta-Bandung dengan shuttle Bhinneka di Cikini. Lumayan deket lah dari kantor. Kebetulan banget bisa agak cepet balik kantornya jadi bisa lebih awal buat registrasi di agen Bhinnekanya. Dari kantor Megaria Metropole Akhirnya jalan kaki cuman lurus doang ke agen Bhinnekanya lewat jalan Cikini. Jalan sekitar lima belas menit dah nyampe.

Tapi karena kecepetan tiba, justru malah jadi bingung mau ngapain. Jadwal berangkatnya masih jam 18:45 udah ready dari jam setengah lima sore. Mayan juga dua jam lebih cuman duduk nongkrong doang sambil scrol hape. 

Ditemani nyamuk-nyamuk menyeberangi senja yang penuh polusi di tengah kota Jakarta, agak muak juga ya boss nunggu lama ga ngapa-ngapain gitu ampe nguji kesabaran banget buat sekadar nunggu jadwal keberangkatan ini. Tapi akhirnya reminder ke diri sendiri lagi, untung bisa datang lebih cepet daripada mepet-mepet dan malah ampe ketinggalan kan berabe yak🙃

Pas masuk jam 18:45, akhirnya kita diabsenin satu-satu, semobil cuma isi 8 orang yang normalnya bisa sampe 11 orang buat maintain jaga jarak selama di perjalanan. Pas udah di perjalanan ga banyak ngapa-ngapain, hanya menikmati jalan tol layang arah Bekasi yang beneran bergelombang kaya yang diceritain orang-orang di twitter. Aseli ini mah sensasi tronjal tronjolnya pas awal-awal ganggu banget tapi lama-lama akhirnya kebiasa deh. Udah gitu doang, selebihnya tidurr🥱🥱..

Ditampol Enam Belas Derajat
Perjalanan sekitar tiga jam akhirnya nyampe di Bhinneka Shuttle perwakilan Bandung yang ada di daerah Pasteur. Jam 9:40 p.m akhirnya gue heading ke hotel yang udah dibooking sebelomnya. Ciao nyampe di Hotel Savoy Homann punyanya Bidakara di jalan Asia Afrika. 

Suasananya sendu pisan euy, pas banget aing nyampe Bandung, jalanan-jalanan protokol
pada banyak diportal-portal termasuk jalan utama Asia-Afrika ini. Badan udah gemeter karena nyampe langsung disambut dengan dinginnya angin malam Bandung, 21 derajat cuyy kata weather apps. 

Suasana Jalan Asia Afrika yang sepi sendu nan dingin

Tapi sumpah deh kayanya lebih dingin lagi ini mah. Dinginnya tuh udah serasa lebih dingin dari enam belasnya AC rumahan, yang kayak sampe nusuk ke tulang-tulang gitu dinginnya, pokoknya sampe aing gemeteran menggigil sendiri. Parah dah dinngiinnya Bandung ini ga nyantai banget. Udah sebelas dua belas ama sikap si Dia (😳😭 skip skip skippp). Nyesel aing mana pakenya celana pendek, emang salah kostum🥶

Okeh langsung cek in aja gaes. Rencananya sampe hotel, abis tuh pengen jalan-jalan santuy di sekitaran Asia-Afrika sambil cari makan. Namun.. akhirnya mission abort gaess. Karena udah kelaperan dan dinginnya ga nyantai, akhirnya Gofood jadi solusi aja buat malam ini. 

Masuk kamar langsung mandi air anget beuh mantap pisshaan. Abis mandi, langsung sikat ngisi perut. Alhamdulillah nasi goreng gila jadi pelengkap kebahagiaan malam pertama di Bandung. Sungguh ni’mat gaes. 
 
Pagi Hari Keliling Bandung

Good morning Bandung😍

Hari kedua, dah semangat banget nih sampe mandi pagi-pagi bener. Habis tuh kegiatan dimulai dengan meet up sama temen bentar, abis tuh anak-anak yang dah ready bawa mobil rentalan dah nyampe hotel buat siap berangkat ke Ranca Upas. 

Kocak banget nih, karna dah janjian buat ngatur gue jadi driver karena gue doang yang punya SIM. Tapi pas di lobby, baru nyadar SIM aing teh masih bercokol di dompet satunya yang ditinggal di kosan Jakarta. Mampus dah, sempet panik sendiri nyobain ngecek-ngecek lagi di tas barangkali ada kebawa tapi ya kan gamungkin mana ada itu dompet dan SIM mau nimbrung sendiri pura-pura kebawa gitu kan ya. Aneh banget, mana gue simpennya emang sengaja diamanin di lemari jadi kaya sebenarnya barang itu tidak mungkin terbawa dengan tidak sengaja, Rid c’mon! (But at that morning in the lobby, dengan polosnya I just hope It’s somehow just please happened magically tuh SIM kebawa, lol 🙏🏻🙏🏻🙈)

Sempet uring-uringan sendiri pas di lobi hotel sambil telpon-telponan nanyain posisi temen-temen dah di mana. Tapi akhirnya pas ketemu aing berusaha buat pede-pede aja dan baru ngasih tau ke mereka kalo SIM gue ga gue bawa pas udah kelar balik dari Ranca Upas😂✌🏻 Maap ya gaes menggadaikan keselamatan, demi kondusivitas dan menghindari kepanikan kita bersama (I know it was not funny at all, sorry🙏🏻🙏🏻😭).

Di parkiran belakang hotel, akhirnya berkumpullah kita buat memulai perjalanan menuju Ciwidey, Kabupaten Bandung. Sebelum menuju ke Ciwidey, kita sempetin buat beli nasi kuning pinggir jalan gitu dan makan bareng di Jalan Dago bareng-bareng.

Sarapan dulu gan

Sesimpel itu doang tapi khidmat banget rasanya seneng banget bisa ngumpul dan makan bareng lagi kaya gitu.

Sehabis makan bareng-bareng, kita meluncur ke daerah Setia Budi buat menjajal wilayah jajahan pas jaman-jaman pada masih ngekos dan kuliah di Bandung, tempat aing ketemu mereka dulu pertama kali. Daerahnya sekitaran Setia Budi - UPI deket Pesantrennya Aa Gym itu loh gess. Sampe di sana pada mesenin minuman semacam Hawaiian drink gitu ala-ala Mochito kurang lebih komposisinya soda, lemon dan biji selasih ditambah pilihan rasa-rasa buah ada jeruk leci sama mangga yang ternyata seger bangett. Wajib coba sih ini beneran segernya juara gaes, mana lagi cuman sembilan rebuan harganya. What a lyfe broo! 

Abis dari jalan-jalan menikmati masa lalu di daerah Setia Budi dan sempet muter-muter aja gitu naik mobil ga jelas buat keliling ngelewatin tempat-tempat seputaran Bandung, akhirnya kita cus menuju ke tempat penyewaan tenda. Tendanya ya buat bakal kita pake nge-camp di Ranca Upas. Ini rekomendasi mereka yang udah pernah maen ke sana karna katanya kalo pake tenda di lokasi sana sewanya mahal.

Sekitar jam setengah sepuluh kita heading ke daerah Kabupaten Bandung, dan sempet singgah bentar di Soreang buat nyantai di Alun-alun, makan rujak dan beli kartu Uno! Kita nyampe di Ranca Upas sekitar jam 1, suasananya adem banget. Padahal matahari terik, tapi anginnya tuh dingin jadi teriknya tuh ketutupan dingin (nah loh gimana dah tuh). 

Gue pribadi udah lama banget engga bangun-bangun tenda, jadi akhirnya nub banget pas kita mulai bongkar muatan buat bangun-bangun tenda. Bisa abis ampir dua jam cuman bangun dua tenda bulan ukuran sedang kaya gitu. Wkwk keliatan banget nih nub, bukan anak alam kleb. Tapi santuy, rileks aja yang penting enjoy boss😄

Pokoknya aing pelopor sesi “cekrek dulu gan” biar ada bahan yang diceritain di blog ini nih

Abis tenda kelar baru pada sholat dan nyantai-nyantai dulu. Pas masuk sore, tahu-tahu dinginnya dah mulai kerasa sampe ketiup angin di sekitaran mushola aja aing lemes boss. Lanjut menuju sore mulai mendem aja di tenda sambil menunggu senja. 

Kita mulai mainkan kartu Uno yang tadi sempet dibeli pas di Jalan. Makin sore makin adem gaess. Dingin-dingin kaya gitu kayanya salah sih harusnya inget bawa yang gemes-gemes lucu biar bisa kelon (eh🙈 maksudnya bawa guling hehe🥶). 

Kedinginan dalam tenda cheeeck😄✌🏻

Makin sore, area perkemahan makin rame. Pas masuk malam, acara inti ngecamp kita akhirnya kita mulai. Dimulai dengan nyalain api buat ngumpul bareng-bareng menikmati kehangatan api unggun dan bareng-bareng nyiapin kompor buat bebakaran. Tuntutan perut yang udah mayan laper, akhirnya irisan demi irisan daging merah, suki dan sosis-sosis yang disiapin jadi santapan pengisi perut di tengah dinginnya malam Ranca Upas. 

Suasana bebakaran BBQ bareng

Gila happy banget boss akhirnya bisa kesampean juga momen kaya gini.. Semacam berasa hidup kembali setelah jiwanya tiga bulan dipaksa mendekam di kesepian kamar kos doang dan rasanya udah kaya manusia separoh nyawa. 

Momen ketawa-tawa sambil makan BBQan anget-anget di depan tenda, nyalain api unggun yang bikin mata perih banget sampe berakhir pada matanya berair, ini mah sekalian pada ngeluapin nangis terharu kayanya (keselip memori mantan, biar nangisnya sekalian heheh🥶).

Mainan UNO bikin Panas Kepala
Abis kenyang dah pada ngisi perut dengan daging, sosi dan sukinya. Setelah itu kita beranjak masuk ke tenda gaes. Ini karena kayu bakarnya udah aku habisin duluan bahkan ga sempat buat bakar Jagung, jadi kita mulai ngerasain dingin yang makin jadi.

Kita akhirnya ngumpul dempet-dempetan di satu tenda meski punya dua tenda, biar saling menghangatkan bareng-bareng di satu tenda dan tenda satunya masih dibiarin kosoong 🥶🥶🥶

Ngelanjutin mainan uno ronde malam ini juga ga kalah asiknya. Sampe tradisi main Uno pake aturan tambahan emang ga pernah gagal bikin mainan berasa dua kali tambah asikk. 

Tapi mon maap aja nih makin lama itu aturan makin njilimet. Saking susahnya, makin main, kepala rasanya makin berat dan rada pusing, mumetnya mikir buat ngikutin rules yang kita bikin sendiri wkwkwk. Mulai dari ngeganti aturan “UNO” ring jadi kata apa bahasa lain yang aneh-aneh, ngeganti aturan warna kartu, nambahin aturan nyebutin angka kartu yang dikeluarin, nambahin cara nyebutin warna, sampai hal-hal kaya aturan berbahasa formal sepanjang permainan, dan juga gaboleh ketahuan bahasa kasar. Makin nambah putaran permainan, yang ada kepala makin mumet karena mencoba menghindari dari banyak aturan-aturan  dan ganti-ganti dibikin dan disepakati bareng-bareng. Terlihat jelas betapa demokratis sekali kan kami ini🙄🙄🙄 (juga sekaligus passionate buat rempong dan menyusahkan diri sendiri lebih tepatnya wkwk).

 Tapi justru makin malam, makin bego, kebodohan-kebodohan masing-masing jadi bahan sendiri buat ketawa dan terhibur bareng. Semuanya jadi cair dan lepas, di dalam kebersamaan di tengah dingin malam. Hanjayy..

Duh asik pisan gaes, lama banget ini diagendainnya yang cuman sering-sering berujung wacana akhirnya kesampean juga. 🥺🥺 terharu aku tuu..

Kayanya udah kepanjangan nih gaes, yaudah segini dulu aja yaa. Berhubung udah ngantuk dan ga sanggup kelarin cerita yang baru separoh perjalanan ini. See you sooon!


(Cerita keseruan part 2 kita lanjutkan di sini yaa!!!! 😍)





July 10, 2020

Perdana Ke Depok




Hola!

Lucu aja gitu ya, pada akhirnya kita ga tahu selalu ada rencana Tuhan dan takdir yang mempertemukan kita pada hal-hal di luar dugaan. 

Sekecil apa yang terjadi sekarang. Beberapa minggu yang lalu kepikiran pengen ah jalan-jalan ke Depok, Bogor apa Bekasi buat refreshing. Udah sumpek gara-gara Korona ga bisa ke mana-mana dan kerjaannya mendekam doang di kamar.

Eh tau-taunya kesampean malam ini lewat cara yang justru ga pernah kebayang atau kepikiran sama sekali. Meski pada dasarnya niatnya bahkan cuman bantuin Pak Bos balik karena bawa kue ulang tahun sang Istri tercinta dan niatnya mau langsung balik, eh malah dapat kesempatan buat nginep. Jadi dapat pengalaman perdana ke Kota Depok nih😅😅

 Justru malah jadi dapat lebih banyak pelajaran pula dikasih “exclusive coaching” yang kurang lebih isinya jawaban dari pertanyaan-pertanyaan mendasar kenapa dan mau ke mana gue ada di posisi sekarang.

Allah maha baik, emang no debat. Asal kita minta, Allah pasti kasih lewat caranya sendiri yang bahkan sering kali jauh lebih baik dari sesimpel yang dikita bayangin. 

Selamat melanjutkan hidup, sedih bahagia itu wajar. Jangan patah semangat lagi ya Rid, jalanin nikmat yang udah banyak banget dikasih sama Tuhan. Sekecil apapun, syukurin. Wajib itu mah. Kalo kita terbiasa bersyukur sama hal kecil, nanti biar Allah yang tambahin. 



Self reminder buat highlight hari ini: pokoknya maksimalin usaha di setiap hal yang lo hadepin. Maksimalin, selebihnya biar semesta yang atur. 

———
Depok, 10 Juli 2020

July 07, 2020

Puisi: Purnama






Duhai Purnama, 
Indahnya, sudah lama rasanya kita tak bersua
Angin malam dan kerlap kerlip lampu kota 
Lalu syahdu memandangmu yang sedang bersinar sempurna 
Ada kalanya dulu menatapmu saat sekadar duduk berdua
Hanya terlontar satu dua kata, khidmat sembari menyusuri jalanan kota 


Rindu aku padanya, wahai Purnama 
Angin malam dan kerlap-kerlip lampu kota
Kembali aku di sini duduk manis kita berjumpa
Apalah daya meski kini tak lagi sama, biarkan rasa ini menjumpainya dalam doa-doa 


__________

di kursi trotoar Jalan Cikini,
7 Juli 2020 

July 06, 2020

Butuh Taki-Taki Rumba





Hey yo! 

Happy Monday again boss.

Hey I am here to tell you something that I think I need to tell.

Hmm😨🤫🤫🤫 

Apatuu  


(Wkwkwk apasii) 

 Hmm honestly, just a simple thing that is actually the red line of these last months that ruin my days and the trigger of my mood changing. 

This is just about:

L  o  v  e   is never a simple thing. 

And 

The effect:  Apart. Heart broken. Low. Lonely. Down. Broke.


ups and downs?


Yep. 

The ups. And the downs.  it’s real..


Sometime just felt that I can Let It Go - Frozen (Idina Menzel). 

But why sometimes its just too hard only because I do believe that she is the one, My Love - Westlife.

One day in the morning I feel like so powerfull to Stack it Up - Liam Payne, 

but why every night just terrified like just hope I’ll Never Love Again - Lady Gaga. 

I am that even craving to reach out and tell her, can we just Surrender - Natalie Taylor. 



Is it that bad, buddy?

..

Worst ever.


Calm down😄 Why there is no more Taki-Taki Rumba! I mean, look at that picture at the top. Office look, flat face, why so serious? Why don’t you just move and dance, being happy and sweaty😅🕺🏻

Lol

Hmm..

I think maybe time’s ticking been brought me worst. I am that very low in the level of “support system crisis”. I lost a lot of my peers and colleagues in these last months that always beside me to spend my time and distract my loneliness.

Here look at me, maybe this is about open and confession (or is it an admission). In order to clear my mind and the process of self healing, I write this, because simply I need to admit this.

Calm down, release it slowly

I am here to come to release those very crash lines. You, the white screen that I face when I start write on this blog, is my one and only -that what so called supporter to hear all of my fears and tears. And I? I just need to tell all of the tears and fears.

 You know what? Try to accept all of it. That this is valid, it’s okay and it’s totally fine. 

...

After all, learn it that this is the part of the life story that you can not change. Face it and you will see how far you can run to push your limit.

Maybe this is another survival things that I need to discover before I die, isn’t it! 🤔


Haha It can be.😹🙈

Feel it better?



It’s helping a lot.

Thank you for been always here, ya 

dear my best buddy on earth, dear my self. 


——
Proklamasi, 6 Juli 2020





July 02, 2020

Selamat Hari Anti Narkoba Internasional! Semanis Apapun Godaan Narkoba di Awal, Ayo Lawan!


Hola!

Ga kerasa ya separuh perjalanan sudah terlewati di tahun 2020 ini. Semoga semua yang telah kita lewati menjadi pelajaran berharga, dan ke depannya bisa lebih baik lagi, soal COVID segera teratasi dan hilang dari peredaran muka bumi, juga semua yang sedang dalam hajatnya dimudahkan dan dilancarkan. Teruntuk mereka saudara-saudara kita yang terdampak dari pandemi COVID19 ini, semoga bisa tetap semangat dan berikhtiar semoga selalu ditemukan jalannya dan yang terbaik pastinya.

Oke, jadi baru saja tanggal 26 Juni kemarin ga kerasa, baru aja diperingati kembali, salah satu hari besar yang diperingati sebagai International Day Against Drug Abuse and Illcit Trafficking, atau di Indonesia kita kenal sebagai Hari Anti Narkoba Internasional (HANI). 

HANI ini rasanya salah satu peringatan yang berkesan sekali buat gue pribadi bahkan dari sejak SMA dulu, karena peringatan dan kampanye-kampanye anti Narkoba ini kan memang selalu gencar banget ya, dan bahkan dari dulu selalu dikemas dengan gaya-gaya yang asik dan penuh kreatif. Jadi semacam antusias gitu setiap kali perayaannya, pengen ikut nonton festival bareng-bareng, kalau dulu banyak lomba-lomba juga sampai bahkan ikut sebagai volunteer kampanye langsung. 

Pas di kuliahan, bersyukur banget pernah jadi bagian dari Raja Bandar, sebuah organisasi kemahasiswaan yang masih fresh banget di tahun 2014. Waktu itu masih awal banget gue join dengan Mba Allen, bisa dibilang salah satu penggagas organisasi ini dan akhirnya ikut buat ngerintis bareng-bareng, dapat suport kerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan untuk kampanye anti narkoba di lingkungan kampus UGM. 

Kalau ingat jaman-jaman itu, sepertinya berasa waktu cepat banget berlalunya ya, karena itu masih baru berasa kemaren bareng temen-temen pionir di Raja Bandar Asa, Yorry, Nisa, Alfian, bolak balik dari Balairung Gedung Pusat, ke Gelanggang, ke Asem Kranji, ngurusin diskusi, rapat, diskusi lagi, bikin campain Kabar Baginda, dan termasuk yang paling mengasikkan jalan-jalan rekreasi bareng sampai naik gunung ke Gunung Api Purba Nglanggeran. 

Tahun 2016 masa-masa yang jauh tak kalah serunya dimana gue masih dipercaya bantu Kak Allen di Pilar Pendidikan di Raja Bandar. Tahun 2016 agenda kampanye anti Napza jauh lebih kenceng lagi, ketika kita akhirnya berhasil buat propose program Pemilihan Duta Anti Napza UGM untuk pertama kalinya. Juga jadi tahun inisiasi pertama kita adakan musyawarah besar pertama, dan juga bisa lebih matang lagi dalam nyusun program-program kerjanya. 

Kalau dilihat dari progres selama setahun, emang 2015 ke 2016 Raja Bandar itu signifikansinya cukup pesat banget untuk organisasi mahasiswa yang seumur jagung. Under Kak Allen, banyak mimpi-mimpi yang kita jadiin target visi perkembangan Raja Bandar buat ke depannya. Selain perempuan cerdas dan keibuan, Kak Allen yang jadi Ketua di Raja Bandar waktu itu juga jadi salah satu yang gue sebut mentor pas jaman kuliah dulu. Jadi teman diskusi sampai dengerin banyak wejangan yang cukup ngebantu banget buat ngarahin personal development buat ngadepin kerasnya dunia perkuliahan.

Duta Anti NAPZA UGM 2016 - with Allen Safitri (Ketua Raja Bandar 2014-2015)

Pemilihan Duta Anti Napza 2016 yang sukses digelar juga jadi batu loncatan buat pematangan proker-proker Raja Bandar yang lain, termasuk kaderisasi yang lebih terarah di Diklat Kader Anti Napza yang dibantu langsung sama Pak Senawi selaku Direktur Kemahasiswaan waktu itu. Pak Senawi adalah salah satu dosen yang paling banyak berjasa sih baik di Raja Bandar maupun juga kegiatan-kegiatan kemahasiswan selama gue kuliah di UGM 2014-2018. 

Sebagai mahasiswa yang antusias dengan dunia organisasi kampus, ga jarang gue dan Pak Senawi dulu ketemu di forum-forum Kemahasiswaan. Tapi uniknya, kadang di satu forum jadi sangat vokal mengkritisi kebijakan kampus dan di pertemuan lain justru duduk bareng sebagai anak yang minta bantuan dan arahan. 

Termasuk untuk program Duta Anti Napza sendiri, beliau getol betul paling semangat menginisiasi banyak banget program kerja dan ide-ide pokoknya gimana caranya UGM harus jadi kampus nomor satu dan teladan buat pergerakan anti Narkobanya. Sampai beberapa kali gue dengerin dan ngerasain langsung sebesar itu dukungan Direktorat Kemahasiswaan buat suport kita mendalami dunia penyalahgunaan Narkoba di lingkungan kampus dan aktif buat kampanye anti Narkoba di tengah teman-teman mahasiswa. 

Koordinasi Program Pencegahan Anti Narkoba di Lingkungan Kampus dengan Direktorat Kemahasiswaan

Banyak banget akhirnya program-program kerja sama yang gue ikut partisipasi selama di Raja Bandar bareng temen-temen waktu itu, mulai kerja sama baik di internal UGM maupun keluar. Tahun 2016 untuk pertama kali UGM mempersyaratkan untuk mahasiswa barunya melampirkan dokumen Pemeriksaan Anti Narkotika dari instansi Rumah Sakit sebagai komitmen Mahasiswa UGM Anti Narkoba sejak dini, dan direspon baik oleh fakultas-fakultas dalam gelombang seleksi penerimaan Mahasiswa Baru waktu itu. 

Kerja sama banyak dari Bapak-Ibu dosen-dosen di Fakultas Kedokteran, sangat open banget buat bantuin kita ngadain seminar dan pelatihan pengenalan dunia Penyalahgunaan Narkoba dan dinamika pemberantasannya. Dua sampai tiga kali kita sempat kerja sama buat ngadain seminar di beberapa fakultas berbeda dan selalu penuh dengan partisipasi teman-teman mahasiswa yang pengen belajar soal pemberantasan Narkoba di lingkungan kampus. 

Foto Bersama saat menerima Kunjugan UKM Peduli NAPZA UNDIP 


Juga kerja sama dengan pihak eksternal mulai dari organisasi-organisasi sejenis yang bergerak di bidang anti Napza bahkan juga termasuk kerja sama dengan Badan Narkotika Nasional, baik di tingkat Provinsi DIY maupun Nasional. Kita dilatih di Diklat Anti Napza buat tahu wujud langsung benda yang namanya Narkotika itu kaya apa aja sebenarnya. Termasuk buat tahu apa aja efek-efek sementara yang jadi pemanis buat anak-anak muda kaya kita nekad buat coba-coba dan akhirnya terjerumus dalam dunia Narkoba. 

Semakin banyak kita paham bentuk real di lapangan seperti apa, dengan begitu kita diharap semakin awam dan jauh lebih bisa buat masuk dan ngebongkar jaringan narkoba yang bisa jadi lagi mengintai dan ada ditengah-tengah kita di dunia perkuliahan. Dengan begitu juga kita jadi lebih mahir dalam mengidentifikasi seperti apa bentuk nyata bahaya penyalahgunaan Narkoba di lingkungan kampus dan mencegah sejak awal dan gimana kita jadi bagian buat pencegahan dan pemberantasan dari penyalahgunaan Narkoba itu sendiri. 

Selain itu, kita juga dilatih gimana cara pertama yang harus kita lakukan ketika salah satu teman di sekitar kita nunjukin gejala penyalahguna Narkoba. Bahkan kalau sampai ada yang bisa open dan curhat ke kita, tanggungjawab besar buat tetap menjaga kepercayaan mereka dan ambil jalan yang terbaik untuk bantu dia keluar dari dunia kelamnya. 

Selain kontribusi di Diklat Kader Anti Napza, waktu itu juga dapat suport BNN yang gede banget sampai diajak kerja sama untuk ikut belajar dan volunteer langsung jadi pembawa materi di sekolah-sekolah buat kampanya Anti Narkoba di wilayah Jogja dan Jawa Tengah. 

Yang paling berkesan, salah satunya pas kita datang ke satu sekolah SD gitu di Solo, di mana ternyata itu nama wilayahnya Kampung Narkoba saking dulunya emang dikenal paling kenceng peredaran Narkoba di wilayah itu, dan anak-anak yang kita temui buat sharing bareng-bareng itu emang udah pada mafhum soal apa itu Narkoba. Jadi bahkan lebih berpengalaman mereka sebenarnya, dan gue pribadi justru jadi belajar lebih banyak ke mereka soal Narkoba di kehidupan nyata. 

Pas berkunjung langsung, gue bisa jadi lebih dekat dan dengar langsung gimana jadi anak yang di lingkungan sekitar bahkan di dalam keluarga mereka sendiri akrab dengan dunia Narkoba. Dengerin gimana cerita kondisi keluarga mereka yang hancur karena Narkoba, yang akhirnya kesehatan keganggu sampai sekolahnya berantakan dan masa depan rusak karena kecanduan, tapi di sisi lain ya pada akhirnya Narkobalah yang ngehidupin mereka, penghasilan orang tua mereka didapat dari hasil penjualan narkoba yang dijual gelap ke masyarakat. Jadi semakin membuka mata, betapa dunia peredaran narkoba di masyarakat betul-betul kompleks dan serumit itu tapi bukan berarti mustahil buat kita berantas bareng-bareng. 

Dua tahun yang cukup penuh dengan banyak agenda dan dinamika perjuangan kampanye anti Napza, ternyata jadi ga kerasa begitu cepat berlalu. Masih inget banget tahun-tahun itu sampai hampir kewalahan ngimbangin jadwal kuliah, sama kegiatan-kegiatan Duta Anti Napza di Raja Bandar, belum lagi kegiatan-kegiatan organisasi yang lain. 

Tapi seneng banget sih, ga ada menyesalnya sama sekali bisa diterima jadi bagian Raja Bandar waktu itu. Belajar banyak banget hal baru dan pengalaman berharga yang ga mungkin di dapatin di kelas. Bahkan networkingnya bisa nambah, dan lingkar pertemanannya sehat banget jadi kerasa erat banget kekeluargaannya.  

Salah satu yang paling terkenang selama belajar di Duta Anti Napza Raja Bandar, kata-kata Ibu Dirjen BNN persis sebelum kita berangkat buat terjun langsung ke Kampung Narkoba: Kurang lebih kata-katanya gini: 

"Apa yang kalian dapatkan hari ini syukuri! Kita hari ini akan bergerak mendekat ke lingkar Peredaran Narkotika paling berbahaya di wilayah DIY dan Jawa Tengah, untuk hadir di tengah-tengah mereka, bukan ikut-ikutan jadi kayak mereka, tapi buat memahami bagaimana kita akan melawan dengan situasi yang kita lihat langsung dari mereka. Dan jadikan pelajaran betul-betul buat jangan pernah coba-coba dengan yang namanya Narkoba." 

Raja Bandar - Jauhi Bahayanya, Dekati Penggunanya

Emang dunia Narkoba itu serem, percaya deh. Tapi oleh karena itu justru alasan kita buat gimana caranya ambil bagian ikut nyelamatin diri kita sendiri dan orang-orang di sekeliling kita biar terhindar dari bahaya-bahayanya. Jangan sampai kawan main kita jadi salah satu korban yang terjerumus ke dunia gelap Narkoba. Pun Kalau memang ternyata ada dari mereka yang sudah terlanjur terjerumus, jangan tinggalkan dan biarkan mereka berjuang sendiri. Mereka bisa bangkit kok, dan butuh kepedulian dan suport moral dari kita orang yang ada si dekat mereka.

Selamat Hari Anti Narkoba Internasional ya buat tahun ini! Meski kita di tengah pandemi dan harus berjaga jarak, semoga kita masih bisa ambil bagian ya dalam meneruskan perjuangan anti Narkoba sekecil apapun itu. Semoga kita masih bisa tetap aware sama lingkungan sekitar dan teman-teman dekat kita yang kita sayangi, dan selalu bisa saling menjaga buat jauh dari Penyalahgunaan Narkotika. 

Salam Virus Biru! Tebarkan Virus Kebaikan, Lawan Penyalahgunaan Narkoba dimulai dari kita dan lingkungan terdekat kita ✊✊