Internship in Eisai Indonesia, DAMN! How Lucky I am!

For me, Internship Program in PT Eisai Indonesia by The DEC Project Managers Meeting and BELKAGA Event is a really one of my greatest experience ever. The way we meet, discuss, and initiate many ideas for better Indonesian Future in social health. By this experience I learn how to maintain a big project into local level, directly visit to the company and finalized the ideas by share and discussion with the company leader form Japan and in Indonesia, and also the project managers around the world. Thank you AIESEC! for having me in this project.

DIMAS DIAJENG JOGJA 2019

Paguyuban Dimas Diajeng Jogja adalah rumah untuk mengembangkan potensi diri, tempat di mana kami saling menerima perbedaan, mendukung satu sama lain dan mendedikasikan diri sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata kota Jogja.

Gadjah Mada Menyapa: Serunya Berkeliling Sulawesi Selatan dan Menebar Semangat Kebaikan

Menjadi satu di antara segelintir anak daerah yang bisa mengenyam pendidikan di kampus besar Gadjah Mada membawa tanggungjawab tersendiri untuk berkeinginan berbagi dan menginspirasi mereka adik-adik kami yang lainnya untuk bisa bermimpi dan bercita-cita setinggi-tingginya. Ini pengalaman kami berkeliling Sulawesi Selatan bersama Himpunan Mahasiswa Gadjah Mada Sul-Sel dalam rangkaian Gadjah Mada Menyapa.

Gadjah Mada Muda: Petualanganku sebagai Mahasiswa UGM Berawal di Sini

Menjadi mahasiswa adalah sebuah anugerah karena saya sadar tidak semua dari anak daerah seperti saya bisa mencicipi bangku kuliah, apalagi di salah satu kampus ternama seperti Universitas Gadjah Mada. Dengan momen berharga ini, saya bertekad untuk tidak menyia-nyiakan semua kesempatan yang ada untuk dapat belajar dan membangun potensi yang lebih baik lagi serta menebarkan kebaikan bagi mereka yang membutuhkan melalui dedikasi dan semangat untuk mengabdikan diri. Inilah awal kisahku, Gadjah Mada Muda 2014

MUN: Pengalaman Merepresentasikan Negara di Simulasi Forum PBB

Simulasi Sidang PBB atau Model of United Nations adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat dalam mengasah keterampilan dan kapasitas dalam bernogosiasi, berdiskusi dan beradu argumen untuk lebih peka dan peduli pada isu-isu internasional. Simak bagaimana saya mengikuti Padjadjaran Model United Nations, dan dapatkan tips-trik bagi kamu yang mau mengenal dunia MUN di sini.

February 15, 2022

Ala-ala Cappadocia




Punya uang tapi ga punya waktu, atau banyak waktu tapi ga punya uang? Lebih pilih mana?

Hola! This is Farid again, yang udah sehat after covid dan juga sehat mental after bleeding business on February 🙈

Ini ceritanya lagi quality time bareng Idham dan Kiki di Kafe ala-ala Turki gitu, namanya Warung Turkey di bilangan Kemang, Jakarta Selatan. 

Teh hangat di tengah dinginnya hujan bikin suasananya nikmat betul. Terus tiba-tiba ada mainan Congklak dan Monopoli yang lagi nganggur. Kita yang emang basic-nya randomly high positivity vibes (lebih ke kumpulan ekstrovert gabut sih) langsung saja tidak menyiakan kesempatan. 

Mainan hampir dua jam, terus pulang-pulang jadi khidmat mikirin tentang uang dan Cappadocia. Cappadocia jelas dari dekorasi kafenya yang serba Turki. Mikirin konsep uang, efek kalah monopoli dari Kiki. Haha

She is such a great lady mafia!!!! Gercep banget abisin duit sana-sini. Tapi ujung-ujungnya juga paling kaya dan sampe bikin bangkrut dua lelaki cupu di hadapannya. Lelaki kardus kalian! (@armidhamar tag Idham😂).

Permainan ini bikin salah fokus karena konsepnya dibuat untuk sharing games, wahana buat having fun and quality time bareng teman dalam grup, tapi kok isinya malah banyak-banyakan duit, siapa kaya dia menang. Niat mau akrab temenan, yang ada saingan kaya-kayaan.

Langsung kepikiran, gue kalo miskin ternyata bisa tetap happy aja ya asal bareng temen-temen? Eh wait.. Jadi orang kaya lebih asik lah, udah punya temen, bisa hepi-hepi lagi bebas ngapain aja ngabisin duit. Damn!

Lelahnya mencari rupiah, siapa sih yang ga ngerasain ini? Ya bahkan yang kaya-kaya pun kayaknya merasakan. Cuman beda konteks aja. Atau soal relativitas berapa banyak jumlahnya. 

Alih-alih fokus sama angka, berapa banyak rupiah yang sudah terkumpul, kadang rasanya luput untuk lebih sadar bahwa uang yang diperjuangkan dari hari ke hari pagi sampai malam, Senin sampai Senin lagi, pada akhirnya berujung pada satu pemaknaan tertinggi atas pertanyaan: uangnya dipakai buat apa? sama siapa? Is your money worth your time?

Kalau memang ada satu hal yang lebih berharga dari uang, maka itu adalah waktu. banyak kejadian yang sudah-sudah telah memberi satu kunci pelajaran bahwa waktu jauh lebih berharga nilainya daripada uang. Sayangnya banyak dari kita yang akhirnya terpaksa menggadaikan waktu demi uang. Ya termasuk juga saya ini sih.

Sori, gua ga sempat, ga ada waktu”

Ini sering banget nih kita dengar di keseharian kita. 

Kesempatan untuk bertemu, kesempatan untuk liburan, rekreasi, ketemu sama teman-teman, berkumpul dengan keluarga dan orang kita sayang, dan sebagainya. 

Sadar atau tidak, waktu yang jadi bahan dasarnya kesempatan di sini, jadi segitu berharganya. Bahkan saking berharganya, waktu tidak bisa dibeli bahkan bagi orang yang punya banyak uang. Semuanya ujung-ujungnya soal waktu. Waktu yang jadi alat transaksi kita dalam menciptakan berbagai kesempatan.

Jadi inget serial yang lagi hits nih, yang judulnya "Layangan Putus". Di sana diceritakan betapa sempurnanya kehidupan seorang Mas Aris, punya posisi karir yang penting, well paid, istri yang cantik (banget weeyy), anak yang pintar dan lucu, keluarga yang serba berkecukupan dan bahkan royal lah ya. But at the end, Mas Aris melakukan kesalahan fatal atas hidupnya. (Belum nangkep maksudnya? Nonton dulu deh, pasti seruuu). 

Meskipun Mas Aris provide kehidupan yang jauh di atas kata cukup buat keluarganya, he is failed. Karena perkara besar yang luput: kepada siapa Ia habiskan waktunya. Seharian penuh bahkan sampai kadang pulang malam di setiap hari-harinya, waktunya habis buat kerjaan. Eh malah ditambah lagi sama kelakuan serong main sama cewe lain pas pulang malam. Bahkan pas weekend yang udah hakikatnya tuh buat family time
 




Cappadocia, tempat wisata yang paling terkenal di Turki yang jadi impian Kinan (Istrinya Mas Aris). Tapi Mas Arisnya malah ke sana sama cewek lain; Lidya si Pelakor pro. 

Hmm. Makanya dibilang juga apa, kalau sayang itu bukan cuman ngasih uang. Tapi waktu. Karena waktu itu yang jauh lebih berharga bahkan tidak ada bandingannya dengan berapa banyak uang yang kita beri. Aku loh contohnya, saking sayangnya, bela-belain ngasih waktu buat datang ke tempat kamu, buat ketemu sama kamu, minta maaf langsung sama kamu. Sesayang itu aku sama kamuuuuuu (curhat). 

Jadi kali ini, di kesempatan yang terhimpit ini coba kita refleksikan kembali soal sebesar apa nilai waktu yang sudah kita habiskan. Time is not money. It is more than that. Time is life. 




Aku mau banget selalu ada waktu buat orang-orang yang aku sayang. Tapi sekarang juga kondisinya belum ideal. Aku mau habiskan waktuku dengan uang yang banyak di saku. Biar kalau mau apa-apa, ke mana, jawabnya ayo aja. Makan enak? Baju bagus? Rumah mewah? Pent house? Jalan-jalan keluar negeri? Cappadocia? Lets go aja. Ga ada mikir-mikir lagi. Karena semuanya juga butuh uang. Bayangin jadi pengangguran banyak waktu di rumah tapi ga ada duitnya, mau makan apa? yang ada diusir karena jadi benalu beban keluarga haha😝

Uang bukan segalanya. Tapi segalanya butuh uang. 

Jadi kalau ditanya lebih pilih mana; punya waktu tapi ga punya uang, atau punya banyak uang tapi ga punya waktu? Hmm saat ini lebih cocok “punya banyak uang pas lagi ada waktu” kali yah.

Aku ga akan jawab gamblang; punya dua-duanya lah, punya banyak uang dan banyak waktu. Dasar. Itu kata-kata orang yang over-oportunis doang. Just me trying to be realistic.

Yahud juga sih kalau ada kerjaan yang waktunya fleksibel, dan menghasilkan uang yang banyak. Ada ga sih? Oh ya ada! Be your own boss. 

Orang kaya aturannya cuma satu, bikin usaha dan jadi Bos. Udah simpel kan? Tapi mudah? Nah ini. Mungkin bukan susah ya, jawabannya lebih kepada "ini bukan sesuatu yang mudah". Resikonya ga ketakar, effortnya dua kali lebih susah, dan lagi-lagi juga butuh waktu.

Daripada mengorbankan banyak hal, banyak orang ga berani ambil taruhan gede atas cap gagal dalam hidupnya. 
Yaudah akhirnya kebanyakan orang memilih main aman aja jadi penghamba atas kerja-kerja yang diatur oleh bosnya. Termasuk ya, saya juga. Lalu kita akhirnya terjerumus kerja, yang penting ada uangnya dan jadi sumber utama penyambung hidup buat diri dan keluarga. Syukur-syukur uangnya lebih buat bisa nafkahin cewe simpanan. 

Yok bisa yok success before thirty-nya. 

Kadang abis nulis random thoughts gini, pas baca lagi malah makin bingung sendiri. Yaudahlah pokoknya gitu aja. See you!


----
Cipete, 7 Maret 2022

Lagi dikangenin Ibu, katanya udah lama ga pulang. 
Padahal udah berusaha semampunya biar ada transferan tiap bulan. Tapi ya emang bukan itu. 
Waktu bersama beliau adalah hal yang paling mahal yang sedang Ia minta. 
Dan waktu yang sedang kugadaikan pula atas kesibukan ibukota, yang harus kutebus atas pintanya itu. 




February 12, 2022

Cirebon-Kuningan, Can we skip to the good part?

Hola! 

Perasaan baru banget Jumat weekend kemaren naik kereta ujug-ujug nyampe Cirebon. Tahu-tahu sekarang udah weekend lagi. Makin hari makin cepat banget rasanya waktu berlalu. 

Here we go album last trip ke Cirebon Kuningan!

Kita mulai dari kereta jam 10 pagi berangkat dari Gambir ke stasiun Cirebon. Lumayan excited, karena jarang-jarang dapat long weekend kaya gini. Kebetulan hari Jumatnya dapat jadwal WFH jadi ga disia-siakan lagi kesempatan langka ini. 



Gerbong 1 (gerbong paling belakang) dari rangkaian Argo Cheribon hari itu. Sepi banget isinya bisa dihitung jari. Ini bener-bener dadakan banget, langsung go show aja random haha. Udah lama banget ga jalan-jalan berasa penat banget. Belum lagi kondisi covid rame banget jadi males banget dikit-dikit covid dikit-dikit serba covid di Jakarta heuh. 




Tiba di Cirebon langsung dijemput sobat KKN ku yang paling loyal, Nyori anak Ayah Amin. Terus langsung diajak jalan-jalan enjoy Cirebon. 



 Nyampe di Cirebon langsung tancap gas motoran berdua ke daerah puncak perbukitannya Cirebon. 



Heboh banget motoran karena ini udah gatau posisi di mana. Nyasar di antah berantah cuman buat nyari tempat nongkrong skaligus healing. Ga nyampe-nyampe anjirrr.

Di sini ada kafe lumayan kece namanya Kopi Gincu, tempatnya lumayan gede, pemandangannya keren banget, dan yang terpenting, di sekelilingnya itu hamparan hejo-hejo seger banget sejauh mata memandang ada hamparan pohon mangga yang lumayan luas dan bikin adem. 

Menu utamanya emang serba Mango gitu, bahkan ada lab khusus belajar buat budidaya Mangganya sendiri. Keren. 


Karena masih hitungannya hari kerja, gue ama Nyori masih sahut-sahutan jabanin telpon soal kerjaan. Tapi kalo kerja sambil nikmatin tempat alam yang tenang dan menu makanan enak kaya gini sih siapa yang ga mau pengen tiap hari. 



Malamnya, dikasih waktu quality time sendiri kebetulan di sepanjang jalan gede Cirebon dekat Transmart dan Mall CSB ada banyak kafe dan resto enak-enak. Lumayan menggabut di sini kurang lebih lima jam sendirian sembari nungguin Nyori lagi having fun juga karena dia kebetulan ada janji juga sama kerabat kolega dia. Untung dia masih inget buat jemput gue di sini, karena posisi hape udah mati low bet dan ga tau arah jalan pulang. Thank you Nyori, kalo lo ga jemput, gue kayanya ga bakal nyentuh rumah lo lagi sih hahah.

Hari kedua kita meluncur ke Jalan Tuparev, karena kata Yorry ini doang tempat kafe-kafe yang behave. Wkwk niatnya kan mau cuci mata sambil ngopi-ngopi ganteng gitu, kali aja nemu temen baru kan lumayan orang Cirebon-Kuningan banyak yang lucu-lucuu. 



 


Dapat menu secret recipe dari Starbucks sini, dikasih nama Stonecold, enak banget. Yang jalan-jalan ke Starbucks Cirebon di Jalan Tuparev, boleh banget sih nyobain ini. 




 


Ini pas udah sore selepas nikmatin hujan sepanjang hari di Starbucks. Gila sampe kesetanan gini nyari kulinerannya. Mulai dari tempat Mi Koclok, abis itu ke tempat empal gentong. Tak lupa pesan sate Marangginya juga. Terus empal gentongnya nambah sampai tiga porsi hahahaha Yori adalah salah satu parner makan terasik sih kalo buat jalan-jalan kulineran (wkwwk, tim diet mulai besok yak brader). 


Hari berikutnya, agenda kita meluncur ke Kuningan. Kebetulan banget bertepatan dengan momen kumpul keluarga di rumah neneknya si Raka, mengenang setahun meninggalnya Kakek. 
Ini pagi-pagi kita meluncur menuju Kuningan ditemani Nyori dan motor touring andalannya. Gila kuat banget itu motor bisa naik-turun perbukitan Cirebon Kuningan padahal yang dibawa karung-karung goni gini badannya hahaha

Ini sempetin ke Rumah Sakit Permata buat Tes PCR dulu gan, buat keperluan kantor di hari Senin. Saking takutnya ga keburu PCR, telpon sana-sini seKuningan Raya buat tanya tempat PCR ada di mana. Ternyata ga gampang nyarinya, selain karena emang ga banyak tempatnya, juga karena kebetulan udah hari Minggu jadi pada tutup. Untungnya rumah sakit ini satu-satunya masih buka dan masih mau nungguin buat tes hari itu. 

Belajar jadi mekanik juga nih sekalian. Mau berangkat Tes PCR terus gatau mau naik apa hahahaa.

Karena Raka males manasin motor di rumahnya, ada empat motor, dan empat-empatnya bermasalah sama akinya. Gila ya ini motor-motor mahal jadi pajangan doang ckck. Haha seru juga udah sok bengkel-bengkel eh taunya ga berhasil. Yaudah pakai motor operasional toko deh. Meluncur ke RS bareng Teh Intan yang setia menemani hehe. Ini posisi si Rakanya masih molor karena baru balik dari Bandung jam 4 pagi katanya. 

Disuruh gedor aja kamarnya. Dih mana berani gue antar nyawaaaa. Yang ada gue balik Jakarta tinggal nama abis kena amarah api-apinya Raka kalo soal dibangunin tidur. haha

  

 

Ini udah bareng Raka yang akhirnya bangun juga. Udah lama banget ga ketemu terakhir mungkin abis lebaran tahun lalu. Alhamdulillah masih nafas ya, ilang lost kontak udah kaya Adam Air sedih bet. 

Heran banget kalo jalan sama Teh Intan bawaannya makan mulu gila. Ini makasih banget buat A Anto, baru pertama kali ketemu ditraktir Penyetan Muji, Penyetan terenak se Tanah Sunda anjirrrr (testimoni lebay tapi ga boong weeyy hahaha) 

Udahlah kita lanjot keliling Kuningan dulu motoran bareng Teh Intan, teteh paling baik, penyabar, cantik sayang belom nikah aja nih (HAHAH). Lagian banyak bener prospeknya, jadi bingungkan teh milih kandidat calonnya haha. Ini foto di atas jajan KFC buat makan rame-rame pas di rumah nenek. 





Sore-sore udah balik lagi ke rumah. Ini sisa-sisa foto di galeri pas sore hari. Antara ga pengen tapi takut nolak, lihatlah ekspresi pemuda-pemuda ini bersama Teh Intan hahaah. Ini ada Rangga, A Anto, Teh Intan dan Raka.



Malamnya, acara inti pengajian mengenang setahun meninggalnya Kakek Rooseno. 

 

 



Selepas acara baru sesi bebas, kumpul keluarga. Sayangnya kali ini ga bisa lama-lama karena besoknya hari kerja cuy. Yaudah deh, Akhirnya kita meluncur buat balik ke Jakarta dengan shuttle. Makasih banget nih buat perKuningan squad, udah rame-rame mau nganterin ke tempat Shuttlenya. 



Tripnya berasa padat banget padahal cuman tiga hari. Alhamdulillah jadi bisa lepas penat lagi, sekaligus silaturahmi dengan sahabat-sahabat lama ini. Yori, Raka, sehat-sehat ya kalian. 

Oh iya, sama keluarga besar Kakek Rooseno, alhamdulilah terima kasih sudah diterima dan jadi bagian keluarga di sini. Teh Intan, Manda, A Anto, Rangga, dan Dindaa sama Andra juga. Benar-benar Kuningan rasanya jadi salah satu alternatif jadi tempat pulang selain Jogja, dan pengisi kekosongan dari kerinduan keluarga yang jauh di sana. Semoga insyaAllah bisa kumpul lagi lebih lama bareng-bareng mereka keluarga Kuningan. 

See you in the next tripppp!

February 09, 2022

Bla bla bla Soal Teman dan Cinta



Where does Love coming?

Menurut gue beberapa ide yang kurang masuk adalah kata-kata semacam "lo ga bakal bisa maksain nyatuin sesuatu yang bertolak belakang. Pertemanan, persahabatan dengan cinta". Padahal menurut gue bahkan udah pada mafhum juga kayanya, bahwa yang namanya percintaan itu pasti berangkat dari yang namanya  pertemanan dulu kan. Ga mungkin lo ajak kenalan orang baru yang lo temuin langsung ajak komitmen serius. Ya at least lo berteman dulu. Lo tau dulu orangnya, sepik-sepik dikit baru lo tidur bareng. 

Nah progres setelah itu baru lo bisa lihat deh apakah bentuk bisa komitmen dalam jangka panjang, atau lo one night stand aja. Or bentuk lain misalnya kayak sekadar friends with benefit aja gitu.

Gue pernah beneran ada di posisi, di mana gue jalanin pertemanan yang begitu banyak dinamikanya, yang bahkan spend another two even three years. Only for building chemistry as friends anjir. Yah pelan-pelan better becoming best friendship. Abis banyak ups and downsnya dulu, pake cek cok sana sini dulu, bahkan sampe berantem hebat dulu, baru lo bakal tau dan saling mengenal kelebihan dan kekurangan satu sama lain. Baru deh habis itu lo bener-bener bulet decide that the person is the right one, the chosen one.  


Friendship or relationship?

Dari pengalaman gue ini, ketika gue bandingin antara yang berproses lama kaya gitu, sama yang buru-buru banget kesannya, yah udah pasti bisa ketebak lah hasilnya. Yang gue jalanin bener-bener lama dan takes times itu jauh lebih qualified rather than the only one night stands girl that ive met. 

Ga ada pelaut handal yang diciptakan dari ombak yang tenang, gue selalu ingat quotes ini. Makanya semakin ke sini gue percaya, bukan soal kapan gue bertemu sama orang yang tepat, tapi soal gimana gue ngejalanin interaksi-interaksi gue dengan orang-orang yang gue temuin. Makanya makin ketat juga seleksi pertemanannya, karena dari sana tolok ukur standar pertemanan dan kualitas lingkungan sosial lo kebentuk. 

Anyway, temen gue sempat pernah bilang, bukan seberapa lama lo berteman, ini soal sedalam apa lo saling mengenal dalam pertemanan itu. Bukan soal jumlahnya, tapi soal kualitasnya. Tapi ini pun akan berproses juga secara alamiah kok. Umur ga bisa boong, pas masa kanak-kanak, remaja ya di masa masa belia lah, wajar kita bisa open dengan banyak orang dalam konteks pertemanan. Justru itu yang membentuk kualitas personal diri dan secara ga langsung jadi patokan yang dijadiin sebagai standar kualitas diri dan lingkungan sekitar lo ke depannya. Baru deh abis itu makin lo bertambah umur, lo makin bisa menyeleksi tipe-tipe seperti apa yang beneran fit sama personal diri lo sendiri. 


Once you break

Tapi jujur sih, balik lagi, karena justru pola relationship yang kebangun lebih lama itu, pas udah in relationship dan once break, sakitnya berkali lipat (kalau gue bisa bilang berpuluh kali lipat) sakitnya dari pada yang langsung tembak aja. 

Karena kan posisinya di masa lo berteman itu, ada banyak momen yang lo ciptain bareng-bareng. Belom lagi kalo udah sampe pernah konflik dan berantem hebat, ini tuh justru di pandangan gue ada baiknya. Iya, beneran konflik itu ga sepenuhnya buruk kok. Kadang dari konflik itu justru kita bisa saling belajar memahami satu sama lain, dan secara sadar atau ga, ini naikin derajat kualitas hubungan lo itu sendiri. Beda yang sama orang yang lo temuin ujug-ujug lo jadiin crush and then in relationship dalam waktu sekejap. Udah pasti bakal beda banget. Lo ga punya banyak memori yang lo bangun berdua dan hal-hal kecil yang spesifik bisa ingetin lo soal dia. Ya pasti kalaupun ada, ga sestrong lo pelan-pelan kan jalaninnya. 


kalau spesifik gue cuman pengen bilang, yang namanya berantem, cek cok, bosen bahkan, ya wajar sih. Sayangnya ga semua dari kita bisa handle ini dengan baik. Pada akhirnya mau sehebat apapun berantemnya, siapapun yang datang di tengah hubungan lo dan dia, pada akhirnya akan balik pada satu orang lagi kok. Yah semacam ujung lirik lagu Lyodra aja,  tapi di mana nanti kau terluka, cari aku, ku ada untukmu. 


Apaan sih ini bacot ga jelas dari tadi? udah lah gapapa ya iyain aja ngelantur kayanya kebanyakan doping. 








the Journey of Lost




Dear,


This is me Farid is writing for you here.

I understand if maybe you don’t want to hear anything from me anymore,  but let me do this clearly to you, and also for my own mental health purpose. 

I am sorry. 

I really sorry for the bad things I just made since last year. Seems I have made a big mistake. I have ruined my friends, and also including your life, and even it is my life too because my such bad attitude. And the more I tried to figured it out, the more and more it just becoming worse and totally ruined our relationship into the lowest. 

I have tried to reach you out and so sorry for you, but I have no more ideas how to make it well landed into you since you’ve cut me on all social media platform. Even I failed it when I was tried to come and tell you directly into your home at my last visit just a couple week ago.

If I can tell you how big my feeling for you. As a lover, a bestfriend, a colleague, even simply as my friend, I can’t described you my lost after all of your good kind of human being that I do really love you. I do really regret to brought all my life just full of dissapointment from you. 

I am not a good in showing all of this. The more I try to express, the more I lost you. 

I am regret for all my failure to keep you as a lover, and even as a friend. Maybe if there is just one last thing that I can do to compensate all of this, just let me know for sure. I am lost on my mind for months. For months. I already passed weeks of that to following your words, focus on my self, go get a new friend, a lover, or focus on my self. But still I am under the big shadow of you and my biggest regression about what I just did to you, and how I lost you as one of my valuable person in my life.

I can’t tell you how hard I wish to get you back, even if only being a normal friend. Because I really lost you and it’s hard. I really sorry, and If I can tell you how hard my heart want to tell that I dont want to lost you.

But after all, I know forgiving is something beyond big. I will never push you anymore to accept this things in a rush. I wish I can make peace after all of this unspoken words since the beginning.

Dear, ever since the first time you held my hand I have wanted nothing more than for you to hold it on forever.


Cirebon station,  February 2022