Manusia itu unik. Dengan segala kelebihannya, Ia kurang. Dan semua dari kita harusnya mafhum. Tapi kebanyakan waktu, kemafhuman itu tertutupi dengan ego yang rapuh.
Terlampau tinggi mengawang-awangi persona diri. Yang kecil di tengah lautan manusia. Haus pada pujian, ambisi untuk terus jadi yang terdepan, berlari kencang. Terus berlari dengan napas penuh ambisi, sebisanya jadi yang paling menarik perhatian, pokoknya bahagia dan banyak uang sedemikan maunya.
Suatu ketika manusia lain hendak datang menutupi kekurangan. Entah karena alasan tak sadar, atau lebih banyak tidak menerima atas kekurangan.
Niat baik bukakan mata, bahwasanya ada nilai yang kita punya. Lalu Ia tawarkan kata-kata hangat nan bijaksana. Tapi seperti biasa, kiranya tak lebih dianggap angin lalu belaka. Lebih mudah untuk abai daripada balik merefleksi dalam diri.
Kritik itu merendahkan, dan aku lebih suka untuk tidak mendengarnya. Ampun
0 comments:
Post a Comment