September 26, 2016

Eksistensi Paham Islam Nusantara dan Pengaruhnya terhadap Keutuhan NKRI


Image result for islam nusantaraIndonesia, sebagaimana yang telah dikenal sejak puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu merupakan sebuah entitas kebangsaan yang sangat multikultural dengan jumlah etnis dan kebudayaan yang banyak dan beragam. Tidak hanya dengan jumlah masyarakat yang besar, Indonesia secara historis juga dikenal sejak dulu sebagai satu bangsa yang cukup kuat dengan wilayah teritorinya yang luas. Oleh sebab itu maka tak heran jika sejarah mencatat begitu banyak negara-negara koloni yang saling berebut untuk menguasai wilayah ini. Lebih jauh lagi menelisik sejarah Indonesia, maka diketahui bahwa Indonesia beberapa abad yang lalu merupakan satu kesatuan bangsa yang jauh lebih kuat yang lebih dikenal dengan sebutan Nusantara. Meliputi wilayah-wilayah Asia bagian tenggara termasuk Filipina, semenanjung Asia Tenggara sampai daratan Malaysia dan termasuk kepulauan Indonesia saat ini merupakan wilayah otoritas sebuah kebangsaan yang kuat yang dikenal ssebagai entitas Nusantara. Dengan mengangkat keistimewaan pluralitas sebagai hal yang sangat unik dan istimewa, entitas kebangsaan ini kemudian terus mengalami dinamika revolusi namun sangat kuat untuk berpegang teguh dalam menjunjung perbedaan dalam satu kesatuan. Oleh sebab itulah maka hingga saat ini entitas Nusantara atau yang kini dikenal dengan nama Indonesia masih berpegang teguh pada semboyan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya nilai berbeda-beda tetapi tetap satu. Semboyan ini pada dasarnya memiliki makna dan tujuan untuk berusaha mengakarkan rasa solidaritas dan rasa persatuan yang cenderung “imajiner” sebagai bagian dari kesatuan Indonesia.
Menjadi menarik dalam membahas lebih lanjut bagaimana kondisi keberagaman komposisi masyarakat Indonesia menghadapi tantangan dinamika sosial dan evolusi dari berbagai bentuk ancaman seperti gerakan-gerakan separatis, diskriminasi kaum minoritas, perbedaan derajat dalam pergaulan dan lingkungan sosial, dan masalah-masalah sosial lainnya yang menyangkut perbedaan latar belakang personal. Agama, sebagai salah satu perbedaan yang sangat sensitif tidak jarang menjadi pemicu dan penyebab utama munculnya pergolakan permasalahan-permasalahan tersebut menjadi lebih besar. Agama mayoritas yangmengalami pergeseran dan pergantian dari hindu ke budha dan kemudian ke Islam menjadi faktor penting alasan mengapa indikator agama menjadi sebuah sentimen dalam pergaulan masyarakat di Indonesia. Hal itu pula yang juga kemudian diduga menjadi main trigger dari munculnya berbagai gerakan-gerakan separatis dan tindakan diskriminasi blatarbelakang keagamaan. Hal ini tentunya merupakan sesuatu yang rasional mengingat faktor agama berbicara mengenai kepercayaan dan cenderung menjadi prinsip dan ideologi seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Itulah mengapa sedikit saja sentimen yang menyaangkut keagamaan ini terangkat di lingkungan sosial maka sangat rentan memicu terjadinya gesekan sosial dan konflik yang lebih besar dan berkepanjangan.
Dalam upaya menjaga kesatuan wilayah dan rasa solidaritas kebangsaan Indonesia maka sudah seharusnya berbagai tantangan ini dipikirkan oleh banyak pihak dan segera diberikan solusi yang efektif guna mencegah terjadinya perpecahan dan konflik yang berkepanjangan. Salah satunya adalah dengan kemudian menanamkan rasa solidaritas itu sendiri kepada tiap individu masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Penanaman nilai-nilai kesatuan ini bahkan ditanamkan ke masyarakat sosial sejak usia belia/kanak-kanak, remaja hingga orang tua. Hal ini guna mengakarkan rasa solidaritas dan nilai-nilai persatuan dalam satu identitas kebangsaan Indonesia, termasuk menjadikan perbedaan yang ada (termasuk perbedaan agama) sebagai sebuah keunikan; keistimewaan dan bukan menjadi penghalang terhadap terwujudnya perdamaian dan ketentraman di lingkungan masyarakat. Masyarakat Indonesia yang dihadapkan dengan keadaan yang plural diharapkan dapat saling menghargaai dan menghormati perbedaan satu sama lain demi terwujudnya perdamaian dan perasaan saling menghormati satu sama lain. 
Dari gagasan inilah kemudian berangkat sebuah pemikiran tentang Islam Nusantara, sebuah sudut pandang yang diklaim sebagai pembawa perdamaian bagi bangsa Indonesia utamanya pagi pemeluk agama Islam, agama mayoritas yang dianut oleh masyarakat Indonesia dengan nilai utamanya adalah mengangkat kesatuan dan persatuan masyarakat Indonesia melalui rasa menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan, termasuk perbedaan agama demi terwujudnya masyarakat yang harmonis dan saling menghormati antar umat beragama. Pada dasarnya konsepsi Islam Nusantara hingga saat ini menjadi sebuah perdebatan serius yang menghadapkan dua perspektif besar; Islam universal dengan Islam yang lebih konvensional dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran Islam yang hakiki.
Pandangan Islam Nusantara berusaha menanamkan bagaimana nilai-nilai Islam dapat dimplementasikan ke tengah-tengah masyarakat tradisional Indonesia sehingga dalam praktiknya kemudian terjadi peleburan budaya Islam dengan kebudayaan-kebudayaan lokal. Oleh sebab itu pandangan Islam Nusantara memercayai bahwa kedamaian dan ketentraman masyarakat akan lebih mudah dicapai dengan ditumbuhkannya rasa solidaritas masyarakat Indonesia tanpa menjadikan perbedaan agama dan perbedaan-perbedaan lainnya sebagai pemicu permasalahan.
Orang-orang yang mengangkat ide Islam Nusantara ini memegang erat pada kepercayaan bahwa peerbedaan dan perselisihan di kalangan masyarakat Indonesia adalah suatu hal yang krusial. Olehnya itu, solusi terhadap ancaman perpecahan dan gangguan ketentraman masyarakat menjadi seuatu yang mendesak untuk diperhatikan secara serius. Ciri khas islam nusantara adalah pandangan agama Islam yang melebur dengan kebudayaan dan perspektif lokal sehingga masyarakat mampu memadukan kebudayaan lokalnya dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuannya tentu sebuah hal yang mulia, bagaimana nilai-nilai keislaman mampu diimplementasikan dengan lebih fleksibel terhadap kelompok masyarakat tradisional.
Hal yang menjadikan Islam Nusantara ini kontroversial di tengah masyarakat adalah karena pendapat kelompok sebagian orang yang menilai bahwa konsepsi Islam Nusantara jelas tidak sesuai dengan ajaran agama Islam yang semestinya dimana Islam yang dileburkan dengan kebudayaan lokal tradisional itu artinya sama halnya mencampur-adukkan antara kebenaran dan kebathilan. Hal ini sebagaimana yang tercantum di dalam QS al-Baqarah [2]: 42 "Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui beliau berkata, “Allah melarang orang Yahudi mencampuradukkan perkara yang batil dengan yang hak, melarang menyembunyikan yang hak dan menampakkan kebatilan. Allah melarang mereka dua perkara ini. Sebaliknya, Allah memerintah mereka agar menampakkan kebenaran, karena mereka mengetahui yang benar.” Tentu sebuah hal yang perlu dipertanyakan lebih lanjut mengenai bagaimana standarisasi kebathilan (sesuatu yang salah/melenceng dari jalan lurus) itu sendiri ditetapkan oleh kelompok penganut Islam garis keras yang menentang Islam Nusantara yang menjadikannya alasan yang konkret menentang konsepsi Islam Nusantara.
Bahkan di beberapa media, kelompok penentang Islam Nusantara garis keras menyatakan  bahwa Islam Nusantara yang kaya dengan warisan Islam (Islamic legacy) justru akan berpotensi besar menjadi harapan renaisans peradaban Islam global yang akan berakulturasi dengan Tatanan Dunia Baru Ciptaan Dajjal (The New World Order).[2] Merupakan pemikiran yang dangkal dalam melihat Islam Nusantara sebagai suatu aancaman terhadap Islam dan mengaitkannya pada tatanan dunia baru ciptaan Dajjal dan konstruksi negatif sejenis lainnya sebab Islam Nusantara pada dasarnya bertujuan untuk memudahkan implementasi nilai-nilai Islam ke dalam masyarakat tradisional dan bukan berarti mencampur-adukkan kedua peradaban yang berbeda.
Selama implementasi konsepsi Islam Nusantara diimplementasikan dengan sesuai syariat yang berlaku maka tentunya pemikiran ini bukanlah sesuatu yang keliru sepenuhnya. Terlebih lagi dalam upaya menjaga keutuhan NKRI dari ancaman gerakan separatis dan kelompok-kelompok separatis maka ide atau pemahaman ini menjadi sebuah hal positif yang akan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan rasa menghargai dan menghormati perbedaan satu sama lain dan tentunya secara langsung maupun tidak langsung dapat menjaga solidaritas keutuhan masyarakat karena mampu mengimplementasikan ajaran agama Islam yang dibaawa serta tetap menghormati kebudayaan lokal yang sudah ada sebelumnya. Dengan begitu maka tentunya hal ini akan berimplikasi positif terhadap solidaritas keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri secara universal. Oleh sebab itu hal ini tidak ada salahnya untuk dipertahankan bahkan dikembangkan lebih luas lagi selama hal ini tidak terbukti bertentangan dengan nilai dan ajaran agama Islam itu sendiri.






[1] Opini Jemaat Islam Nusantara(daring), Pengertian Islam Nusantara, September 2015, http://jemaat-islamnusantara.blogspot.co.id/2015/06/pengertian-islam-nusantara.html diakses 3 Oktober 2015

1 comment:

  1. Lu sendiri kayak ngerti sejarah Islam ngomong ginian. Coba deh, lu jelaskan dulu Islam secara fundamentalis itu apa, pergejolakan dari awal Islam sampai hari ini ada apa aja.. Jangan memandang pakai kacamata sosial dan kesetaraan aja. Al Qur'an itu punya nama lain yaitu sebagai Al Furqon. Silahkan direnungi

    ReplyDelete