Jadi ceritanya kemarin habis dapat beberapa nikmat kecil gitu buat traktiran kopi gratis pas reuni tim wismul, potongan harga pas mau bayar pembelian di toko, dan tiba-tiba dapat tiket nonton bioskop gratis sore-sore dari senior tempat kerja yang lama. Akhirnya alhamdulilah kabar baik dan nikmat yang beruntun ini yang bikin gue kepikiran dan sebut-sebut dengan istilah "rejeki anak soleh."
Ngomong-ngomong soal rejeki anak soleh, ternyata sebutan ini tuh meskipun istilah bercandaan, ternyata ajaib dan nyata juga. Banyak orang yang suka berkata ini rezeki anak soleh ketika mendapatkan rezeki yang tak terduga.
Gue coba googling soal "rejeki anak soleh" ini iseng-iseng, ada satu kutipan yang sempat bikin gue hening beberapa saat.
Postingannya berjudul: Bahaya, Jangan Suka Mengatakan 'Rezeki Anak Soleh'
Salah satu kalimat di sana berbunyi;
"Meskipun hanya bercanda, mengatakan itu sebenarnya tidak diperbolehkan karena dianggap sombong dan menganggap diri kita suci. "
"Dalam surat An-Najm ayat 32, dijelaskan bahwa kita sebagai manusia yang tak luput dari dosa dan kesalahan jangan suka menganggap diri kita suci. Sekalipun kita rajin beribadah dan berbuat baik, jangan pernah menganggap diri kita sudah suci di depan Allah karena itu merupakan sifat orang sombong."
Dua premis yang dipakai, yang menurut gue sangat rumpang.
Ketika menyebut "rejeki anak soleh", lalu diartikan dengan mendaku kesombongan dan anggapan diri yang suci.
Terus gue kepoin deh apa sih maksud ayatnya itu.
QS. An-Najm Ayat 32
32. Yaitu) mereka yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan keji, kecuali kesalahan-kesalahan kecil. Sungguh, Tuhanmu Mahaluas ampunan-Nya. Dia mengetahui tentang kamu, sejak Dia menjadikan kamu dari tanah lalu ketika kamu masih janin dalam perut ibumu.
Persangkaan seorang Hamba
Nah meskipun begitu, tentunya balik lagi, ini soal bagaimana niat dan persangkaan kita terhadap apa dan bagaimana kita ngucapin istilah seperti "Rejeki Anak Soleh" ini. Pada akhirnya kan yang tahu bagaimana maksud hati kita balik lagi ke yang Maha Mengetahui. Allah akan berbuat kepada hamba-Nya sesuai dengan persangkaannya.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari.” (H.R Muslim).
Keberuntungan yang Beruntun
Bayangin kemarin gue alhamdulillah bisa dapat kesempatan traktiran kopi, ketemu reuni yang dari lama direncanain dan bisa ketawa-ketawa bareng lagi. MasyaAllah
Kehilangan barang di saku celana, pas mau beli lagi di Family Mart, eh dapat diskonan lumayan gede sampai 20%, tiba-tiba aja gitu pas bayar harganya berkurang sendiri dan bahkan si kasirnya aja ga nyadar.
Salam,
0 comments:
Post a Comment