Selamat berakhir pekaan gaes😊😊
Tiap ngomongin akhir pekan pasti selalu semangat nih. Biasanya kalau aku pribadi dulu tiap mau
weekend, pasti udah nyiapin wishlist mau kemana, ajakin teman-teman main atau paling engga satu dua orang sahabat dekat buat diajak main keluar. Tagline andalannya #oneweekonetrip. Pokoknya beneran tiap satu minggu harus bikin trip ke mana biar ga stres.
Nah sekarang semenjak udah pindahan ke Jakarta, rasanya masih baru banget jadi buat jelajah sekitaran penginapan aja butuh waktu dan ya jadilah anggap aja petualangan trip baru.
Kali ini aku mau share soal pengalaman trip baru lagi nih. Kalau sebelumnya udah ceritain gimana sensasi naik bus Trans Jakarta, kali ini aku mau ceritain pengalaman gimana rasanya naik MRT Jakarta!
Denger kata MRT tentunya kalau sekarang udah ga asing lagi dong, identik dengan kota Jakarta. Akhirnya moda transportasi yang dari jaman dulu kala cuman di awang-awang doang dan cuman ada di luar-luar negeri sana, sekarang akhirnya sudah bisa kita nikmati juga di negara sendiri.
MRT atau
Mass Rapid Transportation (Indonesia: Moda Transportasi Raya) ini adalah sarana transportasi umum dalam bentuk kereta cepat yang jalurnya dibangun di bawah tanah untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dan sesuai dengan jalur-jalurnya. Kurang lebih sebenarnya peran dan fungsinya sama seperti Trans Jakarta. Bedanya, ya karena MRT menggunakan kereta cepat sebagai alat transportasinya, maka semuanya jauh lebih modern termasuk juga stasiun-stasiun MRT yang dibangun di bawah tanah. Desainnya keren dan super modern futuristik.
|
Suasana stasiun MRT bawah tanah di Istora Mandiri di Senayan |
Selain stasiun dan rel bawah tanah, beberapa jalur juga sebenarnya melewati rel yang dibangun di atas tanah atau stasiun layang. Beberapa stasiun ini adalah stasiun pemberhentian paling ujung seperti misalnya Stasiun Lebak Bulus. Sementara yang ke arah dalam kota Jakarta, di mana rute terakhir berujung di Stasiun Bundaran HI, semuanya stasiun bawah tanah.
Jalur jalan kereta MRT di Jakarta saat ini sebenarnya masih relatif sederhana, karena memang yang sudah bisa digunakan saat ini adalah jalur pembangunan fase pertama. Fase pertama ini terbentang dari Bundaran HI sampai dengan titik terujung Stasiun Lebak Bulus. Rute ini melintasi stasiun Dukuh atas, Setiabudi, Bendungan Hilir (Benhil), Istora (GBK), Senayan, Sisingamangaraja, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati dan terakhir di Lebak Bulus. Dari informasi akun resmi MRT Jakarta, saat ini rute pembangunan fase kedua sedang berjalan meliputi stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Godok dan stasiun Kota. Semoga pembangunan tahap kedua ini bisa juga berjalan lancar dan segera ikut bisa digunakan warga Jakarta dan juga dirasakan masyarakat Indonesia pada umumnya
Nah pada akhir pekan dua minggu yang lalu, setelah jogging di GBK, akhirnya iseng-iseng deh buat nyobain MRT ini. Karena tiap hari melintas dekat tangga turun menuju stasiun MRT setiap pergi dan pulang joging di GBK, maka akhirnya rasa penasaran sudah memuncak di ubun-ubun buat nyobain.
Nah, pertama-tama untuk masuk ke stasiun bawah tanah di sekitaran jalan protokol Sudirman - MH Thamrin, karena semua stasiunnya bawah tanah maka kita turun terlebih dahulu melalui tangga-tangga masuk yang ada di sisi kanan dan kiri jalan. Kurang lebih suasananya seperti ini.
|
Tangga turun menuju stasiun MRT |
(Maaf ya gaes kalau agak gelap, aslinya tidak segelap ini kok karena ada cahaya lampu pastinya).
Nah setelah masuk ke area stasiun, maka kita wajib punya dan bawa yang namanya kartu pembayaran elektronik. Kurang lebih sama lah ya dengan yang digunakan untuk naik busway. Bank-bank besar seperti BCA, Mandiri, BRI dan BNI masing-masing punya produk ini. Kalau kemarin pas naik busway saya menggunakan kartu Flazz dari BCA, kali ini saya cobain pake E-money dari Mandiri. Sebenarnya sama aja fungsinya, selama saldonya masih ada ya semuanya bisa gaess😅
|
Akses MRT dengan menggunakan kartu pembayaran elektronik |
Caranya sederhana aja, tinggal masuk ke arah pintu masuk, dan tempelkan kartu pembayaran elektroniknya di tempat yang sudah disediakan. Tunggu beberapa saat dan lampu indikatornya akan
berubah warna jadi hijau yang artinya kartu kita telah berhasil melakukan transaksi dan kita sudah bisa masuk ke ruang tunggu MRT. Pastikan saldo kartunya ada ya gaess.
|
Sebelum masuk, harus tempelkan dulu kartu emoney ke pintu masuknya |
Untuk tarifnya bisa menyesuaikan dengan jalurnya. Untuk jalur dari stasiun Istora GBK ke Dukuh Atas cukup dengan Rp. 3500,- saja. Murah banget kan gess. Ya pastinya tidak ada alasan lagi buat ga naik transportasi umum di Jakarta. Sudah nyaman, keren, murah lagi.
Oh iya, untuk kartu elektronik yang digunakan, stasiun MRT ini cukup ketat dan mewajibkan satu kartu untuk satu orang. Jadi kartu yang dipakai tidak bisa untuk dua orang yang berbeda. Jika memaksakan, sistem akan otomatis memblokir kartu kita dan tidak bisa digunakan sebelum diatur ulang lagi di counter petugas.
Jangan lupa untuk tetap hati-hati ya gaes. Jalur masuk ini diatur menggunakan sejenis Roller Stick (gatau nama aslinya apa, yang jelas tiga batang yang berputar mirip di toko-toko perbelanjaan). Bagi kita yang cowok-cowok mohon tetap kalem dan hati-hati yaa. Jangan sampai batang stik rollernya beradu dengan batang punya kita. Pasti dijamin punya kita kalah dan adanya ngilu kalau-kalau sampai kejedot roller stik-nya😂😂
|
Papan penunjuk Stasiun MRT |
Setelah kita berhasil masuk ke ruang tunggu kereta, maka kita tinggal menunggu kereta MRT yang akan datang selanjutnya dan mengantarkan kita ke stasiun tujuan. Kira-kira suasananya seperti ini gaess~
|
Papan penunjuk rute MRT dan jadwal kereta |
Nah silakan memperhatikan rute jalur mana yang akan kamu tuju dan nanti akan langsung diarahkan melalui pintu-pintu kereta yang ada di ruang tunggu kereta, tepatnya di pintu masuk ke MRT. Nanti jadwal kereta terdekat akan terlihat di papan atas lengkap dengan waktu tibanya.
|
Papan penunjuk kedatangan kereta MRT terdekat |
Nah tinggal persiapkan diri aja di ruang tunggu dan sesuai dengan pintu yang telah tersedia. Ketika kereta tiba, suara petugas informasi akan menyampaikan info kedatangan kereta MRT dan lengkap dengan keterangan stasiun tujuannya.
|
Plang penanda pintu masuk kereta MRT |
Oh ya gaes, ada yang unik dari suara rekaman petugas informasi di MRT ini. Jadi kalau di Busway Trans Jakarta biasanya nada dan intonasinya sangat halus lembut gemulai, tidak dengan suara yang kita dengan di stasiun mapun di dalam kereta MRT. Ibu petugasnya agak galak gaess😂😂 Mungkin supaya penekanannya lebih tegas sehingga pergerakan orang-orang juga jauh lebih cepat mungkin ya. Tapi yang jelas tetap biasa aja yaa gaes biar ga terburu-buru dan akhirnya malah kesandung di pintu kereta.
|
Pintu-pintu masuk kereta MRT |
|
Pintu masuk kereta MRT dan rute yang terpampang di atasnya |
|
Rute jalur kereta MRT dan stasiun yang akan dilalui |
Untuk beberapa stasiun yang dibangun di atas tanah atau stasiun layang sendiri, kurang lebih suasananya akan cukup lebih menarik karena jarak pandang akan jauh lebih terbuka lebar dibandingkan dengan stasiun bawah tanah yang sebagian besar hanya berisi papan iklan dan beton. Tapi tetap tenang gaes, meskipun bawah tanah, tapi stasiun-stasiun ini dilengkapi dengan sirkulasi udara yang baik dan alat pendingin ruangan yang ekstra adem jadi ga ada tuh yang namanya pengap atau kehabisan napas meskipun kita ada di bawah tanah.
Kira-kira kenampakan stasiun layang seperti di Lebak Bulus seperti ini.
|
Papan penunjuk nama stasiun MRT |
|
Pintu masuk kereta MRT di stasiun Lebak Bulus |
|
Suasana stasiun layang MRT Lebak Bulus |
Nah ketika kereta datang, kita tinggal naik deh. Karena mungkin weekend, jadi kereta yang aku naikin ini isinya ga begitu rame jadi suasanya bisa sangat lengang dan sepi. Dinding-dinding kereta sampai gantungan untuk pegangan tangah rame dengan reklame stiker iklan yang semakin mencolok dengan warna-warna
nge-jreng.
|
Suasana dalam kereta MRT |
|
Kenampakan dinding dan gantungan tangan yang rame dengan stiker iklan Gojek |
Karena menggunakan kereta cepat, jadi tidak butuh lama kita sudah bisa sampai di stasiun yang kita tuju. Setelah turun dari kereta MRT, kita tinggal keluar melalui jalur yang telah disediakan dan kembali menempelkan kartu pembayaran elektronik yang digunakan sebelumnya.
|
Tangga masuk (turun) dan keluar (menggunakan eskalator) stasiun MRT |
Secara garis besar, pengalaman menikmati transportasi MRT ini benar-benar menyenangkan, dan tentunya aman dan nyaman. Jadi ga ada alasan lagi buat ga pakai transportasi umum di Jakarta. Semakin banyak kita bareng-bareng naik transportasi umum, semakin kita mendukung program pengurangan jumlah kendaraan-kendaraan pribadi yang selama ini selalu jadi sumber kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
Itu dia pengalaman aku naik MRT Jakarta! Akhirnya tuntas terbayarkan sudah. Sampai jumpa di cerita petualangan selanjutnyaaa~
0 comments:
Post a Comment