October 12, 2019

Training Ke Bogor



Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa!

Sebuah kata-kata motivasi penutup yang sangat berkesan bagi aku yang hari ini baru aja selesai mengikuti acara softskill training dua hari rangkaian pelatihan outbond RMDP Maybank Indonesia Batch 1.

Dua hari ini bisa dibilang cukup berbeda dari kegiatan rutinitas kami selama mengikuti program training RMDP. Biasanya kami setiap hari, Senin sampai Jumat ada di kelas Maybank Academy Wisma Kodel Lantai 3, Kuningan, Setia Budi. Tiga minggu berjalan, dari jam 08:00 pagi sampai jam 17:00 sore kami mengikuti kelas-kelas materi dasar perbankan sepanjang hari.

Nah pada Jumat kemarin, ada yang sedikit berbeda. Subuh-subuh betul jam 5 pagi kami udah berkumpul di kantor Sentral Senayan III buat berangkat ke Bogor untuk agenda pelatihan soft skill, di luar dari materi-materi hard skill yang selama ini kami terima. Sebenarnya dua hari kemarin, Rabu dan Kamis, juga sudah memberikan pengalaman materi soft skill. Bedanya materi pada dua hari tersebut lebih fokus pada public speaking, keterampilan berbicara di depan umum dan presentasi. Sementara outbond yang akan kami ikuti ini akan lebih fokus seputar kepribadian yang lebih umum. Kurang lebih gambaran umumnya seperti itu.

Berangkat ke Bogor

Foto bareng di Bus saat berangkat menuju Bogor
Sekitar dua jam perjalanan dari Sentral Senayan, tepat jam 08:00 pagi kami sudah sampai di Wisma Kinasih Bogor, tempat pelatihan dua hari ini dilaksanakan. Wisma Kinasih ini tepatnya ada di Jalan Raya Sukabumi, Caringin, Kabupaten Bogor. Suasanya cukup asri, sejuk dan menenangkan. Ternyata perjalanannya ga begitu lama dari yang kami bayangkan. Dan ternyata tempatnya kalau pernah jalan ke Kaliurang Jogja, lumayan mirip dan ga jauh bedalah seperti villa-villa besar di sana. Bedanya mungkin luas area wisma Kinasih ini yang relatif dua-tiga kali lipatnya. (Luas banget gaess).

Papan nama bagian depan Wisma Kinasih
Papan nama dan keterangan alamat Wisma Kinasih di gerbang 

Ada sekitar 4-5 meeting centre, mulai dari Balai Sidang Kinasih di bagian depan, ruang Kamboja di depan bagian kiri, kemudian ada aula tengah, dan beberapa aula-aula atau meeting room lainnya yang tersebar di sekitaran gedung-gedung yang berisi kamar penginapan. Kebetulan kami dari Maybank berkegiatan di ruang Bojonadi. Sementara kamar-kamar kami di gedung untuk kamar penginapan paling belakang, sebelum area jejeran cottage-cottage yang juga posisinya ada di bagian paling belakang Wisma Kinasih ini. Bisa dibilang tempat kami strategis karena ada di tengah, dekat dengan resepsionis utama dan mudah diakses, stright forward dari gerbang langsung ke tengah Wisma Kinasih.

Aku sendiri sekamar dengan Jojo, temanku satu-satunya sesama cowok di kategori nasabah funding premier nantinya. Teman-teman premier lainnya sebagian besar memang teman-teman cewe. Sementara yang cowo-cowo sebagian besar untuk peserta RMDP rata-rata memang ditempatkan untuk nasabah komersil/perusahaan program lending. (Funding-lending belajar di mbah google cus gaes) 

Selain jumlah gedung-gedung penginapan yang cukup banyak, wisma Kinasih ini juga dilengkapi dengan banyak fasilitas rekreasi mulai dari lapangan basket dan saung di wilayah depan, kolam renang di sisi kanan, hingga taman dan jogging track di sisi belakang. Jadi untuk acara segede apapun sepertinya Wisma Kinasih ini masih siap buat nge-handle-nya dengan berbagai alternatif agenda kegiatan.

Gedung Ruang Sidang (Aula) Wisma Kinasih di area paling depan

Suasana pagi dan gedung kamar-kamar tengah di pekarangan Wisma Kinasih

Sisi tengah Wisma Kinasih, termasuk Lobi Utama Resepsionis

Jejeran Gedung Kamar bagian Belakang dan halaman parkir belakang

Taman dan Jogging track di bagian belakang Wisma Kinasih


Kolam renang di sisi kanan, area tengah Wisma Kinasih

Gedung kamar-kamar di area depan sisi kanan 

Setibanya kami di lokasi, kami drop tas pakaian yang kami bawa dan menyempatkan ke Indomaret buat jajan kecil-kecilan. Ternyata kumpul pagi buta udah bikin lapar duluan. Padahal makanan pertama yang bisa kami akses adalah makanan snack buat coffee break yang katanya baru akan tersedia sekitar jam 9/10 pagi. Jadilah roti Pisang Coklat yang lagi promo diskon beli satu gratis satu jadi serbuan kami buat sarapan bareng-bareng. Kami keluar gerbang Wisma Kinasih dan ada dua Indomaret baik di sisi kiri maupun di seberang kanan gerbang. Jadilah kami jalan pagi bareng sekalian buat beli roti yang kami nikmati juga bareng-bareng. Jujur selama 3 minggu mengikuti program RMDP ini, aku pribadi cukup senang dengan teman-teman yang ada di sini. Mereka sangat open, kompak dan senang berbagi. Jadinya apa-apa dibawa santai dan tetap solid satu sama lain, termasuk buat jajan pagi buat ganjelan perut kali ini๐Ÿ’ช๐Ÿป๐Ÿ˜‚.

Training: Mind, Body and Soul

Kira-kira sekitar jam 08:30 rangkaian training dua hari resmi dimulai. Sempat kenal-kenalan, dulu di awal, lalu materi mengalir garis besarnya soal Menaklukkan Diri Sendiri, sebagian besar mengenai keterampilan memahami dan mengendalikan mental dan spiritual. Mind, Body, Soul: 3 elemen yang ada dalam diri kita masing-masing yang seharusnya bisa saling bersinergi satu sama lain untuk mengenal potensi dan mengelolannya seoptimal mungkin.

Bahkan Pak Bebet, pemateri kami yang  ternyata jauh-jauh didatangkan dari Jogja ini, beliau menceritakan bagaimana beliau sempat mengidap penyakit kanker kelenjar betah gening STADIUM 4, dan sudah mendapat vonis dari dokter, bisa justru berangsur membaik dan hadir di tengah-tengah kami menyampaikan materi ini. Stadium 4 itu mengerikan loh gaess, dan bahkan beliau aja sebenarnya belum sepenuhnya sembuh total jadi masih ada sisa meskipun udah berangsur membaik jauh lebih baik dari sebelumnya, dari cerita beliau.

Pak Bebet di depan kelas di tengah-tengah kami

Selain pengalaman mengidap sakit parah berupa kanker tersebut, beliau juga banyak bercerita bagaimana pengalamannya selama melatih beberapa puluh tahun di dunia militer angkatan darat, laut dan udara. Berapa banyak tentara termasuk captain-captain pilot pesawat tempur yang beliau pernah bimbing, beberapa di antaranya bahkan sudah banyak yang gugur karena kecelakaan pesawat yang mungkin beberapa berita pernah kita dengar dari berita-berita. Bahkan berbicara profesionalisme di dunia training, sosok beliau ini tidak diragukan lagi. Salah satu pengalaman beliau bahkan pernah menjadi pembimbing dari Marsekal Hadi Tjahcanto, yang saat ini sudah menjabat sebagai Panglima TNI. Luar biasa sosok Pak Bebet ini, mungkin dari sekian banyak instruktur dan trainer di militer, mungkin beliau adalah salah satu dari segelintir yang berlatar belakang sipil.

Banyak lagi cerita-cerita yang dibagi oleh beliau, termasuk soal pasang surut kehidupan dan titik terendah yang pernah dialami sampai-sampai harus berhutang dan keluar dari pekerjaan sebelumnya. Namun hingga dalam proses perjuangannya itu kemudian beliau bisa bangkit dan masih bisa bertahan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Sekali lagi kunci beliau adalah Mind, Body dan Soul. Bagaimana menyatukan dan membangun sinergi dari ketiga elemen tubuh manusia itu yang tiap dari kita juga memilikinya.

Intinya adalah bagaimana kita membangun proses pengenalan terhadap diri sendiri dan mengelola pikiran dan jiwa agar tetap damai dan bahagia. Dengan begitu, kondisi jasmani yang sehat dan bugar juga akan turut tercipta.

Kalau dikaitkan dengan pengalaman pribadi, sebagai salah satu peserta kelas Pak Bebet, sebenarnya banyak hal dari topik-topik pelatihan yang disampaikan beliau ini yang sejalan dengan proses penyembuhan diri yang aku pribadi alami dan lakukan secara langsung dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana aku belajar bahwa awal terbaik dalam menyelesaikan persoalan hidup apapun itu adalah memenuhi kebutuhan kita akan rasa cinta pada diri kita sendiri terlebih dahulu. Karena dengan mengenali diri itulah, kita bisa bangkit dan menyembuhkan diri sendiri dan membangun keyakinan dan kepercayaan diri yang bulat. Pikiran yang sehat akan mendorong tubuh yang sehat dan jiwa yang sehat pula. Rasanya setelah materi ini, rasa masuk angin dan pusing di kepala yang sedikit cenat cenut dari dua hari kemarin bisa benar-benar terbuangkan digantikan dengan energi positif yang berusaha aku serap sebanyak-banyaknya dari paparan Pak Bebet, yang juga ditemani dua asisten pematerinya, Mas Doni dan Mas Kucing (cuma ingat nama panggilannya aja ๐Ÿ˜…๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜ฌ)

Pak Bebet dan Hipnosis

Yang jauh lebih keren dan berbeda dari materi Pak Bebet ini adalah keterampilan Pak Bebet dalam hipnosis, sebagai metode beliau dalam membangun motivasi diri mendalam kepada peserta trainingnya, dan sekaligus sebagai salah satu medium dalam menyampaikan transfer energi kepada peserta kelas-kelasnya. Kami jadi dibuat penasaran dengan cuplikan-cuplikan foto dan video yang disampaikan sepanjang materi yang banyak menunjukkan bagaimana aksi hipnosis yang dilakukan bisa membuat manusia jauh lebih kuat atau berani dari apa yang dia pikirkan sebelumnya. Termasuk yang paling berkesan adalah cuplikan melempar telur yang awalnya pecah dan pecah berulang kali, setelah melakukan proses pengembangan energi yang kuat, telur yang dilemparkan itu bisa pantul seperti bola karet bahkan hingga dua-tiga kali di atas tanah. Di luar batas logika banget kan๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚
Pak Bebet dan Andrea sebagai volunteer merasakan praktik di sela-sela materi
Beberapa games kecil sempat dipraktekkan di dalam kelas di tengah-tengah materi. Seperti Raafi, salah satu dari kami yang akhirnya trauma diajak salaman atau bersentuhan dengan Pak Bebet setelah sempat dihipnotis jangka pendek yang katanya bikin dia sesak di dada dan sedikit pusing setelah menjadi objek praktek kilat. Dan kocaknya kita yang awalnya takjub jadi ketawa tiap nyebut nama Raafi saat Pak Bebet minta volunteer buat sekedar maju ke depan atau diajak berkomunikasi๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ

Yang lebih lucu adalah Si Aldo, peserta RMDP paling gede, aekaligus paling ceplos seangkatan kami berduapuluh (20-22 agak lupa jumlah tepatnya karena ada yang masuknya nyusul juga). Jadi ketika hendak mempraktekkan sugesti dan keyakinan kekuatan jari telunjuk, Aldo sebagai yang paling berbobot berat di kelas jadi objek buat diangkat dengan jari telunjuk yang dirapatkan kemudian diangkat oleh empat orang. Dan mungkin ini karena human error dari salah satu personil volunteernya; si Irham. Wkwkw Irham lagi Irham lagi. Jadi sebelumnya Irham sempat jadi bulan-bulanan di sesi sebelumnya karena ketika voting perwakilan, dan sebagai satu dari tiga perwakilan kelas dia memilih menolak adanya hukuman (padahal hukumannya cuma stiker bulatan ijo kecil di muka๐Ÿ˜) sebagai hukuman saat salah menyebut angka di salah satu games. Dan ternyata bener dong dia yang paling pertama salah ๐Ÿคฃ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Ham.. Ham..

Balik ke Aldo tadi, jadi majulah empat volunteer dari kami: Irham, Justian, Jojo, dan Domi (nanti mungkin suatu hari aku cerita soal mereka semua deh satu per satu member geng di RMDP ini). Nah ketika Si Aldo yang semula duduk di kursi hendak ditandu oleh teman-teman dengan jari telunjuk yang di kepalkan ini, Irham keliru dalam menempatkan jarinya sehingga tidak seimbang dengan posisi teman-teman yang lain sebagaimana seharusnya. Jadilah si Aldo yang badannya gede banget cuma terangkat sepersekian detik ga lebih dari sejengkal dan terperosot๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Bayangin ketawanya sekelas apalagi geng cewe-cewe yang biasanya jadi lawan umpan candaan atau hujatan kalau di kelas. Pada ngakak menertawakan kejadian Aldo jatuh tersungkur.

Aldo jatuh di tangan empat volunteer: Irham, Jojo,  Justian dan Domi

Menurut Pak Bebet, ini karena satu dari mereka kurang yakin dan akhirnya tidak bisa maksimal. Termasuk dari Aldo sendiri kepada teman-teman yang mengangkat dia. Setelah percobaan kedua dan mengganti personel termasuk aku ke salah satunya, akhirnya keyakinan yang bulat itu terbukti dan kami bisa mengangkat Aldo setinggi-tingginya dan maju hingga 1-2 meter ke depan hanya dengan model jari telunjukkan kami yang dibentuk seperti gerakan main pistol-pistolan pas kecil. Kekuatan jari telunjuk dari empat orang. Bisa mengangkat Aldo sang Raja Grabfood kelas yang hobi makan Dan beratnya 102 kilo (kalau ga salah inget yang lu bilang ya Do)๐Ÿคฃ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ yeaaay๐Ÿ™Œ๐Ÿป๐Ÿ™Œ๐Ÿป๐Ÿ™Œ๐Ÿป

Volunteer cewe-cewe yang berhasil mengangkat Pak Bebet hanya dengan jari telunjuk masing-masing

Pada malam harinya kami diberikan sesi untuk menuliskan mimpi-mimpi yang kita miliki, yang hendak kita capai dalam hidup. Mimpi soal ingin naik haji atau umroh bareng Ibu, punya rumah di Kaliurang Jogja, sampai liburan ke Lombok dan makan es kelapa di Bali menjadi bagian dari beberapa mimpi-mimpi yang tercatatkan di malam kemarin sesi tersebut. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi deep talk dengan peer group yang sudah dibagikan sebelumnya. Ini yang mungkin paling berkesan sepanjang kegiatan training kami kali ini. Kelompok kecil yang juga menunjuk aku sebagai ketuanya ini ternyata bisa sebegitu dalamnya saling percaya satu sama lain dan bahkan menghabiskan waktu tiga jam untuk saling berbagi cerita masalah pribadi masing-masing satu sama lain. Momen seperti ini rasanya mahal sekali, dan sangat berpengaruh pada sudut pandang kami satu sama lain yang lebih dekat lagi dari sebelum-sebelumnya.๐Ÿ˜‡


Outbond Tanpa Outdoor

Di hari kedua, sejujurnya agak kecewa di awal. Karena ternyata semula yang kami ekspektasikan akan main-mainan sesuatu di luar, di taman dengan permainan outdoor ternyata tidak ada sama sekali. So saddd๐Ÿ˜ฉ Kayanya paling payah dari program-program training outdoor MDP di Maybank daripada sebelum-sebelumnya wkwk. TAPI. Akhirnya bisa tetap berkesan dan seru. Games-games outbondnya jadinya dilakukan ful di dalam ruangan. Entah ini request dari Kak Mutia sebagai wali kelas kami atau Ibu Wina langsung sebagai “Kepala Sekolah” Maybank Academy yang akhirnya tidak mengarahkan kami berkeringat-keringat ria di luar ruangan. Yang jelas sepertinya bukan Pak Bebet, karena beliau sudah pasti akan bersedia di luar ruangan.

Dokumentasi ketika mempraktekkan sendok garpu melayang dengan satu tumpuan
Sendok garpu melayang dengan satu tumpuan korek kayu
Hari kedua kami banyak belajar dengan permainan-permainan berkelompok. Awalnya kami bermain membuat sendok garpu melayang, hanya dengan tumpuan korek api di bibir botol. Sumpah di games ini mumetnya minta ampun karena kami harus punya peran yangberbeda-beda. Ketua dari masing-masing tiga kelompok, termasuk aku cuman diperlihatkan model sendok garpu dan botolnya di belakang ruangan dari jarak jauh. Sementara aku harus menceritakan itu ke wakil anggota tim, yang ternyata ketika itu mereka menunjuk Jojo. Dan Jojo-lah yang harus menceritakan itu sekaligus mengarahkan ke teman-teman lainnya yang bertugas menyusun rangkaiannya. Komunikasi yang jelas dan serba teknis dibutuhkan di sini. Paling gregetan karena kami ketua yang sudah ditugaskan hanya untuk memberi petunjuk, kemudian diberikan permainan yang lain sesama ketua bertiga; Aku, Raafi dan Justian. Mumetnya jadi dua kali tambah gede๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ˜ฉ๐Ÿ˜ฉ๐Ÿ˜ฉ Maaf ya Jojoo sebagai perwakilan timku yang akhirnya harus bolak balik, dan mungkin kalau di tengah komunikasi kita, aku sempet keliatan kebingungan juga๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚ Termasuk Domi, Sheril, Gita, Albert dan Lidya, anggota tim yang bertugas merangkai sendok garpu dan koreknya yang akhirnya juga sama-sama pusing.. Akhirnya rangkaian itu bisa selesai meskipun tidak menjadi yang tercepat๐Ÿ˜…๐Ÿ™๐Ÿป๐Ÿ™๐Ÿป paling ga, kita bisa ya gengss dari kelompok sebelah hihi๐Ÿ˜ฌ๐Ÿ˜ฌ




Belajar Hipnosis! 

Setelah games rangkaian sendok garpu melayang itu selesai, kami masuk ke sesi istirahat dan ternyata setelah itu kami diajari soal hipnosis yang jauh lebih dalam dari sekilas di hari pertama. Dan lebih serunya lagi adalah belajar menghipnotis satu sama lain. Ini lebih ke arah keterampilan berbicara, komunikasi dan keyakinan diri yang kompleks sebenarnya. Ini bermula ketika Kak Yoga (peserta RMDP paling tua di antara kami senagkatan), jadi peserta yang dipilih Pak Bebet buat dihipnotis. Dan Kak Yoga bisa benar-benar lemas tersungkur saat berhasil masuk ke alam bawah sadar. Kak Yoga dibikin lupa nama kita-kita juga, sampe kebingungan sendiri. Tapi masih ingat nama Kak Muti๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚.
Kak Yoga dihipnotis terbaring lemas

Kak Yoga menertawakan kami yang katanya terlihat seperti badut


Lebih lucu lagi ketika melihat kak Yoga diberi instruksi melihat kami semua sebagai badut dan dia ketawa-ketawa sendiri yang bikin kita juga ketawa bareng-bareng. Si Agnes yang ada di depan dia bahkan dikatain mirip Nunung versi Kuntilanak ๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ Aku yakin Kak Yoga ga bakal ngatain hal gapenting kaya gini kalo sepenuhnya sadar karena dia orangnya paling hemat ngomong sehari-harinya, haha. Aduh kocak deh.

Saat diberikan kesempatan melakukan hipnotis, aku kebetulan bareng dengan Daniel, si peserta RMDP yang paling pendiam tapi paling kocak juga sebenarnya. Tipikalnya aja hemat kata, tapi sengklak juga ternyata๐Ÿ˜‚ pas praktek yang pertama, dia ampe pura-pura tidur barang 5-8 detik dan aku yang emang juga percaya ga percaya masih mukul-mukul dia sampe ternyata dia bangun dan bilang “pasti lu percaya kan..” Dih apaaan Niell *tepok jidat*  pas praktek kedua lebih kocak lagi. Karena ternyata kami kebetulan sepasang lagi, dan Domi yang di belakang kami ngeliatin kami. Si Daniel masih dengan trik yang sama: pura-pura tidur doang. Tapi sampe mereka (Si Domi dan partnernya si Irham) di belakang diam-diam merhatiin. Pas Selang dua-tiga detik Daniel bangun ketawa. Si Domi ampe ngata-ngatain, menyesalkan udah muji-muji “wah gila hebat bener Farid” katanya sebelum akhirnya sadar ikutan ketipu๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚๐Ÿคฃ๐Ÿคฃ


Rangkaian training kami ditutup setelah dua games lainnya yang kami lakukan dengan tim yang baru. Dimana kelas dibagi dua tim untuk main games buka kartu dan acak kata. Dari dua games itu kelompok kami yang ada Raafi, Sheril, Andrea, Angela, Lidya, Silvi, Aldo termasuk aku juga jadi pemenang di kedua-duanya. Woo mantap gengs๐Ÿ™Œ๐Ÿป๐Ÿ™Œ๐Ÿป๐Ÿ™Œ๐Ÿป

Akhirnya kami bernyanyi dan berangkulan bersama sebelum kemudian berfoto bersama. Kami juga menutup acara hari ini dengan mendoakan kesembuhan total pak Bebet dari penyakit kanker beliau yang masih ada meskipun sudah jauh mengecil dari sebelumnya.

Terima kasih Pak Bebet dan tim yang telah melatih kami dua hari ini, termasuk juga Kak Muti yang selalu setia mendampingi kami.


Foto bersama di akhir rangkaian training bersama Pak Bebet (tengah), Mas Doni (paling kanan) dan mas Kucing (paling kiri)

Foto bareng Pak Bebet

0 comments:

Post a Comment