Bismillahirrahmanirrahim
Sudahkah kamu berbuat baik hari ini?Pertanyaan ini cukup sederhana namun mengandung sejuta makna yang jauh lebih besar. Bertanya soal kebaikan apa yang telah kita lakukan kepada orang lain rasanya justru adalah mantra sakti dalam mengingatkan arti sesungguhnya kita hadir di muka bumi dan hidup di tengah-tengah 6 Milyar manusia lainnya.
Kalau belum punya banyak uang atau harta benda buat disumbangkan, mungkin melakukan hal kecil yang dampaknya tersalurkan kepada orang lain bisa kita lakukan.
Setidaknya berbuat baik dengan memberi apa yang bisa kita beri, bisa menambah makna atau nilai pada kehidupan yang kita jalani. Selain bermanfaat bagi orang lain, berbuat baik dan melakukan kebaikan terhadap orang lain justru lebih besar manfaatnya pada diri kita sendiri. Pikiran jauh lebih tenang, bahagia dan lebih bisa bersyukur atas apa yang kita miliki sebagai karunia dari Allah, Tuhan Semesta Alam.
Berbagi Kebaikan dengan Donor Darah๐❤️
Salah satu caraku dalam bersyukur dan memaknai hidup adalah dengan aktif melakukan donor darah.
Kemarin malam kira-kira jam delapan, Hp ku berdering menunjukkan notifikasi. Ternyata bukan pesan whatsapp grup atau SMS promo donat dan ayam goreng seperti biasa, tetapi pesan reminder dari kalender yang mengingatkan bahwa sudah saatnya lagi untuk melakukan donor darah.
Sejak di Jogja empat tahun yang lalu aku memang bisa dibilang cukup rutin melakukan donor darah. Selain untuk menyumbangkan darah kita kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan, donor darah ini sebenarnya memiliki banyak manfaat yang justru buat diri kita sendiri loooh..
Donor darah di Unit Transfusi Darah |
Selain membuat badan menjadi ringan dan lebih segar, proses donor darah yang kita lakukan akan mendorong sel-sel darah kita untuk melakukan regenerasi. Artinya, sel-sel darah yang ada di dalam tubuh kita diperbarui dan itulah sebabnya kita bisa jadi lebih bugar dan segar setelah donor darah. Selain itu, aku pribadi menjadi senang melakukan donor darah karena aktivitas ini sekaligus menjadi kesempatan untuk melakukan cek kesehatan gratis yang lebih mendalam.
Kita jadi lebih tahu tentang kondisi kesehatan kita mulai dari tekanan darah, golongan darah, hingga penyakit apa yang mungkin menjangkiti. Yaa hitung-hitung sebagai deteksi dini medical check up sebelum benar-benar parah kan๐ ๐
Hasil pemeriksaan kesehatan ini sendiri didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap darah yang telah kita sumbangkan sebelum dipergunakan untuk pertolongan terhadap orang lain. Juga dalam proses pemeriksaan sebelum mendonorkan darah juga tentunya.
Donor darah jangan disepelekan yaa teman-teman, karena sekantong darah itu harganya bisa sampai 400-600 ribuan per kantongnya. Bahkan biasanya kalau untuk kebutuhan operasi bisa butuh lebih dari satu kantong sampai-sampai ada yang berkantong-kantong looh..
Bisa dibayangkan seberapa mahalnya biaya yang harus dibayarkan. Belum lagi kalau golongan darahnya berbeda dan stok tidak tersedia, bisa akan sangat merepotkan bagi mereka yang kebetulan mendesak keluarganya sedang sakit dan membutuhkan kantong darah untuk keperluan operasi medis. Jadi dengan menyumbangkan darah kita secara sukarela, maka akan semakin meningkatkan jumlah persediaan kantong darah dan memudahkan mereka yang membutuhkannya.
Sehat dan Bugar dengan Rutin Mendonorkan Darah
Nah, setelah terakhir melakukan donor di bulan Agustus yang lalu di Rumah Sakit Dr. Sardjito Jogjakarta, hari ini tiba saatnya jadwal dua bulan untuk kembali melakukan donor darah. Untuk diketahui, memang donor darah itu tidak bisa dilakukan setiap waktu yaa teman-teman.
Menjadi pendonor darah setidaknya dapat kembali dilakukan setelah waktu 75 hari dari kegiatan donor darah terakhir atau sekitar dua bulan. Katanya sih waktu ini adalah rentang waktu yang ideal dalam proses pemulihan regenerasi sel-sel darah di tubuh kita untuk kembali normal dan siap untuk didonorkan lagi.
Biasanya donor darah aku lakukan rutin di Unit-unit Transfusi Darah (UTD) di Joga, dengan unit yang berbeda-beda. Dulu pertama kali aku donor itu ikut di kegiatan donor darah dari mobil donor keliling yang datang ke kampus. Setelah melakukan donor pertama kali itu, ternyata justru membuat ketagihan dan akhirnya jadi berusaha rutin, bela-belain donor ke UTD di Palang Merah Indonesia (PMI) kota Jogja, yang ada di Jalan Pramuka sekitaran Pasar Kota Gede. Atau kadang juga aku di PMI Kabupaten Sleman, setelah tahu tempatnya ternyata di area pusat perkantoran pemerintahan Sleman. Kalau dibandingkan jarak ke PMI Kota, PMI Kabupaten Sleman ini justru relatif lebih dekat dari kosan yang waktu itu di daerah Pogung Baru. Mayan buat irit bensin dan menjaga bentuk pantat dari keteposan karena duduk di motor terlalu lamaa gaes๐คฃ๐คฃ
Dalam dua kesempatan donor terakhir, aku justru coba donor langsung di Rumah Sakit Dr. Sardjito yang justru paling dekat dari dua kantor PMI itu. Cuman memang harus siap antri yaa karena di Sardjito cukup ramai dan banyak pendonor dari pihak keluarga untuk keperluan operasi pasien biasanya.
Pengalaman Donor Darah Pertama di Jakarta
Kali ini, setelah jadwal dua bulan itu telah kembali berlalu, ternyata aku sudah berpindah di Jakarta. Awalnya belum ada niatan buat langsung donor keesokan harinya soalnya harus cari info dulu soal lokasi PMI terdekat dan perginya seperti apa. Tapi ternyata berhubung karena hari ini adalah hari Minggu dan ga ada kerjaan, jadilah akhirnya aku iseng-iseng buka Google Maps selepas bangun pagi. Ternyata lokasi terdekat adalah PMI DKI Jakarta yang lokasinya di Salemba, dekat dengan kampus Kedokteran UI di Salemba.
Setelah tahu info itu, akhirnya siap-siap buat sarapan roti coklat (harus sarapan ya gaess kalau mau donor, jangan sampai kelewat karena pasti bakal ngaruh ke kualitas tekanan darah, dan paling fatal bakalan lemes setelah diambil darahnya kalau ternyata belum sarapan). Beberes mandi, akhirnya berangkatlah dengan mengandalkan Trafi dan rute angkutan umumnya. Lumayan buat sekalian jalan-jalan petualangan keliling Jakarta lagi dengan Trans Jakarta hehe๐ ๐
Tempatnya ternyata lumayan besar, dan sepertinya wajarlah ya untuk sekelas unit tingkat provinsi apalagi untuk DKI Jakarta, pusat ibukota brrooooh.. Masuk ke dalam, langsung menemui keramaian warga Jakarta yang antusias mendonorkan darahnya di hari Minggu. Tinggal mengambil form isian sebelum donor seperti biasa, dan tinggal diserahkan ke petugas setelah mengisi beberapa kolom pertanyaan yang diberikan.
Biasanya pertanyaan ini berisi data umum dan kuisioner tentang interaksi kita terhadap jarum suntik atau aktivitas seksual yang berpotensi terpapar penularan penyakit menular melaui darah seperti Hepatitis, dan HIV/AIDS. Pertanyaan ini harus diisi sejujur-jujurnya ya gaess dan gausah takut karena ini juga pada akhirnya untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan kamu juga. Setelah menyerahkan form itu, tinggal duduk manis di ruang tunggu sampai nomor antrian dan atau nama kita dipanggil petugas.
Biasanya pada umumnya sebelum melakukan donor darah, kita akan diperiksa kesehatan dasar seperti tekanan darah, periksa jumlah HB (Hemoglobin atau jumlah sel darah dalam tubuh) sekaligus penentuan golongan darah. Gausah takut buat pemeriksaan darah ini yaa karena jarumnya kecil dan bahkan ga keliatan. Rasanya pun ga sakit dan bahkan kalau udah terbiasa bisa ga kerasa apa-apa malah, paling sentilan dikit kaya kegigit semut. Lebih sakit digigit semut bahkan๐๐๐ seriusaaan..
Setelah pemeriksaan oleh petugas atau dokter yang ditugaskan, nah akan ada hasil pemeriksaan yang keluar apakah itu tertulis atau langsung disampaikan oleh petugasnya. Hasil pemeriksaan inilah yang akan menentukan apakah kamu akan layak mendonorkan darah atau tidak. Biasanya beberapa orang tidak jadi mendonorkan darahnya ini karena alasan tekanan darah yang sangat rendah, belum sarapan atau kurang tidur, atau jumlah HBnya yang tidak memenuhi. Maka itulah alasannya aku bilang penting buat sarapan dan minum banyak air putih sebelum berangkat donor darah hehe..
Dari sini juga akan memaksa kita buat menerapkan pola hidup sehat: kurangin merokok, begadang, dan makan teratur sehingga tekanan darahnya bisa normal dan memenuhi syarat untuk didonorkan. Bagus kaan manfaatnya gaeess.. Belum donor aja kita udah dipush buat pola hidup sehat hihiii๐ฌ๐ฌ
Nah nanti setelah antrian untuk mendonorkannya sudah dipanggil, kita tinggal duduk di kursi donor yang sudah disediakan dan tinggal mengikuti proses pengambilan darahnya. Jarumnya agak gede, jadi kalau ga kuat mending gausah dilihat ๐๐๐คญ..
Sebelum ditusuk sebaiknya tarik napas yang panjang bersamaan dengan jarumnya masuk sehingga rasa sakit jarum yang menembus kulit bisa teredam. Setelah itu, ga terlalu lama kantong darahnya akan terisi sampai batas takaran yang sudah ditentukan sekitar 200-350 cc. Kantong darah penuh, maka tinggal menunggu petugasnya memasukkan sedikit sampel di tabung-tabung kecil untuk pemeriksaan dan setelah beres udah deeh. Mudah dan simpel kann hehee
Prosesi transfusi darah |
Tadi sih dapatnya menu bihun goreng bakso dan telor ceplok, lengkap dengan susu coklat hangat dan dikasih jus kemasan juga kaya gini.
Menu konsumsi untuk pendonor di PMI DKI Jakarta |
Kartu Donor di PMI DKI Jakarta |
Sayangnya kartunya masih berbahan kertas biasa, ga sebagus dari PMI Kota Jogja yang udah bahan kartu plastik yang kurang lebih seperti bahan kartu ATM. Selain perkara kartu donor yang masih kertas biasa, bisa dibilang secara keseluruhan pelayanan di UTD PMI DKI Jakarta ini lumayan bagus dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Petugasnya meskipun satu/dua orang agak “agresif” dan terkesan kurang ramah, tapi keseluruhan pelayanannya baik dan profesional.
Itu dia pengalaman hari ini bertualang melakukan aksi donor darah di PMI DKI Jakarta. Semoga teman-teman yang membaca juga bisa ikut berpartisipasi yaa buat jadi pendonor dan ikut memberikan bantuan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan darah. Sampai jumpa di petualangan selanjutnyaa~~
0 comments:
Post a Comment