October 31, 2019
October 25, 2019
October 20, 2019
Puisi: Mengurai Makna
Kebersamaan
Berdua
Meski terkadang beradu ”aku“
Kita
Berjuang
Berkelut
Memperjuangkan makna
Tidak mudah memang,
tapi apa yang kita lalui sekarang
adalah satu kejadian
proses;
usaha untuk mengusahakan
yang paling indah
sepanjang hidupku
Makna tentang kamu
Makna soal aku
Makna akan kita.
Jakarta, di ujung malam penutup 20 Oktober 2019
Donor Darah: Nikmatnya Berbagi Kebaikan
Bismillahirrahmanirrahim
Sudahkah kamu berbuat baik hari ini?Pertanyaan ini cukup sederhana namun mengandung sejuta makna yang jauh lebih besar. Bertanya soal kebaikan apa yang telah kita lakukan kepada orang lain rasanya justru adalah mantra sakti dalam mengingatkan arti sesungguhnya kita hadir di muka bumi dan hidup di tengah-tengah 6 Milyar manusia lainnya.
Kalau belum punya banyak uang atau harta benda buat disumbangkan, mungkin melakukan hal kecil yang dampaknya tersalurkan kepada orang lain bisa kita lakukan.
Setidaknya berbuat baik dengan memberi apa yang bisa kita beri, bisa menambah makna atau nilai pada kehidupan yang kita jalani. Selain bermanfaat bagi orang lain, berbuat baik dan melakukan kebaikan terhadap orang lain justru lebih besar manfaatnya pada diri kita sendiri. Pikiran jauh lebih tenang, bahagia dan lebih bisa bersyukur atas apa yang kita miliki sebagai karunia dari Allah, Tuhan Semesta Alam.
Berbagi Kebaikan dengan Donor Darah๐❤️
Salah satu caraku dalam bersyukur dan memaknai hidup adalah dengan aktif melakukan donor darah.
Kemarin malam kira-kira jam delapan, Hp ku berdering menunjukkan notifikasi. Ternyata bukan pesan whatsapp grup atau SMS promo donat dan ayam goreng seperti biasa, tetapi pesan reminder dari kalender yang mengingatkan bahwa sudah saatnya lagi untuk melakukan donor darah.
Sejak di Jogja empat tahun yang lalu aku memang bisa dibilang cukup rutin melakukan donor darah. Selain untuk menyumbangkan darah kita kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan, donor darah ini sebenarnya memiliki banyak manfaat yang justru buat diri kita sendiri loooh..
Donor darah di Unit Transfusi Darah |
Selain membuat badan menjadi ringan dan lebih segar, proses donor darah yang kita lakukan akan mendorong sel-sel darah kita untuk melakukan regenerasi. Artinya, sel-sel darah yang ada di dalam tubuh kita diperbarui dan itulah sebabnya kita bisa jadi lebih bugar dan segar setelah donor darah. Selain itu, aku pribadi menjadi senang melakukan donor darah karena aktivitas ini sekaligus menjadi kesempatan untuk melakukan cek kesehatan gratis yang lebih mendalam.
Kita jadi lebih tahu tentang kondisi kesehatan kita mulai dari tekanan darah, golongan darah, hingga penyakit apa yang mungkin menjangkiti. Yaa hitung-hitung sebagai deteksi dini medical check up sebelum benar-benar parah kan๐ ๐
Hasil pemeriksaan kesehatan ini sendiri didapatkan dari pemeriksaan yang dilakukan terhadap darah yang telah kita sumbangkan sebelum dipergunakan untuk pertolongan terhadap orang lain. Juga dalam proses pemeriksaan sebelum mendonorkan darah juga tentunya.
Donor darah jangan disepelekan yaa teman-teman, karena sekantong darah itu harganya bisa sampai 400-600 ribuan per kantongnya. Bahkan biasanya kalau untuk kebutuhan operasi bisa butuh lebih dari satu kantong sampai-sampai ada yang berkantong-kantong looh..
Bisa dibayangkan seberapa mahalnya biaya yang harus dibayarkan. Belum lagi kalau golongan darahnya berbeda dan stok tidak tersedia, bisa akan sangat merepotkan bagi mereka yang kebetulan mendesak keluarganya sedang sakit dan membutuhkan kantong darah untuk keperluan operasi medis. Jadi dengan menyumbangkan darah kita secara sukarela, maka akan semakin meningkatkan jumlah persediaan kantong darah dan memudahkan mereka yang membutuhkannya.
Sehat dan Bugar dengan Rutin Mendonorkan Darah
Nah, setelah terakhir melakukan donor di bulan Agustus yang lalu di Rumah Sakit Dr. Sardjito Jogjakarta, hari ini tiba saatnya jadwal dua bulan untuk kembali melakukan donor darah. Untuk diketahui, memang donor darah itu tidak bisa dilakukan setiap waktu yaa teman-teman.
Menjadi pendonor darah setidaknya dapat kembali dilakukan setelah waktu 75 hari dari kegiatan donor darah terakhir atau sekitar dua bulan. Katanya sih waktu ini adalah rentang waktu yang ideal dalam proses pemulihan regenerasi sel-sel darah di tubuh kita untuk kembali normal dan siap untuk didonorkan lagi.
Biasanya donor darah aku lakukan rutin di Unit-unit Transfusi Darah (UTD) di Joga, dengan unit yang berbeda-beda. Dulu pertama kali aku donor itu ikut di kegiatan donor darah dari mobil donor keliling yang datang ke kampus. Setelah melakukan donor pertama kali itu, ternyata justru membuat ketagihan dan akhirnya jadi berusaha rutin, bela-belain donor ke UTD di Palang Merah Indonesia (PMI) kota Jogja, yang ada di Jalan Pramuka sekitaran Pasar Kota Gede. Atau kadang juga aku di PMI Kabupaten Sleman, setelah tahu tempatnya ternyata di area pusat perkantoran pemerintahan Sleman. Kalau dibandingkan jarak ke PMI Kota, PMI Kabupaten Sleman ini justru relatif lebih dekat dari kosan yang waktu itu di daerah Pogung Baru. Mayan buat irit bensin dan menjaga bentuk pantat dari keteposan karena duduk di motor terlalu lamaa gaes๐คฃ๐คฃ
Dalam dua kesempatan donor terakhir, aku justru coba donor langsung di Rumah Sakit Dr. Sardjito yang justru paling dekat dari dua kantor PMI itu. Cuman memang harus siap antri yaa karena di Sardjito cukup ramai dan banyak pendonor dari pihak keluarga untuk keperluan operasi pasien biasanya.
Pengalaman Donor Darah Pertama di Jakarta
Kali ini, setelah jadwal dua bulan itu telah kembali berlalu, ternyata aku sudah berpindah di Jakarta. Awalnya belum ada niatan buat langsung donor keesokan harinya soalnya harus cari info dulu soal lokasi PMI terdekat dan perginya seperti apa. Tapi ternyata berhubung karena hari ini adalah hari Minggu dan ga ada kerjaan, jadilah akhirnya aku iseng-iseng buka Google Maps selepas bangun pagi. Ternyata lokasi terdekat adalah PMI DKI Jakarta yang lokasinya di Salemba, dekat dengan kampus Kedokteran UI di Salemba.
Setelah tahu info itu, akhirnya siap-siap buat sarapan roti coklat (harus sarapan ya gaess kalau mau donor, jangan sampai kelewat karena pasti bakal ngaruh ke kualitas tekanan darah, dan paling fatal bakalan lemes setelah diambil darahnya kalau ternyata belum sarapan). Beberes mandi, akhirnya berangkatlah dengan mengandalkan Trafi dan rute angkutan umumnya. Lumayan buat sekalian jalan-jalan petualangan keliling Jakarta lagi dengan Trans Jakarta hehe๐ ๐
Tempatnya ternyata lumayan besar, dan sepertinya wajarlah ya untuk sekelas unit tingkat provinsi apalagi untuk DKI Jakarta, pusat ibukota brrooooh.. Masuk ke dalam, langsung menemui keramaian warga Jakarta yang antusias mendonorkan darahnya di hari Minggu. Tinggal mengambil form isian sebelum donor seperti biasa, dan tinggal diserahkan ke petugas setelah mengisi beberapa kolom pertanyaan yang diberikan.
Biasanya pertanyaan ini berisi data umum dan kuisioner tentang interaksi kita terhadap jarum suntik atau aktivitas seksual yang berpotensi terpapar penularan penyakit menular melaui darah seperti Hepatitis, dan HIV/AIDS. Pertanyaan ini harus diisi sejujur-jujurnya ya gaess dan gausah takut karena ini juga pada akhirnya untuk kepentingan pemeriksaan kesehatan kamu juga. Setelah menyerahkan form itu, tinggal duduk manis di ruang tunggu sampai nomor antrian dan atau nama kita dipanggil petugas.
Biasanya pada umumnya sebelum melakukan donor darah, kita akan diperiksa kesehatan dasar seperti tekanan darah, periksa jumlah HB (Hemoglobin atau jumlah sel darah dalam tubuh) sekaligus penentuan golongan darah. Gausah takut buat pemeriksaan darah ini yaa karena jarumnya kecil dan bahkan ga keliatan. Rasanya pun ga sakit dan bahkan kalau udah terbiasa bisa ga kerasa apa-apa malah, paling sentilan dikit kaya kegigit semut. Lebih sakit digigit semut bahkan๐๐๐ seriusaaan..
Setelah pemeriksaan oleh petugas atau dokter yang ditugaskan, nah akan ada hasil pemeriksaan yang keluar apakah itu tertulis atau langsung disampaikan oleh petugasnya. Hasil pemeriksaan inilah yang akan menentukan apakah kamu akan layak mendonorkan darah atau tidak. Biasanya beberapa orang tidak jadi mendonorkan darahnya ini karena alasan tekanan darah yang sangat rendah, belum sarapan atau kurang tidur, atau jumlah HBnya yang tidak memenuhi. Maka itulah alasannya aku bilang penting buat sarapan dan minum banyak air putih sebelum berangkat donor darah hehe..
Dari sini juga akan memaksa kita buat menerapkan pola hidup sehat: kurangin merokok, begadang, dan makan teratur sehingga tekanan darahnya bisa normal dan memenuhi syarat untuk didonorkan. Bagus kaan manfaatnya gaeess.. Belum donor aja kita udah dipush buat pola hidup sehat hihiii๐ฌ๐ฌ
Nah nanti setelah antrian untuk mendonorkannya sudah dipanggil, kita tinggal duduk di kursi donor yang sudah disediakan dan tinggal mengikuti proses pengambilan darahnya. Jarumnya agak gede, jadi kalau ga kuat mending gausah dilihat ๐๐๐คญ..
Sebelum ditusuk sebaiknya tarik napas yang panjang bersamaan dengan jarumnya masuk sehingga rasa sakit jarum yang menembus kulit bisa teredam. Setelah itu, ga terlalu lama kantong darahnya akan terisi sampai batas takaran yang sudah ditentukan sekitar 200-350 cc. Kantong darah penuh, maka tinggal menunggu petugasnya memasukkan sedikit sampel di tabung-tabung kecil untuk pemeriksaan dan setelah beres udah deeh. Mudah dan simpel kann hehee
Prosesi transfusi darah |
Tadi sih dapatnya menu bihun goreng bakso dan telor ceplok, lengkap dengan susu coklat hangat dan dikasih jus kemasan juga kaya gini.
Menu konsumsi untuk pendonor di PMI DKI Jakarta |
Kartu Donor di PMI DKI Jakarta |
Sayangnya kartunya masih berbahan kertas biasa, ga sebagus dari PMI Kota Jogja yang udah bahan kartu plastik yang kurang lebih seperti bahan kartu ATM. Selain perkara kartu donor yang masih kertas biasa, bisa dibilang secara keseluruhan pelayanan di UTD PMI DKI Jakarta ini lumayan bagus dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai. Petugasnya meskipun satu/dua orang agak “agresif” dan terkesan kurang ramah, tapi keseluruhan pelayanannya baik dan profesional.
Itu dia pengalaman hari ini bertualang melakukan aksi donor darah di PMI DKI Jakarta. Semoga teman-teman yang membaca juga bisa ikut berpartisipasi yaa buat jadi pendonor dan ikut memberikan bantuan bagi saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan darah. Sampai jumpa di petualangan selanjutnyaa~~
October 19, 2019
Puisi: Sederhana
By Farid Ali SyahbanaSaturday, October 19, 2019Aimlessly, cinta, daily post, Kumpulan PuisiNo comments
Sederhana
Pintaku sederhana
Cukup jangan ke mana-mana
Tetap sabar pada segala coba yang menerpa
Sederhana
Belanjaku sederhana
Bukan emas atau permata
Cukup tembaga atau kayu koka
Asal sukma berpadu cinta
Sederhana
Mimpiku pun sederhana
Tak perlu rumah atau mobil mewah
Cukup jumpa dan keliling kota
Lalu nikmati senja duduk berdua
Sederhana
Kuingin hidup sederhana
Kemanapun berkelana
Asal kau dan aku tetap bersama
Jakarta, 19 Oktober 2019
Dalam suasana merenung makna hidup dan rupa-rupa yang meliputinya.
Setelah sekian lama tidak menghabiskan waktu untuk memilah-milah benda dengan selera atau bahkan sekadar keliling menikmati waktu di pusat belanja.
October 18, 2019
Menjelajahi Waktu
“Time is gold, time is money.”
Ketika pertama kali datang ke Jakarta, sebagai pendatang baru ada banyak hal menakjubkan dan menarik untuk dijelajahi. Bahkan sesederhana makanan khas, jajanan hingga transportasi umum seperti busway dan MRT. Tanpa sadar, momen-momen baru yang aku lalui itu ternyata meninggalkan banyak jejak rekam pengalaman baru yang justru membuat rasanya waktu dua-tiga minggu berjalan begitu panjang.
Aku pribadi tidak menyangka keluar dari zona nyaman kehidupan Jogja yang begitu penuh dengan kesenangan dan hura-hura rekreasi bareng teman ternyata sebegini mengasyikkannya. Meskipun menghadapi kehidupan ibukota Jakarta yang katanya keras dan kejam, tapi ternyata jika dihadapi dengan energi positif sebesar-besarnya, maka hal-hal burukpun bisa jadi baik. Bisa jadi kan pengalaman buruk itu justru sesuatu yang bisa disyukuri karena menjadi bagian dari pembelajaran hidup yang tak ternilai harganya.
Bayangkan gimana rasanya pertama kali datang ke tempat baru, bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, dan bahkan belum tahu akan tinggal di mana, atau referensi makan dan hidup seperti apa yang ada di tempat baru. Kira-kira hampir sebulan ini aku menyelami dunia yang serba asing dan jauh berbeda dari sebelumnya. Dan tentu, meskipun punya beberapa teman dan famili jauh di Jakarta, aku memilih memulai semuanya sendiri. Tidak gampang memang, apalagi keluar dari zona nyaman dimana kehidupan Jogja aku tinggalkan setelah proses kurang lebih lima tahun lamanya, nampaknya baik-baik saja. Yah meskipun bukan borju, setidaknya masih berkecukupan dan tidak ada hal buruk yang mendesak. Makan, tidur, nongkrong, rekreasi bahkan di hari weekdays rasanya semua fine-fine aja. Tapi setelah akhirnya memberanikan diri meninggalkan itu semua dan hari demi hari dua-tiga minggu yang super padat, aku bisa bilang rasanya spektakuler dan menyenangkan!
Ada misteri di balik dimensi waktu yang Aku jalani ini. Biasanya kalau kita senang dan menikmati sebuah momentum, waktu berjalan begitu cepatnya. Sebaliknya juga, ketika menghadapi kegiatan yang membosankan membuat kita menghadapi waktu yang rasanya lambaaat banget bergeraknya. Nah tapi coba dengan momen yang baru saja aku lalui ini. Pindah ke Jakarta 3 Minggu yang lalu, menikmati banyak hal baru dan melalui itu semua dengan senang, menikmati setiap detik dan setiap momen yang terjadi, dan boom! Berbalik ke belakang rasanya tidak percaya kalau semua hal asyik yang sudah aku lalui ini baru berlalu 3 minggu. Belum cukup sebulan bahkaaaan.๐๐๐
Bukan berarti segalanya berjalan mudah dan baik-baik saja. Tapi ternyata dengan keluar dari zona nyaman dan berhadapan dengan banyak hal baru adalah tantangan tersendiri yang justru secara tidak langsung membangun kekuatan mental sekaligus kreativitas yang jauh lebih berkembang.
Keluar dari rutinitasi yang monoton dan menghadapi situasi yang baru telah mendorong aku banyak berpikir dan beraktivitas lebih dinamis. Dampaknya, bukan hanya pengembangan diri yang jauh lebih baik, tetapi juga rasanya ada sensasi psikologis yang besar terhadap pengalaman-pengalaman baru yang aku dapatkan di sini. Memori-memori yang tercipta menjadi serentetan yang mengalir padat dan panjang.
Kalau diingat-ingat kembali, saat kita kecil juga sensasinya kurang lebih sama. Waktu 24 jam 7 hari dalam seminggu, seharusnya adalah satu porsi yang sama dari dulu dan sekarang. Tapi tentu, bagaimana menjalani satu hari saat kita kecil rasanya panjaaang banget dari pagi sampai malam beda banget pas kuliah tiba-tiba jangankan sehari, bahkan waktu satu bulan bisa berjalan begitu cepatnya. Dari sini aku meyakini kalau sebenarnya persepsi kita terhadap waktu itu bukan sama sekali soal setua apa usia kita. Tapi cenderung lebih kepada seberapa unik dan menarik cerita-cerita yang kita lalui dalam hari-hari yang berjalan.
Kalau pas kecil mungkin dalam satu hari itu setiap menit ke menit kita berkenalan dan mencari tahu sesuatu yang baru, maka serentetan memori baru dalam jumlah yang banyak itu yang membangun persepsi dimensi waktu yang berjalan relatif lebih lambat. Semakin gede kita makin terbiasa dengan hal-hal dasar yang menjadi rutinitas dan pada akhirnya tanpa terasa waktu mengalir begitu saja dan berlalu tanpa disadari.
Dimensi waktu yang berjalan cepat ini sangat terasa khususnya dua tahun terakhir yang aku habiskan di kampus setelah menyelesaikan dunia perkuliahan. Setiap hari yang diisi dengan pekerjaan yang ga ada habisnya dan ternyata akhirnya membuat aku melewatkan perputaran waktu yang begitu cepatnya. Sampai-sampai beneran ga sadar kalau kelulusan itu udah setahun berlalu.
Dari sini aku belajar bahwa ternyata ada cara untuk menghentikan waktu, atau setidaknya memperlambat perputara waktu berjalan: menjalani waktu itu sendiri. Syaratnya adalah dengan menikmati waktu itu dengan sesuatu yang baru dan di luar kebiasaan. Terkadang merombak kebiasaan lama dan memberanikan diri untuk memulai sesuatu yang baru di luar zona nyaman justru adalah cara terbaik dalam menikmati hidup yang sangat singkat.
Jadi, kalau mulai merasa gampang capek, kesel dan emosi ke segala sesuatu, atau bahkan terang-terangan merasa bosan sama hidup, makaaaa jalan keluarnya adalah mencari kebahagiaan dengan dimensi yang baru! Bisa jadi dengan mengambil hobi baru, melakukan aktivitas yang baru, bahkan sesederhana melihat sesuatu dengan perspektif baru yang mungkin yang tidak biasa bagi kita. Jangan sampai di hari kita terbersit “bosan kok hidup gini-gini aja.” Kalau udah mulai ngerasain kaya gini, coba deh mulai dengan hal simpel kaya rapi-rapi kamar dan menggeser letak-letak lemari dan tempat tidur ke tempat yang berbeda. Suasana baru untuk merangsang pikiran terbuka dengan sesuatu yang baruuu~
Ibarat menjalani hubungan sama pacar, jangan sampai treatmentnya bikin boring si doi dan akhirnya pelan-pelan rasanya makin b aja alias hambar. ๐ฌ๐ฌ Jika segala sesuatu yang baik mulai terasa biasa saja, hati-hati! Bisa jadi itu adalah tanda kalau kita sudah lama menjalani sesuatu di bawah zona nyaman dan pikiran bawah sadar mulai meronta untuk menuntut tantangan yang lebih berbeda.
Reminder: serumit apapun hidup, pada akhirnya sudut pandang kita yang menentukan. Seberapa berharga nilai dari waktu yang kita miliki adalah bergantung pada seberapa berharga momentum yang kita torehkan di dalamnya. Kalau tidak ada upaya untuk mau melakukan perubahan, pada akhirnya “waktu adalah uang” seperti quote di awal hanyalah sebatas semboyan belaka.
Kurang lebih itu adalah sekelumit pemikiran sempat terpintas beberapa hari terakhir ini pemirsa.๐๐
Dan semoga besok dan lusa hingga di ujung hari, pelajaran soal memaknai waktu ini menjadi modal penting buat benar-benar berfokus menciptakan momen-momen bermakna dalam menjalani hidup. Berbahagia dengan orang yang kita sayangi, dan ciptakan kenangan terbaik untuk mengabadikan waktu. Cheers!☺️
October 13, 2019
Cobain MRT Jakarta
By Farid Ali SyahbanaSunday, October 13, 2019daily post, Jalan-jalan, one week one trip, Petualangan PekerjaNo comments
Selamat berakhir pekaan gaes๐๐
Tiap ngomongin akhir pekan pasti selalu semangat nih. Biasanya kalau aku pribadi dulu tiap mau weekend, pasti udah nyiapin wishlist mau kemana, ajakin teman-teman main atau paling engga satu dua orang sahabat dekat buat diajak main keluar. Tagline andalannya #oneweekonetrip. Pokoknya beneran tiap satu minggu harus bikin trip ke mana biar ga stres.
Nah sekarang semenjak udah pindahan ke Jakarta, rasanya masih baru banget jadi buat jelajah sekitaran penginapan aja butuh waktu dan ya jadilah anggap aja petualangan trip baru.
Kali ini aku mau share soal pengalaman trip baru lagi nih. Kalau sebelumnya udah ceritain gimana sensasi naik bus Trans Jakarta, kali ini aku mau ceritain pengalaman gimana rasanya naik MRT Jakarta!
Denger kata MRT tentunya kalau sekarang udah ga asing lagi dong, identik dengan kota Jakarta. Akhirnya moda transportasi yang dari jaman dulu kala cuman di awang-awang doang dan cuman ada di luar-luar negeri sana, sekarang akhirnya sudah bisa kita nikmati juga di negara sendiri.
MRT atau Mass Rapid Transportation (Indonesia: Moda Transportasi Raya) ini adalah sarana transportasi umum dalam bentuk kereta cepat yang jalurnya dibangun di bawah tanah untuk mengangkut penumpang dalam jumlah banyak dan sesuai dengan jalur-jalurnya. Kurang lebih sebenarnya peran dan fungsinya sama seperti Trans Jakarta. Bedanya, ya karena MRT menggunakan kereta cepat sebagai alat transportasinya, maka semuanya jauh lebih modern termasuk juga stasiun-stasiun MRT yang dibangun di bawah tanah. Desainnya keren dan super modern futuristik.
Suasana stasiun MRT bawah tanah di Istora Mandiri di Senayan |
Jalur jalan kereta MRT di Jakarta saat ini sebenarnya masih relatif sederhana, karena memang yang sudah bisa digunakan saat ini adalah jalur pembangunan fase pertama. Fase pertama ini terbentang dari Bundaran HI sampai dengan titik terujung Stasiun Lebak Bulus. Rute ini melintasi stasiun Dukuh atas, Setiabudi, Bendungan Hilir (Benhil), Istora (GBK), Senayan, Sisingamangaraja, Blok M, Blok A, Haji Nawi, Cipete Raya, Fatmawati dan terakhir di Lebak Bulus. Dari informasi akun resmi MRT Jakarta, saat ini rute pembangunan fase kedua sedang berjalan meliputi stasiun Sarinah, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Godok dan stasiun Kota. Semoga pembangunan tahap kedua ini bisa juga berjalan lancar dan segera ikut bisa digunakan warga Jakarta dan juga dirasakan masyarakat Indonesia pada umumnya
Rute perjalanan MRT dan Stasiunnya (Sumber: https://www.jakartamrt.co.id/peta-jalur-mrt/) |
Nah, pertama-tama untuk masuk ke stasiun bawah tanah di sekitaran jalan protokol Sudirman - MH Thamrin, karena semua stasiunnya bawah tanah maka kita turun terlebih dahulu melalui tangga-tangga masuk yang ada di sisi kanan dan kiri jalan. Kurang lebih suasananya seperti ini.
Tangga turun menuju stasiun MRT |
Nah setelah masuk ke area stasiun, maka kita wajib punya dan bawa yang namanya kartu pembayaran elektronik. Kurang lebih sama lah ya dengan yang digunakan untuk naik busway. Bank-bank besar seperti BCA, Mandiri, BRI dan BNI masing-masing punya produk ini. Kalau kemarin pas naik busway saya menggunakan kartu Flazz dari BCA, kali ini saya cobain pake E-money dari Mandiri. Sebenarnya sama aja fungsinya, selama saldonya masih ada ya semuanya bisa gaess๐
Akses MRT dengan menggunakan kartu pembayaran elektronik |
berubah warna jadi hijau yang artinya kartu kita telah berhasil melakukan transaksi dan kita sudah bisa masuk ke ruang tunggu MRT. Pastikan saldo kartunya ada ya gaess.
Sebelum masuk, harus tempelkan dulu kartu emoney ke pintu masuknya |
Oh iya, untuk kartu elektronik yang digunakan, stasiun MRT ini cukup ketat dan mewajibkan satu kartu untuk satu orang. Jadi kartu yang dipakai tidak bisa untuk dua orang yang berbeda. Jika memaksakan, sistem akan otomatis memblokir kartu kita dan tidak bisa digunakan sebelum diatur ulang lagi di counter petugas.
Jangan lupa untuk tetap hati-hati ya gaes. Jalur masuk ini diatur menggunakan sejenis Roller Stick (gatau nama aslinya apa, yang jelas tiga batang yang berputar mirip di toko-toko perbelanjaan). Bagi kita yang cowok-cowok mohon tetap kalem dan hati-hati yaa. Jangan sampai batang stik rollernya beradu dengan batang punya kita. Pasti dijamin punya kita kalah dan adanya ngilu kalau-kalau sampai kejedot roller stik-nya๐๐
Papan penunjuk Stasiun MRT |
Papan penunjuk rute MRT dan jadwal kereta |
Nah tinggal persiapkan diri aja di ruang tunggu dan sesuai dengan pintu yang telah tersedia. Ketika kereta tiba, suara petugas informasi akan menyampaikan info kedatangan kereta MRT dan lengkap dengan keterangan stasiun tujuannya.
Oh ya gaes, ada yang unik dari suara rekaman petugas informasi di MRT ini. Jadi kalau di Busway Trans Jakarta biasanya nada dan intonasinya sangat halus lembut gemulai, tidak dengan suara yang kita dengan di stasiun mapun di dalam kereta MRT. Ibu petugasnya agak galak gaess๐๐ Mungkin supaya penekanannya lebih tegas sehingga pergerakan orang-orang juga jauh lebih cepat mungkin ya. Tapi yang jelas tetap biasa aja yaa gaes biar ga terburu-buru dan akhirnya malah kesandung di pintu kereta.
Pintu-pintu masuk kereta MRT |
Pintu masuk kereta MRT dan rute yang terpampang di atasnya |
Rute jalur kereta MRT dan stasiun yang akan dilalui |
Kira-kira kenampakan stasiun layang seperti di Lebak Bulus seperti ini.
Nah ketika kereta datang, kita tinggal naik deh. Karena mungkin weekend, jadi kereta yang aku naikin ini isinya ga begitu rame jadi suasanya bisa sangat lengang dan sepi. Dinding-dinding kereta sampai gantungan untuk pegangan tangah rame dengan reklame stiker iklan yang semakin mencolok dengan warna-warna nge-jreng.
Karena menggunakan kereta cepat, jadi tidak butuh lama kita sudah bisa sampai di stasiun yang kita tuju. Setelah turun dari kereta MRT, kita tinggal keluar melalui jalur yang telah disediakan dan kembali menempelkan kartu pembayaran elektronik yang digunakan sebelumnya.
Secara garis besar, pengalaman menikmati transportasi MRT ini benar-benar menyenangkan, dan tentunya aman dan nyaman. Jadi ga ada alasan lagi buat ga pakai transportasi umum di Jakarta. Semakin banyak kita bareng-bareng naik transportasi umum, semakin kita mendukung program pengurangan jumlah kendaraan-kendaraan pribadi yang selama ini selalu jadi sumber kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
Itu dia pengalaman aku naik MRT Jakarta! Akhirnya tuntas terbayarkan sudah. Sampai jumpa di cerita petualangan selanjutnyaaa~
Papan penunjuk nama stasiun MRT |
Pintu masuk kereta MRT di stasiun Lebak Bulus |
Suasana stasiun layang MRT Lebak Bulus |
Suasana dalam kereta MRT |
Kenampakan dinding dan gantungan tangan yang rame dengan stiker iklan Gojek |
Karena menggunakan kereta cepat, jadi tidak butuh lama kita sudah bisa sampai di stasiun yang kita tuju. Setelah turun dari kereta MRT, kita tinggal keluar melalui jalur yang telah disediakan dan kembali menempelkan kartu pembayaran elektronik yang digunakan sebelumnya.
Tangga masuk (turun) dan keluar (menggunakan eskalator) stasiun MRT |
Secara garis besar, pengalaman menikmati transportasi MRT ini benar-benar menyenangkan, dan tentunya aman dan nyaman. Jadi ga ada alasan lagi buat ga pakai transportasi umum di Jakarta. Semakin banyak kita bareng-bareng naik transportasi umum, semakin kita mendukung program pengurangan jumlah kendaraan-kendaraan pribadi yang selama ini selalu jadi sumber kemacetan dan polusi udara di Jakarta.
Itu dia pengalaman aku naik MRT Jakarta! Akhirnya tuntas terbayarkan sudah. Sampai jumpa di cerita petualangan selanjutnyaaa~
October 12, 2019
Training Ke Bogor
By Farid Ali SyahbanaSaturday, October 12, 2019daily post, Jalan-jalan, one week one trip, Petualangan PekerjaNo comments
Bisa, Harus Bisa, Pasti Bisa!
Sebuah kata-kata motivasi penutup yang sangat berkesan bagi aku yang hari ini baru aja selesai mengikuti acara softskill training dua hari rangkaian pelatihan outbond RMDP Maybank Indonesia Batch 1.
Dua hari ini bisa dibilang cukup berbeda dari kegiatan rutinitas kami selama mengikuti program training RMDP. Biasanya kami setiap hari, Senin sampai Jumat ada di kelas Maybank Academy Wisma Kodel Lantai 3, Kuningan, Setia Budi. Tiga minggu berjalan, dari jam 08:00 pagi sampai jam 17:00 sore kami mengikuti kelas-kelas materi dasar perbankan sepanjang hari.
Nah pada Jumat kemarin, ada yang sedikit berbeda. Subuh-subuh betul jam 5 pagi kami udah berkumpul di kantor Sentral Senayan III buat berangkat ke Bogor untuk agenda pelatihan soft skill, di luar dari materi-materi hard skill yang selama ini kami terima. Sebenarnya dua hari kemarin, Rabu dan Kamis, juga sudah memberikan pengalaman materi soft skill. Bedanya materi pada dua hari tersebut lebih fokus pada public speaking, keterampilan berbicara di depan umum dan presentasi. Sementara outbond yang akan kami ikuti ini akan lebih fokus seputar kepribadian yang lebih umum. Kurang lebih gambaran umumnya seperti itu.
Berangkat ke Bogor
Foto bareng di Bus saat berangkat menuju Bogor |
Sekitar dua jam perjalanan dari Sentral Senayan, tepat jam 08:00 pagi kami sudah sampai di Wisma Kinasih Bogor, tempat pelatihan dua hari ini dilaksanakan. Wisma Kinasih ini tepatnya ada di Jalan Raya Sukabumi, Caringin, Kabupaten Bogor. Suasanya cukup asri, sejuk dan menenangkan. Ternyata perjalanannya ga begitu lama dari yang kami bayangkan. Dan ternyata tempatnya kalau pernah jalan ke Kaliurang Jogja, lumayan mirip dan ga jauh bedalah seperti villa-villa besar di sana. Bedanya mungkin luas area wisma Kinasih ini yang relatif dua-tiga kali lipatnya. (Luas banget gaess).
Papan nama bagian depan Wisma Kinasih |
Papan nama dan keterangan alamat Wisma Kinasih di gerbang |
Ada sekitar 4-5 meeting centre, mulai dari Balai Sidang Kinasih di bagian depan, ruang Kamboja di depan bagian kiri, kemudian ada aula tengah, dan beberapa aula-aula atau meeting room lainnya yang tersebar di sekitaran gedung-gedung yang berisi kamar penginapan. Kebetulan kami dari Maybank berkegiatan di ruang Bojonadi. Sementara kamar-kamar kami di gedung untuk kamar penginapan paling belakang, sebelum area jejeran cottage-cottage yang juga posisinya ada di bagian paling belakang Wisma Kinasih ini. Bisa dibilang tempat kami strategis karena ada di tengah, dekat dengan resepsionis utama dan mudah diakses, stright forward dari gerbang langsung ke tengah Wisma Kinasih.
Aku sendiri sekamar dengan Jojo, temanku satu-satunya sesama cowok di kategori nasabah funding premier nantinya. Teman-teman premier lainnya sebagian besar memang teman-teman cewe. Sementara yang cowo-cowo sebagian besar untuk peserta RMDP rata-rata memang ditempatkan untuk nasabah komersil/perusahaan program lending. (Funding-lending belajar di mbah google cus gaes)
Aku sendiri sekamar dengan Jojo, temanku satu-satunya sesama cowok di kategori nasabah funding premier nantinya. Teman-teman premier lainnya sebagian besar memang teman-teman cewe. Sementara yang cowo-cowo sebagian besar untuk peserta RMDP rata-rata memang ditempatkan untuk nasabah komersil/perusahaan program lending. (Funding-lending belajar di mbah google cus gaes)
Selain jumlah gedung-gedung penginapan yang cukup banyak, wisma Kinasih ini juga dilengkapi dengan banyak fasilitas rekreasi mulai dari lapangan basket dan saung di wilayah depan, kolam renang di sisi kanan, hingga taman dan jogging track di sisi belakang. Jadi untuk acara segede apapun sepertinya Wisma Kinasih ini masih siap buat nge-handle-nya dengan berbagai alternatif agenda kegiatan.
Gedung Ruang Sidang (Aula) Wisma Kinasih di area paling depan |
Suasana pagi dan gedung kamar-kamar tengah di pekarangan Wisma Kinasih |
Sisi tengah Wisma Kinasih, termasuk Lobi Utama Resepsionis |
Jejeran Gedung Kamar bagian Belakang dan halaman parkir belakang |
Taman dan Jogging track di bagian belakang Wisma Kinasih |
Kolam renang di sisi kanan, area tengah Wisma Kinasih |
Gedung kamar-kamar di area depan sisi kanan |
Setibanya kami di lokasi, kami drop tas pakaian yang kami bawa dan menyempatkan ke Indomaret buat jajan kecil-kecilan. Ternyata kumpul pagi buta udah bikin lapar duluan. Padahal makanan pertama yang bisa kami akses adalah makanan snack buat coffee break yang katanya baru akan tersedia sekitar jam 9/10 pagi. Jadilah roti Pisang Coklat yang lagi promo diskon beli satu gratis satu jadi serbuan kami buat sarapan bareng-bareng. Kami keluar gerbang Wisma Kinasih dan ada dua Indomaret baik di sisi kiri maupun di seberang kanan gerbang. Jadilah kami jalan pagi bareng sekalian buat beli roti yang kami nikmati juga bareng-bareng. Jujur selama 3 minggu mengikuti program RMDP ini, aku pribadi cukup senang dengan teman-teman yang ada di sini. Mereka sangat open, kompak dan senang berbagi. Jadinya apa-apa dibawa santai dan tetap solid satu sama lain, termasuk buat jajan pagi buat ganjelan perut kali ini๐ช๐ป๐.
Training: Mind, Body and Soul
Kira-kira sekitar jam 08:30 rangkaian training dua hari resmi dimulai. Sempat kenal-kenalan, dulu di awal, lalu materi mengalir garis besarnya soal Menaklukkan Diri Sendiri, sebagian besar mengenai keterampilan memahami dan mengendalikan mental dan spiritual. Mind, Body, Soul: 3 elemen yang ada dalam diri kita masing-masing yang seharusnya bisa saling bersinergi satu sama lain untuk mengenal potensi dan mengelolannya seoptimal mungkin.
Bahkan Pak Bebet, pemateri kami yang ternyata jauh-jauh didatangkan dari Jogja ini, beliau menceritakan bagaimana beliau sempat mengidap penyakit kanker kelenjar betah gening STADIUM 4, dan sudah mendapat vonis dari dokter, bisa justru berangsur membaik dan hadir di tengah-tengah kami menyampaikan materi ini. Stadium 4 itu mengerikan loh gaess, dan bahkan beliau aja sebenarnya belum sepenuhnya sembuh total jadi masih ada sisa meskipun udah berangsur membaik jauh lebih baik dari sebelumnya, dari cerita beliau.
Pak Bebet di depan kelas di tengah-tengah kami |
Selain pengalaman mengidap sakit parah berupa kanker tersebut, beliau juga banyak bercerita bagaimana pengalamannya selama melatih beberapa puluh tahun di dunia militer angkatan darat, laut dan udara. Berapa banyak tentara termasuk captain-captain pilot pesawat tempur yang beliau pernah bimbing, beberapa di antaranya bahkan sudah banyak yang gugur karena kecelakaan pesawat yang mungkin beberapa berita pernah kita dengar dari berita-berita. Bahkan berbicara profesionalisme di dunia training, sosok beliau ini tidak diragukan lagi. Salah satu pengalaman beliau bahkan pernah menjadi pembimbing dari Marsekal Hadi Tjahcanto, yang saat ini sudah menjabat sebagai Panglima TNI. Luar biasa sosok Pak Bebet ini, mungkin dari sekian banyak instruktur dan trainer di militer, mungkin beliau adalah salah satu dari segelintir yang berlatar belakang sipil.
Banyak lagi cerita-cerita yang dibagi oleh beliau, termasuk soal pasang surut kehidupan dan titik terendah yang pernah dialami sampai-sampai harus berhutang dan keluar dari pekerjaan sebelumnya. Namun hingga dalam proses perjuangannya itu kemudian beliau bisa bangkit dan masih bisa bertahan bahkan jauh lebih baik dari sebelumnya. Sekali lagi kunci beliau adalah Mind, Body dan Soul. Bagaimana menyatukan dan membangun sinergi dari ketiga elemen tubuh manusia itu yang tiap dari kita juga memilikinya.
Intinya adalah bagaimana kita membangun proses pengenalan terhadap diri sendiri dan mengelola pikiran dan jiwa agar tetap damai dan bahagia. Dengan begitu, kondisi jasmani yang sehat dan bugar juga akan turut tercipta.
Kalau dikaitkan dengan pengalaman pribadi, sebagai salah satu peserta kelas Pak Bebet, sebenarnya banyak hal dari topik-topik pelatihan yang disampaikan beliau ini yang sejalan dengan proses penyembuhan diri yang aku pribadi alami dan lakukan secara langsung dalam beberapa bulan terakhir. Bagaimana aku belajar bahwa awal terbaik dalam menyelesaikan persoalan hidup apapun itu adalah memenuhi kebutuhan kita akan rasa cinta pada diri kita sendiri terlebih dahulu. Karena dengan mengenali diri itulah, kita bisa bangkit dan menyembuhkan diri sendiri dan membangun keyakinan dan kepercayaan diri yang bulat. Pikiran yang sehat akan mendorong tubuh yang sehat dan jiwa yang sehat pula. Rasanya setelah materi ini, rasa masuk angin dan pusing di kepala yang sedikit cenat cenut dari dua hari kemarin bisa benar-benar terbuangkan digantikan dengan energi positif yang berusaha aku serap sebanyak-banyaknya dari paparan Pak Bebet, yang juga ditemani dua asisten pematerinya, Mas Doni dan Mas Kucing (cuma ingat nama panggilannya aja ๐ ๐๐ป๐ฌ)
Pak Bebet dan Hipnosis
Yang jauh lebih keren dan berbeda dari materi Pak Bebet ini adalah keterampilan Pak Bebet dalam hipnosis, sebagai metode beliau dalam membangun motivasi diri mendalam kepada peserta trainingnya, dan sekaligus sebagai salah satu medium dalam menyampaikan transfer energi kepada peserta kelas-kelasnya. Kami jadi dibuat penasaran dengan cuplikan-cuplikan foto dan video yang disampaikan sepanjang materi yang banyak menunjukkan bagaimana aksi hipnosis yang dilakukan bisa membuat manusia jauh lebih kuat atau berani dari apa yang dia pikirkan sebelumnya. Termasuk yang paling berkesan adalah cuplikan melempar telur yang awalnya pecah dan pecah berulang kali, setelah melakukan proses pengembangan energi yang kuat, telur yang dilemparkan itu bisa pantul seperti bola karet bahkan hingga dua-tiga kali di atas tanah. Di luar batas logika banget kan๐๐
Pak Bebet dan Andrea sebagai volunteer merasakan praktik di sela-sela materi |
Yang lebih lucu adalah Si Aldo, peserta RMDP paling gede, aekaligus paling ceplos seangkatan kami berduapuluh (20-22 agak lupa jumlah tepatnya karena ada yang masuknya nyusul juga). Jadi ketika hendak mempraktekkan sugesti dan keyakinan kekuatan jari telunjuk, Aldo sebagai yang paling berbobot berat di kelas jadi objek buat diangkat dengan jari telunjuk yang dirapatkan kemudian diangkat oleh empat orang. Dan mungkin ini karena human error dari salah satu personil volunteernya; si Irham. Wkwkw Irham lagi Irham lagi. Jadi sebelumnya Irham sempat jadi bulan-bulanan di sesi sebelumnya karena ketika voting perwakilan, dan sebagai satu dari tiga perwakilan kelas dia memilih menolak adanya hukuman (padahal hukumannya cuma stiker bulatan ijo kecil di muka๐) sebagai hukuman saat salah menyebut angka di salah satu games. Dan ternyata bener dong dia yang paling pertama salah ๐คฃ๐๐๐๐ Ham.. Ham..
Balik ke Aldo tadi, jadi majulah empat volunteer dari kami: Irham, Justian, Jojo, dan Domi (nanti mungkin suatu hari aku cerita soal mereka semua deh satu per satu member geng di RMDP ini). Nah ketika Si Aldo yang semula duduk di kursi hendak ditandu oleh teman-teman dengan jari telunjuk yang di kepalkan ini, Irham keliru dalam menempatkan jarinya sehingga tidak seimbang dengan posisi teman-teman yang lain sebagaimana seharusnya. Jadilah si Aldo yang badannya gede banget cuma terangkat sepersekian detik ga lebih dari sejengkal dan terperosot๐๐๐ Bayangin ketawanya sekelas apalagi geng cewe-cewe yang biasanya jadi lawan umpan candaan atau hujatan kalau di kelas. Pada ngakak menertawakan kejadian Aldo jatuh tersungkur.
Aldo jatuh di tangan empat volunteer: Irham, Jojo, Justian dan Domi |
Menurut Pak Bebet, ini karena satu dari mereka kurang yakin dan akhirnya tidak bisa maksimal. Termasuk dari Aldo sendiri kepada teman-teman yang mengangkat dia. Setelah percobaan kedua dan mengganti personel termasuk aku ke salah satunya, akhirnya keyakinan yang bulat itu terbukti dan kami bisa mengangkat Aldo setinggi-tingginya dan maju hingga 1-2 meter ke depan hanya dengan model jari telunjukkan kami yang dibentuk seperti gerakan main pistol-pistolan pas kecil. Kekuatan jari telunjuk dari empat orang. Bisa mengangkat Aldo sang Raja Grabfood kelas yang hobi makan Dan beratnya 102 kilo (kalau ga salah inget yang lu bilang ya Do)๐คฃ๐๐๐ yeaaay๐๐ป๐๐ป๐๐ป
Volunteer cewe-cewe yang berhasil mengangkat Pak Bebet hanya dengan jari telunjuk masing-masing |
Pada malam harinya kami diberikan sesi untuk menuliskan mimpi-mimpi yang kita miliki, yang hendak kita capai dalam hidup. Mimpi soal ingin naik haji atau umroh bareng Ibu, punya rumah di Kaliurang Jogja, sampai liburan ke Lombok dan makan es kelapa di Bali menjadi bagian dari beberapa mimpi-mimpi yang tercatatkan di malam kemarin sesi tersebut. Setelah itu, dilanjutkan dengan sesi deep talk dengan peer group yang sudah dibagikan sebelumnya. Ini yang mungkin paling berkesan sepanjang kegiatan training kami kali ini. Kelompok kecil yang juga menunjuk aku sebagai ketuanya ini ternyata bisa sebegitu dalamnya saling percaya satu sama lain dan bahkan menghabiskan waktu tiga jam untuk saling berbagi cerita masalah pribadi masing-masing satu sama lain. Momen seperti ini rasanya mahal sekali, dan sangat berpengaruh pada sudut pandang kami satu sama lain yang lebih dekat lagi dari sebelum-sebelumnya.๐
Outbond Tanpa Outdoor
Di hari kedua, sejujurnya agak kecewa di awal. Karena ternyata semula yang kami ekspektasikan akan main-mainan sesuatu di luar, di taman dengan permainan outdoor ternyata tidak ada sama sekali. So saddd๐ฉ Kayanya paling payah dari program-program training outdoor MDP di Maybank daripada sebelum-sebelumnya wkwk. TAPI. Akhirnya bisa tetap berkesan dan seru. Games-games outbondnya jadinya dilakukan ful di dalam ruangan. Entah ini request dari Kak Mutia sebagai wali kelas kami atau Ibu Wina langsung sebagai “Kepala Sekolah” Maybank Academy yang akhirnya tidak mengarahkan kami berkeringat-keringat ria di luar ruangan. Yang jelas sepertinya bukan Pak Bebet, karena beliau sudah pasti akan bersedia di luar ruangan.
Dokumentasi ketika mempraktekkan sendok garpu melayang dengan satu tumpuan |
Sendok garpu melayang dengan satu tumpuan korek kayu |
Belajar Hipnosis!
Setelah games rangkaian sendok garpu melayang itu selesai, kami masuk ke sesi istirahat dan ternyata setelah itu kami diajari soal hipnosis yang jauh lebih dalam dari sekilas di hari pertama. Dan lebih serunya lagi adalah belajar menghipnotis satu sama lain. Ini lebih ke arah keterampilan berbicara, komunikasi dan keyakinan diri yang kompleks sebenarnya. Ini bermula ketika Kak Yoga (peserta RMDP paling tua di antara kami senagkatan), jadi peserta yang dipilih Pak Bebet buat dihipnotis. Dan Kak Yoga bisa benar-benar lemas tersungkur saat berhasil masuk ke alam bawah sadar. Kak Yoga dibikin lupa nama kita-kita juga, sampe kebingungan sendiri. Tapi masih ingat nama Kak Muti๐๐.
Kak Yoga dihipnotis terbaring lemas |
Kak Yoga menertawakan kami yang katanya terlihat seperti badut |
Lebih lucu lagi ketika melihat kak Yoga diberi instruksi melihat kami semua sebagai badut dan dia ketawa-ketawa sendiri yang bikin kita juga ketawa bareng-bareng. Si Agnes yang ada di depan dia bahkan dikatain mirip Nunung versi Kuntilanak ๐๐๐คฃ๐คฃ Aku yakin Kak Yoga ga bakal ngatain hal gapenting kaya gini kalo sepenuhnya sadar karena dia orangnya paling hemat ngomong sehari-harinya, haha. Aduh kocak deh.
Saat diberikan kesempatan melakukan hipnotis, aku kebetulan bareng dengan Daniel, si peserta RMDP yang paling pendiam tapi paling kocak juga sebenarnya. Tipikalnya aja hemat kata, tapi sengklak juga ternyata๐ pas praktek yang pertama, dia ampe pura-pura tidur barang 5-8 detik dan aku yang emang juga percaya ga percaya masih mukul-mukul dia sampe ternyata dia bangun dan bilang “pasti lu percaya kan..” Dih apaaan Niell *tepok jidat* pas praktek kedua lebih kocak lagi. Karena ternyata kami kebetulan sepasang lagi, dan Domi yang di belakang kami ngeliatin kami. Si Daniel masih dengan trik yang sama: pura-pura tidur doang. Tapi sampe mereka (Si Domi dan partnernya si Irham) di belakang diam-diam merhatiin. Pas Selang dua-tiga detik Daniel bangun ketawa. Si Domi ampe ngata-ngatain, menyesalkan udah muji-muji “wah gila hebat bener Farid” katanya sebelum akhirnya sadar ikutan ketipu๐๐๐คฃ๐คฃ
Rangkaian training kami ditutup setelah dua games lainnya yang kami lakukan dengan tim yang baru. Dimana kelas dibagi dua tim untuk main games buka kartu dan acak kata. Dari dua games itu kelompok kami yang ada Raafi, Sheril, Andrea, Angela, Lidya, Silvi, Aldo termasuk aku juga jadi pemenang di kedua-duanya. Woo mantap gengs๐๐ป๐๐ป๐๐ป
Akhirnya kami bernyanyi dan berangkulan bersama sebelum kemudian berfoto bersama. Kami juga menutup acara hari ini dengan mendoakan kesembuhan total pak Bebet dari penyakit kanker beliau yang masih ada meskipun sudah jauh mengecil dari sebelumnya.
Terima kasih Pak Bebet dan tim yang telah melatih kami dua hari ini, termasuk juga Kak Muti yang selalu setia mendampingi kami.
Foto bersama di akhir rangkaian training bersama Pak Bebet (tengah), Mas Doni (paling kanan) dan mas Kucing (paling kiri) |
Foto bareng Pak Bebet |
October 11, 2019
Puisi: Menanti Jumpa dengan Senja
Sang Senja,
Selamat berjumpa lagi
Rasanya rindu sekali
Sudah lama kita tak saling menyapa
Banyak cerita yang hendaknya kita bagi dalam duduk bersama
Aku rindu
Berjalan menyusuri keramaian sore
Di mana kau hadir di tengah-tengah ku berpaut berdua
Atau di lain hari kita tertawa
Sembari melepas penat keringat sore di teras Grha yang megah
Bahkan di saat hening tercipta di tengah keramaian
Saat kita duduk berdua di sudut semesta
Menikmati jingga di bibir Samudra
Wahai Senja,
Tahukah bahwa lama sudah ku ingin jumpa
Hendak menyela waktu dan menikmati intim berdua
Dalam bisik kecil hati bertali
Menari-nari sembari mendekapkan dua jiwa dari hati ke hati
Melantunkan bait-bait kecil membangun janji
Melanggengkan jalan cinta yang abadi
Senja yang bijaksana,
Betapa rindu kuingin bertemu
Kembali jumpa dan saling mengadu