September 04, 2019

Galeri Dimas Diajeng Kota Jogja 2019




Lima tahun menempuh pendidikan dan menikmati hari-hari di kota istimewa Jogjakarta ternyata tidak terasa. Berlalunya hari-hari itu lambat laun mempertemukan saya dari satu kesempatan ke kesempatan lainnya bertemu dengan orang-orang baru dan pengalaman serta pelajaran hidup yang berkesan. Dari banyak kegiatan seperti kuliah, organisasi, konferensi, seminar, kepanitiaan sampai sesepele bertemu di jalan saat main menikmati liburan singkat, serangkaian petualangan itu membangun jejaring dengan anak-anak muda di lingkup Jogja.

Di tahun ke-lima di kota Jogja, salah satu sahabat dekat dari kepanitiaan event mengajak buat ikut bergabung dengan sebuah komunitas untuk anak-anak muda Jogja mengembangkan potensi dan passion-nya dalam aktivitas kepemudaan, pariwisata dan kebudayaan: Paguyuban Dimas Diajeng Kota Jogja. Dan ternyata memang sebagian besar teman-teman yang bergabung di dalamnya pernah kujumpai dalam acara-acara yang digelar di kota Jogja baik menjadi pendamping tamu, panitia sampai yang menjadi pembicara. Kupikir ini sebuah kesempatan berharga kalau bisa diterima dan menjadi bagian dari mereka. Perjalanan pun dimulai.



Tahapan Seleksi 
Dengan semboyan 'Muda, Dinamis, dan Berbudaya', kepribadian sebagai Dimas Kota Jogja ternyata memiliki ekspektasi dan standarnya sendiri dan oleh karena itu ternyata untuk menjadi bagian dari mereka ada prosedur seleksi yang cukup ketat yang harus dilalui. Saat itu tahapan pertama yang kami lalui adalah administrasi dan deep interview yang isinya seputar profil latar belakang, aktivitas saat ini, dan alasan mengikuti seleksi Dimas Diajeng tersebut. Tidak sampai di situ, tahapan-tahapan selanjutnya yang juga harus dilalui adalah psikotes yang terdiri dari bermacam-macam tes tentang logika, hitungan, menggambar yang kesemuanya untuk mengetahui kepribadian. Di hari yang berbeda kemudian dilakukan wawancara dengan beberapa pos berbeda dengan topiknya masing-masing; pariwisata, kebudayaan, public speaking, dan bahasa asing. Dalam proses itu sebenarnya cukup menyenangkan karena kami bisa berkenalan dengan sesama peserta satu sama lain, dan juga mendengarkan sesi sharing dari angkatan sebelumnya yang juga pernah melalui tahapan yang sama dua tahun lalu.

Setelah semua tahapan seleksi dilewati, maka akhirnya secara resmi kami dinyatakan sebagai Finalis Dimas-Diajeng Kota Jogja 2019 yang akan mengikuti rangkaian kegiatan karantina dan malam puncak pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja 2019.

Setelah penyematan selempang secara resmi sebagai Finalis Dimas-Diajeng, kami langsung memulai kegiatan pertama yaitu latihan drama berkelompok dan casting singkat untuk persiapan pertunjukan pementasan drama musikal. Tidak lupa setelah casting singkat tersebut, kamipun melalui prosesi penentuan pasangan Dimas-Diajeng yang akan menjadi pasangan kami selama proses pemilihan Dimas-Diajeng berlangsung.

Dokumentasi saat mengenakan selempang dengan pasangan diajeng, Diajeng Nina 



City Tour Mengenal Lebih Dekat Sejarah, Kebudayaan, dan Keistimewaan Jogjakarta 


City Tour Finalis Dimas Diajeng Kota Jogja di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat 

Setelah mengikuti seremonial penyematan selempang Finalis Dimas Diajeng Kota Jogja 2019, kami menjalani satu bulan proses pengembangan diri menuju karantina. Beberapa kegiatan yang kami lakukan adalah kegiatan kunjungan city tour ke Kraton Kesultanan Ngayogyakarta, dan juga Pura Pakualaman.

Selain itu, kami juga berkesempatan mendapatkan museum tour di Gedung Agung, satu dari empat Istana Kepresidenan yang dimiliki negara, gedung megah di titik Nol Kilometer Jalan Malioboro.

Foto bersama city tour di Istana Kepresidenan Gedung Agung


Pementasan Drama Musikal
Dalam satu bulan proses kami menuju karantina, salah satu kegiatan yang menjadi wadah kami saling mengenal dan membangun kebersamaan adalah dalam mempersiapkan pementasan Drama Musikal yang diberi judul Dongeng Cinta Sekartaji. Dengan besutan naskah dan sutradara oleh Mas Shodiq Sudarti, koreografi oleh Mba Kinanti Sekar, dan komposer musik oleh mas Guntur Puspito.

Latihan Rutin Persiapan Penampilan Drama Musikal

Latihan untuk mempersiapkan penampilan ini kami lakukan hampir setiap malam sebulan sebelum karantina.


Dokumentasi pertunjukan Drama Musikal Dongeng Cinta Sekartaji 

Serangkaian kegiatan menuju karantina ini telah banyak menambah pengetahuan tentang sejarah kebudayaan Jogja dan berkesempatan untuk mendalami dan mempraktikannya secara langsung.


Karantina








Sebelum penyelenggaraan malam puncak pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja digelar, kami diberikan karantina selama empat hari yang bertempat di Hotel Neo+ Yogyakarta.

Berbagai materi pelatihan diberikan mulai dari sejarah dan kebudayaan, kepariwisataan, leadershippersonal branding, public speaking, team work and event organizing, dan tentunya yang tidak boleh ketinggalan materi tentang bahasa dan budaya Kraton Jogja.

Semua pelatihan yang diberikan untuk mematangkan kepribadian kami para finalis untuk siap mengemban amanah sebagai duta wisata mewakili Kota Jogja dalam masa bakti dua tahun ke depan.

Malam Puncak Pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja 2019 




Malam puncak ini merupakan momentum yang paling ditunggu, dan jika dilihat dari persiapannya baik dari para pemateri, panitia hingga kami peserta tidak main-main.

Malam puncak pemilihan Dimas Diajeng yang kami tunggu-tunggu pun meninggalkan kesan yang sangat mendalam. Di tengah keriweuhan persiapan penampilan tari-tarian dan pidato advokasi yang akan kami sampaikan, di belakang panggung tiba-tiba suasana menjadi haru biru mengenang prosesi latihan dan serangkaian kegiatan yang tidak terasa telah kami lalui bersama.

Sangat bersyukur karena semua yang kami persiapkan dapat berjalan lancar. Malam-malam kami berlatih penampilan tarian, pidato advokasi dan berbagai kegiatan diskusi yang dilalui bisa terbayarkan dengan malam puncak yang berjalan dengan maksimal. Hingga akhirnya terpilih Dimas Ryan dan Diajeng Mala yang menjadi Dimas dan Diajeng Kota Jogja terpilih tahun 2019. Tentunya rangkaian kegiatan ini tidak dapat terlaksana tanpa kreativitas dan kerja keras yang luar biasa dari para pendahulu kami, senior-senior kami di Paguyuban Dimas Diajeng Jogja yang telah mendedikasikan semuanya secara maksimal hingga malam puncak tersebut dapat terselenggara dengan baik dan maksimal.


Representasi Anak Muda Jogja

Malam puncak pemilihan Dimas Diajeng Kota Jogja 2019 pada hari Minggu, 28 April 2019 tersebut bukanlah menjadi akhir dari proses kami sebagai Dimas Diajeng Kota Jogja. Setelah prosesi tersebut, perjalanan kami 30 finalis Dimas dan Diajeng menjadi duta wisata kota Jogja baru saja dimulai dan dengan masa bakti dua tahun. Cukup berbeda dengan kebanyakan duta wisata daerah lainnya yang diselenggarakan setiap tahun.

Secara pribadi, mengemban status sebagai  Dimas Kota Jogja bukanlah hal yang mudah. Ada tuntutan dan harapan-harapan yang digantungkan kepada kami untuk dapat berkontribusi dalam agenda pembangunan kota Jogja khususnya dalam sektor pariwisata dan kebudayaan. Untuk memenuhi berbagai ekspektasi itu tentu tidak mudah, tapi justru menjadi motivasi untuk mau mengembangkan diri sekaligus mendedikasikan diri dalam hal yang positif. Selain mengikuti berbagai ajang pariwisata dan kebudayaan, kami juga terus dibekali pelatihan untuk peningkatan kapasitas untuk dapat menjadi lebih baik lagi.

Dimas Diajeng Jogja adalah rumah kami untuk mengembangkan potensi diri, tempat di mana kami saling menerima perbedaan, mendukung satu sama lain dan mendedikasikan diri sesuai dengan kemampuan dan bidang masing-masing untuk bersama-sama mendukung pengembangan pariwisata kota Jogja.

Galeri selengkapnya kegiatan kami dapat diakses di Paguyuban Dimas Diajeng Jogja 


0 comments:

Post a Comment